Strategi Cerdas Mengatasi Malnutrisi pada Anak yang Berjuang Melawan Kanker

Strategi Cerdas Mengatasi Malnutrisi pada Anak yang Berjuang Melawan Kanker
Ilustrasi. (foto: Pinterest/Mothering).

Kapanlagi.com - Malnutrisi menjadi masalah serius ketika seseorang tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup atau jenis nutrisi yang tepat, atau mengalami kesulitan dalam penyerapan makanan. Pada pengidap kanker, salah satu bentuk malnutrisi yang sering terjadi adalah kurang gizi. Ini terjadi ketika tubuh menerima energi atau nutrisi penting lebih sedikit daripada yang dibutuhkan, sehingga memaksa tubuh untuk memecah lemak dan otot. Akibatnya, penurunan berat badan yang tidak diinginkan pun menjadi hal yang umum.

Anak-anak yang berjuang melawan kanker memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan gizi dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Jika Si Kecil mengalami kondisi ini, dampaknya bisa sangat luas—mulai dari menurunnya efektivitas pengobatan, melemahnya daya tahan tubuh, hingga memperlambat proses pemulihan dan menurunkan kualitas hidup. Malnutrisi juga dapat berkontribusi pada lamanya waktu yang dihabiskan di rumah sakit dan meningkatkan risiko infeksi. Yang lebih mengkhawatirkan, kondisi ini berpotensi memperpendek rentang usia mereka.

Oleh karena itu, anak-anak yang mengidap kanker memerlukan perhatian ekstra dalam hal asupan nutrisi. Meskipun ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan penurunan berat badan selama pengobatan, orang tua harus mengambil langkah proaktif untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi anak terpenuhi. Mari kita simak beberapa penyebab malnutrisi dan tips untuk mengatasi masalah ini pada anak penderita kanker, agar mereka dapat menjalani pengobatan dengan lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup mereka!

1. Penyebab Malnutrisi pada Anak Penderita Kanker

Ilustrasi. (foto: Pinterest/Catraca Livre).

Malnutrisi pada Si Kecil bisa terjadi ketika mereka tidak mendapatkan asupan gizi yang tepat, baik karena pilihan makanan yang kurang tepat maupun karena tubuh tidak mampu mencerna atau menyerap makanan dengan baik. Bagi anak-anak yang sedang berjuang melawan kanker, aktivitas makan bisa menjadi tantangan tersendiri. Jenis kanker yang dialami serta lokasi yang terkena sangat berpengaruh terhadap kemampuan mereka untuk menelan atau mencerna makanan dengan baik.

Lebih lanjut, pengobatan kanker seperti pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi juga meningkatkan kebutuhan energi dan protein tubuh. Sayangnya, efek samping dari pengobatan tersebut—seperti mual, muntah, dan diare—sering kali membuat anak-anak kesulitan untuk makan. Akibatnya, makanan yang mereka konsumsi mungkin tidak diserap dengan optimal, yang dapat memperburuk kondisi gizi mereka.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Faktor Psikologis yang Memengaruhi Nafsu Makan Anak

Ilustrasi. (foto: Pinterest).

Kecemasan dan depresi yang sering melanda anak-anak setelah diagnosis kanker dapat berdampak serius pada asupan nutrisi mereka. Ketika si kecil merasakan stres atau cemas, nafsu makan mereka bisa menurun drastis, yang tentunya berisiko bagi kesehatan tubuh mereka. Ini adalah tantangan yang tidak bisa dianggap remeh, karena nutrisi yang baik sangat penting dalam mendukung proses penyembuhan.

Namun, ada harapan! Ibu bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup. Dengan perhatian dan kreativitas dalam menyajikan makanan, ibu dapat membantu menjaga berat badan anak tetap optimal. Ingat, menjaga pola makan yang sehat sebelum, selama, dan setelah pengobatan kanker adalah kunci untuk mendukung kesehatan dan kebugaran mereka.

3. Mengatasi Perubahan Selera Makan pada Anak Penderita Kanker

Ilustrasi. (foto: Pinterest).

Kanker dan pengobatannya sering kali mengubah selera dan kebiasaan makan anak-anak, yang bisa berujung pada penurunan berat badan dan tubuh yang lemah. Dalam perjalanan perawatan kanker, memastikan anak mendapatkan asupan makanan yang baik menjadi sangat krusial untuk mendukung kesehatan dan energi mereka.

Jika si kecil mengalami kesulitan dalam hal makan atau kehilangan nafsu makan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dan tim medis. Efek samping dari pengobatan, seperti nyeri, mual, dan konstipasi, bisa menjadi penyebab utama hilangnya selera makan. Dengan dukungan yang tepat, kita bisa membantu anak melewati masa sulit ini dan mengembalikan semangat makannya.

4. Tips Membantu Mengembalikan Nafsu Makan Anak

Ilustrasi. (foto: Pinterest/National Today).

Ketika si kecil enggan menyentuh makanan saat waktu makan tiba, jangan panik! Ibu bisa dengan cerdas menyajikan camilan bergizi yang bisa dinikmati saat lapar melanda. Cobalah hidangan menarik seperti telur matang, selai kacang yang creamy, keju yang lezat, atau bahkan puding manis. Dengan pilihan camilan seperti kacang-kacangan atau es krim, anak-anak akan lebih tertarik untuk mengisi perut mereka.

Agar waktu makan menjadi momen yang ditunggu-tunggu, ciptakan suasana yang menyenangkan! Berikan pujian saat anak mau makan, tata meja dengan hidangan favoritnya, dan putar musik ceria. Jangan ragu untuk menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi lebih sering, sehingga si kecil tidak merasa terbebani. Libatkan mereka dalam proses berbelanja dan menyiapkan makanan, dan jika mereka sangat menyukai menu tertentu, biarkan mereka menikmatinya lagi di waktu makan selanjutnya. Ingat, hindari berdebat atau memarahi saat mereka tidak ingin makan; dukungan dan pengertian dari orang tua sangat penting di masa-masa sulit ini.

5. Apa saja makanan yang bisa diberikan kepada anak yang sulit makan?

Telur yang dimasak hingga matang, selai kacang, keju, es krim, puding, atau kacang-kacangan bisa menjadi pilihan camilan bergizi.

6. Kapan harus konsultasi dengan dokter jika anak mengalami penurunan nafsu makan?

Segera konsultasi dengan dokter jika anak mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan atau jika kondisi kesehatan anak semakin memburuk.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/abh)

Rekomendasi
Trending