Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Apakah Anda sering merasa terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda? Mungkin Anda tidak asing lagi dengan istilah procrastination, di mana Anda lebih memilih untuk mengabaikan pekerjaan rumah, menunda mandi, atau bahkan menghindari berbagai tugas lainnya.
Tenang, Anda tidak sendirian! Menurut Calm Sage, sekitar 20% orang dewasa mengalami procrastination, dan sayangnya, kebiasaan ini bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan produktivitas kita. Tapi, apa sebenarnya procrastination itu? Procrastination adalah kebiasaan menunda-nunda tugas hingga menit-menit terakhir.
Meskipun mungkin terdengar sepele, kebiasaan ini bisa membawa konsekuensi yang cukup serius, seperti peningkatan risiko depresi, kecemasan, stres yang lebih tinggi, serta penurunan harga diri. Menariknya, ada enam tipe procrastination yang berbeda, masing-masing dengan penyebab dan strategi penanganan yang unik.
Apakah Anda penasaran dengan tipe procrastination yang mungkin Anda miliki? Berikut adalah penjelasan lengkapnya, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Selasa (11/2/2025).
Advertisement
Perfeksionisme dapat menyebabkan penundaan dan kesulitan dalam memulai atau menyelesaikan tugas karena fokus pada detail kecil dan ketakutan akan ketidaksempurnaan.
Untuk mengatasi ini, penting untuk menetapkan tujuan yang jelas, menerapkan prinsip 80/20 untuk memprioritaskan hal-hal penting, dan menerima bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari proses belajar.
Bersikaplah lembut pada diri sendiri, sederhanakan pendekatan, dan fokus pada langkah konkret untuk mencapai tujuan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Jika Anda merasa lebih tertarik pada perencanaan daripada pelaksanaan, itu bisa menjadi tanda bahwa Anda terjebak dalam kebiasaan yang menghambat pencapaian tujuan.
Meskipun pemimpi sering memiliki kreativitas tinggi, pemikiran yang berlebihan dapat menghalangi tindakan nyata.
Sebuah studi menunjukkan bahwa perencanaan berlebihan tanpa eksekusi dapat mengurangi penyelesaian tugas hingga 40% di kalangan profesional kreatif.
Untuk mengatasi hal ini, terapkan teknik penetapan tujuan SMART, lakukan refleksi rutin, dan alokasikan waktu untuk merencanakan serta segera bertindak.
Advertisement
Worriers procrastination adalah penundaan yang disebabkan oleh ketakutan menghadapi tugas dan khawatir akan penilaian orang lain, terutama saat melakukan kesalahan.
Tipe penunda ini menghambat produktivitas dan dapat menyebabkan masalah kesehatan mental.
Survei APA 2020 menunjukkan 45% orang dewasa dengan penundaan kronis mengalami peningkatan stres akibat ketakutan akan kegagalan.
Untuk mengatasi pola ini, penting mencari bantuan profesional, berlatih mindfulness, fokus pada langkah kecil untuk membangun kepercayaan diri, dan mengubah ketakutan menjadi kesempatan untuk tumbuh.
Crisis-maker adalah individu yang suka menunda pekerjaan hingga detik terakhir untuk memenuhi tenggat waktu, yang sering kali mengalihkan fokus dari detail penting dan berpotensi menyebabkan masalah saat presentasi atau rapat.
Kebiasaan procrastination ini mengganggu karier dan merusak kesehatan mental, menyebabkan stres, depresi, dan kecemasan.
Meski mereka menganggap tenggat waktu sebagai tantangan yang menyenangkan dan percaya dapat bekerja lebih baik di bawah tekanan, penelitian menunjukkan bahwa 84% dari mereka mengalami kelelahan yang berdampak negatif pada produktivitas.
Untuk mengatasi kebiasaan ini, disarankan untuk membagi proyek menjadi bagian kecil dengan tenggat lebih awal, bekerja dalam interval pendek dengan jeda, dan fokus pada kemajuan yang stabil untuk hasil yang lebih baik.
Defier adalah individu yang tampak kooperatif dan baik hati, tetapi mengharapkan imbalan atas kebaikan mereka.
Mereka cenderung menunda banyak hal secara tidak langsung dan sering kali kurang motivasi, yang dapat menyebabkan pesimisme.
Penelitian 2021 menunjukkan bahwa penundaan akibat penolakan dapat memperburuk konflik dalam hubungan, terutama dalam tugas kelompok.
Gejala Defier Procrastination meliputi penolakan terhadap otoritas dan penundaan untuk menunjukkan kemandirian.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memahami motivasi pribadi, menjadikan tugas sebagai tantangan, dan bekerja sama dengan orang lain untuk mendapatkan dukungan dan motivasi.
Banyak rekan kerja tampak sibuk namun tidak mencapai tujuan karena terjebak dalam rutinitas dan detail kecil yang tidak penting.
Mereka kesulitan memprioritaskan tugas krusial, yang mengakibatkan pemborosan waktu dan frustrasi.
Studi Forbes Insights (2022) menunjukkan lebih dari 70% profesional dalam situasi ini mengalami kelebihan beban kerja, kelelahan mental, dan penurunan produktivitas.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi mereka untuk menetapkan prioritas, fokus pada satu tugas sekaligus, dan berani mengatakan "tidak" pada komitmen yang tidak perlu, demi kebahagiaan dan efisiensi kerja.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rao)
Advertisement
5 Potret Cut Syifa Ikut Kejuaraan Berkuda, Auranya Tampak Berkharisma
Potret Anisa Rahma Bukber di Masjid Nabawi Sambil Gendong Si Kecil, Netizen Kompak Bersholawat
4 Gaya Pemotretan Terbaru Tiara Andini Tampil Fresh dengan Riasan Mata Biru yang Memikat
Adhisty Zara Bagikan Momen Umrah di Awal Ramadan: Insya Allah Will be Back Soon
4 Potret Putri Zulhas Ziarah ke Makam Ayah Zumi Zola, Ikut Berdoa hingga Tabur Bunga