Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Mungkin, kalian pernah mendengar tentang penyakit yang dinamakan rabies atau juga sering disebut sebagai penyakit anjing gila. Dinamakan demikian karena di Asia Tenggara, hewan yang paling mungkin menularkan rabies, yaitu anjing liar. Padahal sesungguhnya, gejala penyakit rabies juga bisa muncul pada manusia setelah terinfeksi virus ini.
Hal itu bisa terjadi karena virus ini memang menginfeksi sistem saraf mamalia termasuk manusia. Setelah kemunculan gejala penyakit rabies, hampir selalu berlanjut pada kematian. Hal ini berlaku bagi siapa saja yang memiliki risiko tertular penyakit ini. Oleh sebab itu, diperlukan vaksin rabies sebagai bentuk pencegahan.
Penyakit rabies perlu diwaspadai karena sangat mematikan, juga bersifat zoonotik yang artinya, penularan bisa terjadi dari hewan ke manusia. Proses penularan biasa terjadi akibat partikel virus dari air liur hewan yang terinfeksi masuk ke tubuh manusia, biasanya terjadi melalui gigitan.
Advertisement
Apabila merasakan gejala penyakit rabies, kalian perlu mengingat, apakah ada tubuh kalian yang baru digigit oleh anjing, kucing, rakun, kera, atau kelelawar. Meski banyak hewan yang berpotensi menularkan virus rabies, lebih dari 99 persen kematian dipicu oleh gigitan anjing yang terinfeksi. Untuk meningkatkan kewaspadaan, kalian perlu menyimak informasi mengenai gejala penyakit rabies, penyebab, dan cara mengatasinya berikut ini.
Gejala penyakit rabies (Credit: Freepik)
Gejala penyakit rabies pada awalnya mungkin tampak mirip dengan flu, tapi berlangsung hingga berhari-hari. Setelah itu, biasanya akan muncul gejala lain yang lebih serius. Pada banyak kasus, gejala itu muncul secara bertahap pada empat sampai dua belas minggu setelah terinfeksi.
Inkubasi virus (waktu masuknya virus sampai menginfeksi) pun bervariasi pada setiap orang. Tergantung kedalaman gigitan, letak lokasi dari otak, jenis virus, dan kekebalan tubuh masing-masing orang. Walaupun begitu, kalian harus tetap mewaspadai gejala penyakit rabies berikut ini.
1. Lemas
2. Demam
3. Sakit kepala
4. Sakit pada bekas gigitan
Gejala di atas bisa berlangsung hingga beberapa hari. Saat itu, virus menuju otak melalui saraf terdekat dan menimbulkan gejala lanjutan seperti berikut ini.
5. Mual
6. Muntah
7. Agitasi
8. Kegelisahan
9. Kebingungan
10. Agresif dan mudah marah
11. Kejang
12. Hiperaktif
13. Takut air (hipofobia)
14. Kesulitan menelan
15. Air liur berlebihan
16. Sulit bicara
17. Ketakutan yang disebabkan oleh upaya untuk minum cairan karena kesulitan menelan air
18. Halusinasi
19. Insomnia
20. Kelumpuhan sebagian
21. Sensitif
Gejala di atas bisa dianggap sebagai tanda penyakit telah memasuki periode akut. Jika hal itu telah berlanjut, biasanya berlangsung dari dua sampai sepuluh hari.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Penyebab rabies (Credit: Freepik)
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, gejala penyakit rabies muncul setelah terjadi infeksi virus yang mungkin didapat dari gigitan hewan. Selain gigitan, cakaran kuku hewan yang terinfeksi juga berbahaya karena hewan juga memiliki kebiasaan menjilati kukunya sendiri.
Selain itu, rabies juga bisa menular melalui luka terbuka di kulit atau selaput lendir (mata dan mulut) yang terpapar air liur hewan terinfeksi.
Tak hanya anjing liar seperti kasus kebanyakan di Asia Tenggara, ada juga hewan lain yang berpotensi membawa virus dan menginfeksi manusia.
1. Hewan ternak dan peliharaan seperti sapi, kambing, kuda, dan kucing.
2. Hewan liar seperti kelelawar, rubah, monyet, rakun, dan berang-berang.
Ketika hewan-hewan di atas terinfeksi dan kalian melakukan kontak dengan mereka, berarti kalian berpotensi terinfeksi juga. Virus rabies dari air liur hewan itu masuk ke pembuluh darah dan menyebar di dalam tubuh.
Saat berhasil mencapai otak, virus akan berkembang biak dengan cepat dan menimbulkan peradangan parah. Saat itulah kalian akan merasakan gejala penyakit rabies yang menyiksa. Kondisi otak dan saraf tulang belakang yang mengalami peradangan parah inilah yang berpotensi menyebabkan kematian.
Selain kontak dengan hewan peliharaan yang terinfeksi, terdapat faktor lain yang bisa meningkatkan peluang kalian terinfeksi rabies. Simak beberapa faktor berikut ini agar kalian bisa lebih berhati-hati.
1. Melakukan aktivitas di alam liar seperti berkemah, mendaki gunung, atau menjelajah hutan. Aktivitas tersebut memberi peluang bagi kalian untuk kontak dengan hewan liar yang tak terjamin kesehatannya.
2. Berpergian ke wilayah endemis rabies atau tempat yang memiliki sanitasi buruk, terdapat banyak hewan liar, serta jauh dari tempat vaksin.
Advertisement
Cara mencegah dan mengatasi rabies (Credit: Freepik)
Pencegahan
Kemunculan gejala penyakit rabies bisa dikatakan sebagai tanda kondisi yang fatal. Namun, pencegahan tetap bisa ditempuh dengan melakukan vaksinasi rabies. Vaksinasi rabies perlu dilakukan terutama oleh orang yang berisiko tinggi terpapar virus, seperti dokter hewan, pawang hewan, dan para pekerja laboratorium. Orang yang akan pergi ke wilayah endemis rabies juga perlu memperhatikan hal tersebut sebagai usaha pencegahan.
Vaksinasi rabies yang dilakukan sebelum terpapar virus terdiri dari tiga tahapan.
1. Dosis pertama.
2. Dosis kedua diberikan tujuh hari setelah dosis pertama.
3. Dosis ketiga diberikan 21 atau 28 hari setelah dosis pertama.
Sebagai usaha pencegahan, kalian juga perlu memperhatikan kondisi kesehatan hewan peliharaan dengan cara sebagai berikut.
1. Vaksinasi rabies semua hewan peliharaan.
2. Awasi hewan peliharaan setiap berkeliaran di luar rumah.
3. Bakar atau kubur hewan yang mati karena terinfeksi rabies setidaknya satu meter.
4. Hindari kontak langsung dengan hewan liar.
Pengobatan
Pengobatan bisa kalian lakukan setelah mengalami gigitan dari hewan. Pertolongan pertama yang perlu kalian lakukan, yaitu, segera cuci luka bekas gigitan dengan sabun dan air mengalir.
Karena kalian tak tahu kondisi hewan tersebut, kalian harus mendatangi fasilitas kesehatan agar segera memperoleh pertolongan. Hal tersebut perlu dilakukan karena sebenarnya tak ada pengobatan yang efektif setelah terinfeksi rabies. Oleh karena itu, setelah digigit atau tercakar hewan yang diduga terinfeksi rabies harus segera mendapatkan postexposure prophylaxis (PEP) yang terdiri dari:
1. Suntikan human rabies immune globulin (HRIG) yang berfungsi menetralkan virus dengan cepat agar tak menginfeksi tubuh,
2. Vaksinasi rabies serial diperlukan supaya tubuh bisa mengenali virus penyebab dan meningkatkan kekebalan untuk melawan virus. Vaksin ini dilakukan dengan memberikan empat dosis dalam waktu 14 hari. Vaksin pertama diberikan di hari yang sama dengan dugaan infeksi rabies, yakni saat digigit hewan. Kemudian dilanjutkan berturut-turut pada hari ke tiga, tujuh, dan empat belas.
Itulah beberapa hal yang bisa kalian perhatikan mengenai tanda-tanda atau gejala penyakit rabies beserta penyebab dan cara mengatasinya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ans)
Advertisement
Aurel Hermansyah Unggah Foto Lawas Bareng Anang di Momen Ulang Tahun Sang Ayah
10 Potret Safira Maharani Pemeran Eneng Anak Kang Mus di 'Preman Pensiun', Kini Sudah Dewasa dan Makin Cakep
5 Potret Lawas Felicya Angelista dan Caesar Hito, 12 Tahun Bersama dan Tetap Mesra
5 Potret Prewedding Jessica Jane dan Erwin Phang Dikelilingi Domba, Tampil Serasi dan Mesra
Netflix Korea Rilis Pemotretan IU dan Park Bo Gum untuk Film 'WHEN LIFE GIVES YOU TANGERINE'