8 Istilah Primbon Penanggalan Jawa, Memahami Kearifan Lokal dalam Perhitungan Waktu

Diperbarui: Diterbitkan:

8 Istilah Primbon Penanggalan Jawa, Memahami Kearifan Lokal dalam Perhitungan Waktu
Istilah Primbon Penanggalan Jawa (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Primbon sudah jadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa. Dalam primbon, terdapat sistem penanggalan Jawa khusus. Sebagaimana bagian dari tradisi dan kepercayaan, sistem penanggalan Jawa merupakan warisan budaya yang kaya akan makna dan filosofi. Pada sistem penanggalan Jawa terdapat beberapa istilah khusus. Tentunya, penting untuk mengetahui arti setiap istilah primbon penanggalan Jawa.

Menariknya, sistem penanggalan Jawa tidak hanya berfungsi sebagai penanda waktu. Lebih dari itu, sistem penanggalan Jawa juga menjadi panduan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa. Maka dari itu, penting memahami setiap istilah primbon penanggalan Jawa yang di dalamnya mencakup berbagai konsep yang unik dan kompleks.

Penasaran, apa saja istilah khusus dalam sistem penanggalan Jawa menurut primbon? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan berikut ini.

1. Wuku

Wuku adalah salah satu istilah primbon penanggalan Jawa yang paling mendasar. Sistem wuku terdiri dari 30 pekan, masing-masing berdurasi 7 hari. Setiap wuku memiliki nama dan karakteristik uniknya sendiri, seperti Wuku Sinta, Wuku Landep, dan Wuku Watu Gung.

Dalam tradisi Jawa, wuku diyakini mempengaruhi sifat dan nasib seseorang yang lahir pada periode tersebut. Pemahaman tentang wuku sering digunakan dalam menentukan hari baik untuk berbagai kegiatan penting.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Neptu

Neptu adalah istilah primbon penanggalan Jawa yang merujuk pada nilai numerik yang diberikan kepada hari dan pasaran. Setiap hari dalam seminggu (Senin hingga Minggu) dan setiap pasaran (Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon) memiliki nilai neptu tertentu. Misalnya, Senin memiliki neptu 4, sedangkan Kliwon memiliki neptu 8.

Perhitungan neptu digunakan dalam menentukan apakah suatu hari termasuk dalam kategori baik atau buruk untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Misalkan, seperti menggelar pernikahan atau memulai usaha baru.

3. Pasaran

Pasaran adalah istilah primbon penanggalan Jawa yang mengacu pada siklus lima hari yang terdiri dari Legi, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon. Siklus pasaran ini berjalan bersamaan dengan siklus tujuh hari dalam seminggu, menciptakan kombinasi unik setiap 35 hari.

Pasaran memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa, termasuk dalam menentukan hari baik untuk melakukan ritual atau kegiatan penting.

4. Hari Pasaran

Hari pasaran dalam istilah primbon penanggalan Jawa merujuk pada kombinasi antara hari dalam seminggu dan pasaran. Contohnya adalah Senin Legi, Selasa Paing, Rabu Pon, dan seterusnya. Kombinasi ini menghasilkan 35 hari pasaran yang unik, masing-masing dengan karakteristik dan makna tersendiri.

Dalam praktik sehari-hari, hari pasaran sering kali dimanfaatkan dalam proses penentuan waktu yang paling tepat untuk melaksanakan berbagai kegiatan adat. Hari pasaran juga sering jadi penentu ritual yang memiliki makna penting dalam budaya Jawa yang kaya akan tradisi.

5. Weton

Weton adalah istilah primbon penanggalan Jawa yang mengacu pada hari lahir seseorang berdasarkan kombinasi hari dan pasaran. Weton memiliki peran penting dalam budaya Jawa, terutama dalam menentukan kecocokan pernikahan, hari baik untuk melakukan kegiatan penting, dan bahkan dalam memprediksi sifat atau nasib seseorang.

Pemahaman tentang weton masih dianggap penting oleh banyak masyarakat Jawa dalam pengambilan keputusan penting dalam hidup.

6. Selapanan

Selapanan dalam istilah primbon penanggalan Jawa merujuk pada periode 35 hari yang terbentuk dari kombinasi lima siklus pasaran (5 hari) dan tujuh siklus hari dalam seminggu (7 hari). Selapanan memiliki makna khusus dalam budaya Jawa, terutama dalam memperingati kelahiran bayi.

Tradisi selapanan dilaksanakan sebagai sebuah penghitungan untuk merayakan setiap 35 hari setelah kelahiran seorang bayi. Bagi masyarakat Jawa tradisional, perayaan ini diyakini memiliki makna yang sangat penting baik dari sisi spiritual maupun kultural dalam masyarakat Jawa.

7. Pranata Mangsa

Pranata Mangsa adalah istilah primbon penanggalan Jawa yang mengacu pada kalender pertanian tradisional. Sistem ini terdiri dari 12 musim (mangsa) yang mencerminkan kondisi alam yang khas sepanjang tahun.

Setiap mangsa memiliki durasi dan karakteristik tertentu, seperti musim penghujan, musim kemarau, dan musim tanam. Pranata Mangsa masih digunakan oleh beberapa petani Jawa sebagai panduan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam dan memanen.

8. Asapon

Asapon adalah istilah primbon penanggalan Jawa yang merujuk pada hari khusus dalam bulan Sura, bulan pertama dalam kalender Jawa. Hari ini dianggap sebagai waktu yang sakral untuk berpuasa dan bertapa.

Bulan Sura sendiri sering dianggap sebagai bulan yang penuh dengan makna spiritual dan pantangan tertentu. Pemahaman tentang Asapon masih dipegang oleh beberapa masyarakat Jawa dalam praktek spiritual mereka.

Itulah di antaranya beberapa istilah primbon penanggalan jawa dan penjelasan artinya. Semoga bermanfaat, menambah wawasan dan bisa menjawab rasa penasaran selama ini.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending