8 Macam-Macam Penyakit Lambung, Jangan Remehkan Penyebab dan Gejalanya

Penulis: Anik Setiyaningrum

Diterbitkan:

8 Macam-Macam Penyakit Lambung, Jangan Remehkan Penyebab dan Gejalanya
Ilustrasi (Credit: Freepik)

Kapanlagi.com - Setiap bagian tubuh termasuk lambung, memiliki peran penting bagi manusia. Peran lambung bisa dikatakan vital sebagai tempat menyimpan dan memproses makanan atau minuman dalam sistem pencernaan. Oleh karena itu, setiap orang perlu waspada terhadap macam-macam penyakit lambung yang mengintai.

Macam-macam penyakit lambung seperti GERD, gastritis, dispepsia, dan lain sebagainya bisa mengganggu jalannya proses pencernaan. Gangguan tersebut tentu saja menyebabkan rasa sakit bagi para penderitanya. Rasa sakit itu pun berbagai macam, ada yang bisa segera hilang ada juga yang terasa nyeri luar biasa pada perut dalam waktu yang lama.

Sayangnya, banyak orang kurang peduli dengan gejala yang ditimbulkan. Mereka hanya menyebut macam-macam penyakit lambung sebagai maag atau asam lambung. Padahal, banyak sekali kemungkinan yang bisa ditimbulkan oleh gejala-gejala tersebut.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan kalian terhadap kesehatan sistem pencernaan, berikut ini terdapat informasi mengenai macam-macam penyakit lambung yang dihimpun dari berbagai sumber.

 

1. Gastritis

Berdasarkan informasi yang dilansir dari mayoclinic, gastritis biasa digunakan untuk menyebut berbagai kondisi dengan satu kesamaan, yaitu terjadinya peradangan pada lapisan lambung. Sebab letak peradangan tersebut, gastritis termasuk dalam macam-macam penyakit lambung. Peradangan gastritis paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang sama dengan sebagian besar penyakit maag.

Konsumsi obat pereda nyeri tertentu secara terus-menerus dan minum terlalu banyak alkohol juga dapat menyebabkan gastritis. Secara umum, gastritis terbagi menjadi dua jenis, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut terjadi ketika lapisan lambung mengalami peradangan secara tiba-tiba. Gastritis akut akan menyebabkan nyeri ulu hati yang luar biasa dan hanya bersifat sementara.

Sedangkan pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara perlahan dan dalam waktu yang lama. Peradangan kronis lapisan lambung ini dapat menjadi pemicu berubahnya struktur lapisan lambung dan berisiko berkembang menjadi kanker.

Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan peningkatan risiko gastritis, antara lain:

1. Infeksi Helicobacter pylori adalah salah satu infeksi manusia yang paling umum di seluruh dunia, hanya beberapa orang dengan infeksi ini yang mengalami gastritis atau gangguan pencernaan bagian atas lainnya. Dokter percaya kerentanan terhadap bakteri dapat diwariskan atau dapat disebabkan oleh pilihan gaya hidup, seperti merokok dan diet.

2. Penggunaan pereda nyeri umum seperti aspirin, ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen (Aleve, Anaprox) secara terus-menerus dapat menyebabkan gastritis akut dan gastritis kronis. Menggunakan penghilang rasa sakit ini terlalu banyak dapat mengurangi zat kunci yang membantu menjaga lapisan pelindung perut.

3. Umur juga bisa menjadi faktor penyebab seseorang mengalami gastriris. Lapisan perut cenderung menipis seiring bertambahnya usia dan karena orang tua lebih mungkin untuk memiliki infeksi H. pylori atau gangguan autoimun daripada orang yang lebih muda.

4. Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat mengiritasi dan mengikis lapisan perut seseorang. Hal tersebut membuat lambung lebih rentan terhadap cairan pencernaan. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami gastritis akut.

5. Stres berat yang dipicu oleh operasi besar, cedera, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis akut.

6. Gastritis autoimun bisa terjadi pada orang dengan gangguan autoimun seperti, penyakit Hashimoto dan diabetes tipe 1. Gastritis autoimun juga dapat dikaitkan dengan kekurangan vitamin B-12. Gastritis dapat juga berkaitan dengan kondisi medis lain, seperti HIV/AIDS, penyakit Crohn dan infeksi parasit.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Dispepsia

Dispepsia merupakan gangguan percernaan yang masuk dalam macam-macam penyakit lambung. Bardasarkan informasi dari medicalnewstoday, gangguan pencernaan ini mengacu pada ketidaknyamanan yang terasa pada perut bagian atas yang sering terjadi setelah makan atau minum.

Gejala umum dispepsia mempengaruhi hingga 30% dari populasi. Gejala umum yang dimaksud yaitu, kembung, tidak nyaman, merasa terlalu kenyang, mual, dan gas. Penyebab lain yang memungkinkan seseorang mengalami gejala tersebut yaitu, kondisi medis seperti penyakit refluks gastroesofagus (GERD) dan penggunaan obat-obatan tertentu.

Pengobatan dispepsia tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan gejala yang mendasarinya atau mengubah metode pengobatan yang menimbulkan gejala tersebut biasanya dapat membantu. Namun, jika gejala masih ringan, bisa diatasi dengan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

Gaya hidup sehat yang dimaksud antara lain:

1. Menghindari atau membatasi asupan makanan pemicu, seperti gorengan, coklat, bawang merah, dan bawang putih.

2. Minum air putih, hindari soda.

3. Membatasi asupan kafein dan alkohol.

4. Makan makanan kecil lebih sering.

5. Makan perlahan.

6. Mempertahankan berat badan sedang.

7. Menghindari pakaian ketat.

8. Mengangkat kepala tempat tidur

9. Menghindari atau berhenti merokok.

Obat-obatan

Untuk gejala yang parah, dokter dapat merekomendasikan pengobatan. Kalian harus konsultasi dengan dokter tentang pilihan yang sesuai dan kemungkinan efek samping.

Ada berbagai obat dan perawatan yang tersedia, tergantung pada penyebab dispepsia.

Pilihan obat meliputi:

1. Antasida bisa melawan efek asam lambung. Contohnya termasuk Alka-Seltzer, Maalox, Rolaids, Riopan, dan Mylanta. Ini adalah obat bebas (OTC) yang tidak memerlukan resep. Seorang dokter biasanya akan merekomendasikan obat antasida sebagai salah satu pengobatan pertama untuk dispepsia.

2. Antagonis reseptor H-2 bisa mengurangi kadar asam lambung dan lebih efektif daripada antasida. Contohnya yaitu, Tagamet dan Pepcid. Beberapa tersedia OTC, sementara yang lain hanya dengan resep dokter. Beberapa obat lain mungkin membawa risiko efek samping. Oleh karena itu kalian perlu meminta saran dari dokter untuk memilihnya.

3. Inhibitor pompa proton (PPI) berfungsi untuk mengurangi asam lambung dan lebih kuat dari antagonis reseptor H-2. Contohnya yaitu, Aciphex, Nexium, Prevacid, Prilosec, Protonix, dan Zegerid.

4. Prokinetik dapat membantu meningkatkan pergerakan makanan melalui perut. Contohnya yaitu, metoclopramide (Reglan). Efek samping yang timbul biasanya yaitu, kelelahan, depresi, kecemasan, dan kejang otot.

5. Antibiotik dapat digunakan untuk mengatasi infeksi Helicobacter pylori, penyebab tukak lambung dan mengakibatkan gangguan pencernaan. Efek samping mungkin terjadi yaitu, sakit perut, diare, dan infeksi jamur.

6. Gangguan pencernaan kronis dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Konseling dapat membantu beberapa orang mengatasi masalah ini.

 

3. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke tabung yang menghubungkan mulut dan perut (kerongkongan). Refluks asam ini dapat mengiritasi lapisan kerongkongan kalian.

Banyak orang mengalami refluks asam dalam waktu yang cukup sering dan menimbulkan rasa nyeri. Gangguan yang disebabkan GERD ini masuk dalam macam-macam penyakit lambung yang perlu kalian waspadai. Refluks asam ringan GERD ini terjadi setidaknya dua kali seminggu dan refluks asam sedang hingga berat yang terjadi setidaknya sekali seminggu.

Kebanyakan orang dapat mengatasi GERD dengan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat dan mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas. Tetapi beberapa orang dengan GERD yang cukup parah mungkin memerlukan obat atau perawatan yang lebih serius untuk meredakan gejalanya.

Tanda dan gejala umum GERD meliputi:

1. Sensasi terbakar di dada (mulas), biasanya setelah makan, yang mungkin lebih buruk di malam hari.

2. Nyeri dada.

3. Kesulitan menelan.

4. Naiknya makanan atau cairan asam.

5. Sensasi benjolan di tenggorokan.

 

4. Gastroparesis

Gastroparesis merupakan kondisi yang mempengaruhi gerakan spontan normal otot (motilitas) di perut. Seat normal, kontraksi otot yang kuat mendorong makanan melalui saluran pencernaan, tapi jika penderita gastroparesis, mengalami pelemahan motilitas atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Hal tersebut membuat perut kalian tidak dapat mengosongkannya seperti biasa.

Penyebab gastroparesis biasanya tidak bisa langsung diketahui. Namun, terdapat kemungkinan yang bisa diprediksi yaitu, komplikasi diabetes, efek pascaoperasi. Selain itu, gastroparesis juga bisa disebabkan oleh obat-obatan tertentu, seperti pereda nyeri opioid, beberapa antidepresan, serta obat tekanan darah tinggi dan alergi. Obat-obatan tersebut dapat memperburuk kondisi karena memperlambat pengosongan lambung dan menyebabkan gejala serupa.

Gastroparesis masuk dalam macam-macam penyakit lambung karena mengganggu pencernaan, menyebabkan mual, muntah dan sakit perut. Meskipun tidak ada obat untuk gastroparesis, perubahan pola makan dan perawatan tertentu dapat membantu meringankan gejalanya.

Selain itu, terdapat aktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko gastroparesis yaitu:

1. Diabetes.

2. Operasi perut atau kerongkongan.

3. Infeksi, biasanya dari virus.

4. Obat-obatan tertentu yang memperlambat laju pengosongan lambung, seperti obat nyeri narkotik.

5. Scleroderma-penyakit jaringan ikat.

6. Penyakit sistem saraf, seperti penyakit parkinson atau multiple sclerosis.

7. Tiroid kurang aktif (hipotiroidisme).

8. Wanita lebih mungkin untuk mengembangkan gastroparesis daripada pria.


Gastroparesis juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:

1. Dehidrasi parah. Muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi.

2. Malnutrisi. Nafsu makan yang buruk bisa berarti kalian tidak mengonsumsi cukup kalori, atau mungkin tidak dapat menyerap nutrisi yang cukup karena muntah.

3. Makanan yang tidak tercerna dan tertinggal di perut bisa mengeras menjadi massa padat yang disebut bezoar. Bezoar dapat menyebabkan mual dan muntah dan dapat mengancam jiwa jika mencegah makanan masuk ke usus kecil.

4. Perubahan gula darah yang tidak dapat diprediksi. Meskipun gastroparesis tidak menyebabkan diabetes, seringnya perubahan kecepatan dan jumlah makanan yang masuk ke usus kecil dapat menyebabkan perubahan kadar gula darah yang tidak menentu. Variasi gula darah ini membuat diabetes semakin parah. Pada waktu tertentu, kontrol kadar gula darah yang buruk membuat gastroparesis lebih parah.

 

5. Gastroenteritis

Gastroenteritis termasuk dalam macam-macam penyakit lambung karena gangguan yang terjadi yaitu, infeksi pada saluran cerna. Infeksi ini dipicu oleh virus, bakteri, dan parasit di lambung.

Meski biasa disebut flu perut, gastroenteritis tidak sama dengan influenza. Flu nyata (influenza) hanya mempengaruhi sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Sedangkan gastroenteritis, di sisi lain, menyerang usus, menyebabkan tanda dan gejala, seperti:

1. Diare berair, biasanya tidak berdarah-diare berdarah biasanya disebabkan infeksi yang berbeda dan lebih parah.

2. Kram dan nyeri perut.

3. Mual, muntah, atau keduanya.

4. Kadang-kadang nyeri otot atau sakit kepala.

5. Demam ringan.

Jika kalian sudah tidak bisa menahan BAB selama 24 jam dan muntah terus-menerus, sebaiknya segera menghubungi dokter sebelum mengalami dehidrasi. Gejala gastroenteritis virus dapat muncul dalam satu hingga tiga hari setelah terinfeksi dan dapat berkisar dari ringan hingga parah. Gejala biasanya berlangsung hanya satu atau dua hari, tetapi kadang-kadang dapat bertahan selama 10 hari.

Karena gejalanya yang mirip, diare virus sering dianggap sama dengan diare yang disebabkan oleh bakteri, seperti Clostridium difficile, salmonella dan E. coli, atau parasit, seperti giardia.

 

6. Tukak Lambung

Tukak lambung merupakan luka pada lambung yang menyebabkan keluhan sakit maag. Selain di lambung, luka tersebut dapat terbentuk di usus 12 jari atau di bagian bawah kerongkongan. Jika dilihat dari tempat terjadinya luka, tukak lambung masuk dalam macam-macam penyakit lambung yang perlu kalian waspadai gejalanya.

Banyak orang menganggap bahwa luka di lambung disebabkan oleh konsumsi makanan asam atau pedas secara berlebihan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Makanan pedas memang bisa memperparah gejala sakit maag, tapi tidak menyebabkan luka. Sebagian besar kasus tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori atau karena konsumsi obat pereda nyeri yang berlebihan.

Pada kasus yang jarang terjadi, tukak lambung juga dapat disebabkan oleh tumor di lambung, atau komplikasi dari radioterapi. Luka di lambung terbentuk ketika selaput tebal lendir yang melapisinya terkikis. Pengikisan selaput lambung umumnya disebabkan oleh:

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung atau memperparah gejala tukak lambung, yaitu:

1. Merokok, terutama pada seseorang yang terinfeksi bakteri pylori.

2. Stres yang tidak terkelola dengan baik.

3. Konsumsi makanan asam atau pedas.

4. Konsumsi minuman beralkohol.

Terdapat kondisi parah yang harus kalian waspadai dan harus segera ditangani oleh dokter, antara lain:

1. Perut terasa keras dan sakit bila ditekan.

2. Nyeri di perut terasa parah dan muncul tiba-tiba.

3. BAB berwarna hitam atau muntah seperti warna kopi.

4. Muncul gejala syok, seperti pandangan gelap dan keringat dingin.

5. Muntah seperti warna kopi atau dan BAB berwarna hitam seperti aspal merupakan tanda perdarahan yang memerlukan penanganan segera.

 

7. Hernia Hiatus

Hiatus hernia merupakan kondisi di mana bagian atas lambung masuk ke rongga dada. Lambung yang seharusnya di rongga perut, menonjol ke atas melalui celah di otot diafragma, yaitu otot yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Hiatus hernia banyak dialami oleh orang-orang yang berusia di atas 50 tahun jika otot-otot di dalam tubuhnya mulai mengendur dan melemah. Jika bagian yang menonjol masih kecil, hiatus hernia umumnya tidak berbahaya. Namun bila semakin membesar, makanan dan asam lambung dapat kembali ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi terbakar di dada.

Hernia Hiatus ini masuk dalam macam-macam penyakit lambung karena efek yang ditimbulkan membuat sistem pencernaan terganggu. Penyebab yang mungkin menimbulkan heria hiatus yaitu, tekanan yang besar pada rongga perut dan secara terus menerus. Misalnya pada orang yang menderita keluhan batuk kronis, sembelit, atau dalam pekerjaannya sering mengangkat benda berat.

Cedera pada diafragma. Cedera ini dapat terjadi karena trauma atau pengaruh prosedur bedah tertentu. Menderita penyakit yang mengakibatkan menumpuknya cairan di perut (asites), misalnya sirosis.

Bisa juga disebabkan karena lahir dengan kondisi celah pada diafragma yang besar.

Gejala yang mungkin kalian rasakan jika mengalami hernia hiatus yaitu:

1. Sensasi terbakar di dada (heartburn).

2. Sering bersendawa.

3. Terasa pahit atau asam di tenggorokan.

4. Sulit menelan.

5. Napas pendek.

6. Bila timbul muntah berwarna merah atau hitam seperti kopi, serta BAB berwarna gelap seperti warna aspal bisa menandakan terjadi perdarahan pada saluran pencernaan.

Untuk meringankan gejala, kalian perlu menjalani gaya hidup seperti berikut:

1. Jangan mengenakan pakaian atau ikat pinggang terlalu ketat yang dapat meningkatkan tekanan pada perut.

2. Berhenti merokok dan selalu jaga berat badan ideal.

3. Makan dengan porsi kecil dan lebih sering.

4. Jangan berbaring atau tiduran setelah makan, minimal 2-3 jam setelah makan.

5. Gunakan bantal yang lebih tinggi.

6. Hindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk keluhan, seperti makanan pedas, coklat, tomat, bawang, kopi, atau alkohol.

7. Jika hal di atas tidak mengurangi keluhan atau malah memburuk, dokter gastroenterologi dapat memberi obat maag, baik yang menetralkan asam lambung (antasida) atau mengurangi produksi asam lambung, seperti ranitidin, famotidine, omeprazole, atau lansoprazole.

Pada kondisi yang lebih serius, prosedur operasi akan dilakukan untuk mengatasi hiatus hernia. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan lambung ke rongga perut dan mengecilkan celah di diafragma. Operasi dapat dilakukan dengan operasi terbuka dengan membuat irisan pada dinding dada, atau dengan teknik laparoskopi, yaitu dilakukan dengan bantuan peralatan khusus seperti selang berkamera.

 

8. Kanker Lambung

Kanker perut adalah pertumbuhan sel abnormal yang dimulai di perut. Kanker ini masuk dalam macam-macam penyakit lambung karena terjadi pada rongga perut. Kanker ini mengganggu tugas perut untuk menerima, menahan makanan untuk mencernanya.

Kanker lambung, juga dikenal sebagai kanker perut, dapat mempengaruhi bagian perut mana pun. Di sebagian besar dunia, kanker perut terbentuk di bagian utama perut (sachet body).

Di mana kanker terjadi di perut merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dokter saat menentukan pilihan pengobatan kalian. Perawatan biasanya termasuk operasi untuk mengangkat kanker perut. Perawatan lain mungkin direkomendasikan sebelum dan sesudah operasi.

Tanda dan gejala kanker perut yaitu:

1. Kesulitan menelan.

2. Merasa kembung setelah makan.

3. Merasa kenyang setelah makan makanan dalam jumlah sedikit.

4. Maag.

5. Gangguan pencernaan.

6. Mual.

7. Sakit perut.

8. Penurunan berat badan yang tidak disengaja.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kanker perut meliputi:

1. Penyakit refluks gastroesofagus

2. Kegemukan

3. Diet tinggi asin dan makanan asap

4. Diet rendah buah dan sayur

5. Riwayat keluarga kanker perut

6. Infeksi Helicobacter pylori

7. Peradangan lambung jangka panjang (gastritis)

8. Merokok

9. Polip perut

KLovers, itulah macam-macam penyakit lambung yang perlu kalian waspadai dan perhatikan penyebab serta gejalanya.

(Sumber: mayoclinic.org, medicalnewstoday)

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending