4 Larangan di Bulan Suro Menurut Primbon Jawa, Dipercaya Bisa Datangkan Kesialan Jika Dilanggar


Berita | Rabu, 18 September 2024 16:44

Kapanlagi.com - Di kalangan masyarakat Jawa tradisional, primbon sudah jadi bagian dari budaya dan tradisi. Dari dulu sampai sekarang, berbagai ajaran dalam primbon masih dipegang dan dipercaya. Salah satu ajaran primbon yang masih diyakini kebenarannya sampai sekarang ialah tentang larangan di bulan tertentu menurut primbon Jawa.


Ya, dalam primbon Jawa, setiap bulan memang diyakini punya nilai spiritualnya masing-masing. Terkhusus, bulan Suro atau Muharram dalam kalender Islam dipercaya jadi satu bulan yang memiliki makna paling penting dalam tradisi Jawa. Bulan ini dianggap sebagai bulan yang sakral dan penuh dengan nilai-nilai spiritual. Masyarakat Jawa percaya ada beberapa hal yang menjadi pantangan atau larangan di bulan Suro menurut primbon Jawa.

Lantas, apa saja yang menjadi larangan di bulan Suro menurut primbon Jawa? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan berikut ini.

1 dari 4 halaman

1. Larangan Menikah di Bulan Suro Menurut Primbon Jawa

Larangan Menikah di Bulan Suro Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)

Salah satu larangan bulan Suro menurut primbon Jawa yang paling dikenal adalah larangan untuk melangsungkan pernikahan. Primbon Jawa menyebutkan bahwa menikah di bulan Suro dapat membawa ketidakberuntungan bagi pasangan pengantin. Dipercaya bahwa pernikahan yang dilangsungkan pada bulan ini akan menghadapi berbagai cobaan dan kesulitan dalam kehidupan rumah tangga mereka di masa depan.

Larangan ini didasarkan pada kepercayaan bahwa bulan Suro adalah bulan yang penuh dengan energi negatif dan ketidakstabilan. Menurut primbon Jawa, memulai babak baru kehidupan seperti pernikahan di bulan yang dianggap "berat" ini dapat mengundang masalah.

Beberapa konsekuensi yang dipercaya mungkin terjadi termasuk ketidakharmonisan dalam rumah tangga, kesulitan ekonomi, atau bahkan perceraian. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini lebih merupakan tradisi dan kepercayaan, bukan hukum yang baku.

2 dari 5 halaman

2. Larangan Berpergian di Bulan Suro Menurut Primbon Jawa

Larangan Berpergian di Bulan Suro Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)

Berpergian jauh di bulan Suro juga menjadi salah satu larangan yang disebutkan dalam primbon Jawa. Kepercayaan ini menyatakan bahwa melakukan perjalanan jauh selama bulan Suro dapat mengundang bahaya atau kesialan.

Larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini didasarkan pada anggapan bahwa bulan Suro adalah waktu di mana energi negatif dan roh-roh jahat lebih aktif, sehingga berpergian dapat meningkatkan risiko mengalami kejadian yang tidak diinginkan.

Beberapa risiko yang dipercaya mungkin terjadi jika melanggar larangan ini termasuk kecelakaan, kehilangan barang berharga, atau mengalami pengalaman buruk selama perjalanan. Bagi mereka yang masih memegang teguh tradisi ini, bulan Suro dianggap sebagai waktu yang tepat untuk introspeksi diri dan beribadah, bukan untuk melakukan perjalanan jauh.

Meskipun demikian, banyak orang Jawa modern yang tidak lagi sepenuhnya mengikuti larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini, terutama jika ada keperluan mendesak yang mengharuskan mereka berpergian.

3 dari 5 halaman

3. Larangan Pindah Rumah di Suro Menurut Primbon Jawa

Larangan Pindah Rumah di Suro Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)

Pindah rumah di bulan Suro juga menjadi salah satu larangan yang disebutkan dalam primbon Jawa. Kepercayaan ini menyatakan bahwa memindahkan tempat tinggal selama bulan yang dianggap sakral ini dapat membawa ketidakberuntungan bagi penghuni rumah.

Larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini didasarkan pada anggapan bahwa perpindahan di bulan ini dapat mengganggu keseimbangan energi dan mengundang energi negatif ke dalam kehidupan seseorang.

Menurut primbon Jawa, konsekuensi dari melanggar larangan ini bisa bermacam-macam, mulai dari kesulitan beradaptasi di lingkungan baru, masalah kesehatan, hingga ketidakberuntungan dalam hal finansial.

Dipercaya bahwa energi yang tidak stabil di bulan Suro dapat mempengaruhi proses perpindahan dan menyebabkan berbagai masalah di tempat tinggal baru. Oleh karena itu, bagi mereka yang masih memegang teguh tradisi ini, lebih baik menunda perpindahan hingga bulan yang dianggap lebih baik menurut perhitungan primbon Jawa.

4 dari 5 halaman

4. Larangan Membangun Rumah Bulan Suro Menurut Primbon Jawa

Larangan Membangun Rumah Bulan Suro Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)

Larangan terakhir yang akan kita bahas adalah larangan membangun rumah di bulan Suro. Primbon Jawa menyebutkan bahwa memulai pembangunan rumah selama bulan ini dapat membawa dampak negatif bagi pemilik rumah dan penghuninya di masa depan.

Larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini didasarkan pada kepercayaan bahwa bulan Suro adalah waktu di mana energi alam sedang tidak stabil, sehingga tidak cocok untuk memulai proyek besar seperti pembangunan rumah.

Beberapa konsekuensi yang dipercaya mungkin terjadi jika melanggar larangan ini termasuk ketidaknyamanan tinggal di rumah tersebut, sering terjadi kerusakan atau masalah struktural, atau bahkan membawa ketidakberuntungan bagi penghuninya.

Menurut primbon Jawa, membangun rumah seharusnya dimulai pada bulan yang dianggap baik untuk memastikan keselamatan, kenyamanan, dan keberuntungan bagi penghuninya. Meskipun demikian, seperti halnya larangan lain, tidak semua orang Jawa modern masih memegang teguh larangan bulan Suro menurut primbon Jawa ini.

Itulah di antaranya beberapa penjelasan tentang 4 larangan di bulan Suro menurut primbon Jawa. Penjelasan di atas memang tidak memiliki dasar ilmiah, karenanya keputusan akhir untuk percaya atau tidak percaya dikembalikan lagi sepenuhnya pada pembaca. Namun perlu dipahami, bahwa kepercayaan di atas sudah jadi bagian dari tradisi. Maka, diharap bisa menyikapinya secara lebih bijaksana.

(kpl/psp)

Topik Terkait