Kapanlagi.com - Sholat dhuha, sebuah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, menawarkan lebih dari sekadar kesempatan untuk beribadah. Selain menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, sholat ini juga kaya akan keutamaan, seperti mendatangkan rezeki dan memenuhi kebutuhan hidup, sebagaimana yang dijelaskan dalam berbagai hadits.
Namun, mungkin Anda bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat dhuha? Apakah ada batasan waktu tertentu untuk melaksanakannya? Dalam artikel ini, mari telusuri bersama waktu terbaik untuk memulai sholat dhuha dan hingga jam berapa kita dapat melaksanakannya.
Jangan lewatkan penjelasan menarik ini, dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber, pada Jum'at (14/3/2025).
Sholat dhuha, ibadah sunnah yang penuh berkah, memiliki waktu pelaksanaan yang perlu diperhatikan agar keutamaannya dapat diraih.
Menurut buku "Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha" karya Huriyah Huwaida, waktu sholat ini dimulai ketika matahari telah meninggi setinggi satu tombak, sekitar 20 menit setelah terbit.
Momen paling dianjurkan untuk melaksanakan sholat dhuha adalah saat sinar matahari mulai menghangatkan suasana, seperti yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, di mana Rasulullah SAW menyatakan bahwa waktu terbaik adalah saat anak unta merasakan panasnya sinar matahari.
Di Indonesia, sholat dhuha biasanya dimulai sekitar pukul 07.00 pagi, dengan waktu yang paling utama antara pukul 09.00 hingga 10.00.
Namun, ingatlah bahwa batas akhir untuk melaksanakan ibadah ini adalah sebelum waktu Zuhur, sekitar pukul 11.00 atau sepuluh menit sebelum matahari mulai tergelincir ke barat.
Sholat Dhuha adalah ibadah sunnah yang penuh dengan keutamaan, menjadi momen istimewa bagi setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Dengan jumlah rakaat yang fleksibel, mulai dari dua hingga delapan, sholat ini dapat dilaksanakan mirip dengan sholat sunnah lainnya.
Sebelum memulai, niat yang tulus harus diucapkan, baik dalam hati maupun lisan, sesuai dengan jumlah rakaat yang dipilih.
Misalnya, untuk dua rakaat, seseorang bisa mengucapkan, "Saya niat sholat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala."
Pelaksanaan sholat dimulai dengan takbiratul ihram, diikuti dengan bacaan doa iftitah, Al-Fatihah, serta surat pendek dari Al-Qur'an.
Gerakan ruku', sujud, dan tasyahud dilakukan dengan khusyuk, menciptakan suasana spiritual yang mendalam.
Bagi yang memilih empat rakaat, prosesnya hampir serupa, hanya saja dilakukan dengan dua kali salam atau sekaligus dengan satu salam setelah menyelesaikan semua rakaat.
Sholat Dhuha bukan sekadar rangkaian gerakan, melainkan sebuah perjalanan hati menuju kedamaian dan keberkahan.
Sholat Dhuha, meskipun bukan kewajiban, adalah ibadah sunnah yang sarat dengan keutamaan bagi siapa saja yang melaksanakannya secara rutin.
Dengan melaksanakan sholat ini, seorang muslim tidak hanya menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan, tetapi juga membuka pintu rahmat dan keberkahan dari Allah sepanjang hari.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku "Referensi Kesejahteraan Psikologis dengan Sholat Dhuha" oleh Faqih Purnomosidi dan rekan-rekan, sholat Dhuha berfungsi sebagai pelindung dari siksa neraka dan mendekatkan diri kepada surga. Bahkan, sholat ini dapat menggantikan sedekah yang diperlukan setiap hari.
Bagi mereka yang istiqamah melaksanakannya, dijanjikan rezeki yang cukup, pengampunan dosa, hingga istana yang megah di surga.
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkannya, sholat Dhuha layak dijadikan bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian kita, memberikan ketenangan jiwa dan keberkahan dalam setiap langkah kehidupan.