Kapanlagi.com - Nama Zulkarnaen Apriliantony kini menjadi sorotan publik setelah terjerat dalam skandal perjudian online yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Mantan Komisaris BUMN PT Hotel Indonesia Natour ini diduga berperan sebagai penghubung antara bandar judi online dan pihak kementerian, sebuah peran yang sangat mengejutkan mengingat reputasinya di sektor ekonomi kreatif dan kampanye politik.
Zulkarnaen, yang sebelumnya dikenal sebagai sosok berpengaruh, kini menghadapi tuduhan serius terkait skandal yang melibatkan lebih dari seribu situs judi online. Kasus ini semakin menarik perhatian karena Zulkarnaen pernah menduduki posisi strategis, termasuk sebagai Direktur II Tim Pemenangan Nasional untuk pasangan calon Ganjar-Mahfud dalam Pemilu 2024.
Bersama dengan sepuluh pegawai Komdigi lainnya, Zulkarnaen Apriliantony ditangkap oleh Polda Metro Jaya. Kasus ini menjadi sorotan karena menunjukkan betapa mudahnya oknum-oknum dalam pemerintahan disusupi oleh praktik ilegal yang merugikan banyak pihak. Publik kini menanti kelanjutan kasus ini dan dampaknya terhadap dunia politik dan pemerintahan.
Zulkarnaen Apriliantony, atau yang akrab disapa Tony, sebelumnya bersinar terang di dunia karier, baik di sektor publik maupun swasta. Sebagai mantan Komisaris PT Hotel Indonesia Natour, ia memainkan peran vital dalam mengelola salah satu perusahaan BUMN terkemuka, sekaligus menjabat sebagai Kepala Divisi Ekonomi Kreatif di Federasi Serikat Pekerja Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Namun, sorotan kini beralih ke jalur yang kelam, saat Tony terlibat dalam skandal judi online yang mengguncang reputasinya. Di tengah hiruk-pikuk Pemilihan Presiden 2024, di mana ia menjabat sebagai Direktur II Tim Pemenangan Nasional untuk pasangan Ganjar-Mahfud, Tony memilih mundur dari jabatannya di PT Hotel Indonesia Natour pada Februari 2024, tepat sebelum skandal besar itu meledak, dan kini lebih sering terlihat berkiprah di arena politik.
Penangkapan Zulkarnaen Apriliantony menjadi sorotan setelah pihak kepolisian dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkap praktik perjudian online yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengungkapkan bahwa sebelas pegawai Komdigi telah diamankan karena diduga terlibat dalam skema ini, di mana mereka menerima imbalan untuk melindungi situs-situs judi agar tidak terblokir oleh pemerintah.
Modus operandi yang terungkap mencengangkan, dengan tarif 'keamanan' mencapai Rp8 juta per situs judi yang dilindungi, menghasilkan keuntungan fantastis hingga Rp8,5 miliar dari lebih seribu situs yang mereka kelola.
Zulkarnaen Apriliantony, yang akrab disapa Tony Tomang, kini menjadi sorotan karena diduga berperan sebagai jembatan antara bandar judi online dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Akun media sosial @PartaiSocmed mengungkapkan bahwa Zulkarnaen adalah tangan kanan Menteri Komdigi, yang diduga menghubungkan para pelaku judi dengan sejumlah pegawai kementerian.
Namun, pihak kepolisian masih menutup rapat rincian keterlibatan Zulkarnaen. Kombes Wira Satya Triputra, Dirreskrimum Polda Metro Jaya, mengonfirmasi bahwa penyelidikan masih berlangsung dan informasi lebih lanjut akan disampaikan dalam rilis resmi mendatang.
Dalam kabar terbaru yang mengguncang, Polda Metro Jaya telah mengungkap keterlibatan sejumlah tokoh penting dalam skandal ini, termasuk Adhi Kismanto, yang lebih dikenal dengan julukan Fallen.
Pria ini tidak hanya berperan sebagai pengendali pemblokiran situs judi online di Komdigi, tetapi juga memiliki kedekatan dengan Zulkarnaen, sosok yang diduga menjadi jembatan bagi Adhi untuk masuk ke dalam struktur Komdigi.
Terdengar kabar bahwa Zulkarnaen menjadi sponsor utama Adhi agar bisa lolos seleksi, dan setelah resmi bergabung, Adhi pun memanfaatkan keahlian IT-nya untuk mengelola perangkat lunak yang berfungsi memantau serta melindungi situs judi online tersebut.
Penangkapan Zulkarnaen Apriliantony memicu gelombang kehebohan di jagat politik Indonesia, khususnya menjelang Pemilihan Presiden 2024. Sebagai mantan anggota tim pemenangan pasangan Ganjar-Mahfud, Zulkarnaen kini menjadi sorotan tajam publik setelah terjerat dalam skandal judi online yang mencoreng reputasi tim kampanye tersebut.
Tak hanya itu, kasus ini juga mengungkap potensi penyalahgunaan wewenang dalam pemerintahan, mengingat kedekatannya dengan sejumlah tokoh berpengaruh di Komdigi. Dengan berlanjutnya pengusutan kasus ini, masyarakat menunggu dengan cemas untuk mengetahui seberapa dalam praktik ilegal ini telah merusak tatanan pemerintahan kita.