Kapanlagi.com - Ramadan telah tiba, dan saatnya kita beradaptasi dengan perubahan pola makan dan rutinitas harian. Dengan waktu makan yang lebih terbatas, tubuh kita harus menyesuaikan diri dengan pasokan energi yang lebih rendah. Namun, berhati-hatilah! Jika asupan nutrisi tidak mencukupi, kita berisiko mengalami hipoglikemia.
Menurut laman Siloam Hospitals, hipoglikemia adalah kondisi di mana kadar gula darah kita turun di bawah batas normal, yaitu 70 mg/dL. Gejala yang muncul bisa sangat mengganggu, seperti gemetar, lemas, pusing, bahkan hingga kejang. Dalam kasus yang lebih serius, hipoglikemia bisa menyebabkan kehilangan kesadaran, yang tentu saja memerlukan penanganan cepat.
Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk memahami penyebab dan cara mencegah hipoglikemia selama bulan puasa ini. Dengan begitu, kita bisa menjaga kesehatan dan menjalankan ibadah dengan optimal. Yuk, simak informasi selengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Senin (10/3).
Gejala awal hipoglikemia biasanya mudah dirasakan oleh penderitanya. Keadaan ini akan memicu sejumlah kondisi meliputi rasa lapar berlebihan, tubuh gemetar, keringat dingin, pusing, lemas, serta jantung berdebar lebih cepat dari biasanya.
Jika hipoglikemia tidak segera ditangani, dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih parah seperti gangguan penglihatan, kesulitan berkonsentrasi, kejang, hingga penurunan kesadaran yang memerlukan penanganan medis segera.
"Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun drastis. Kondisi ini lebih sering dialami oleh penderita diabetes," tulis laman Alodokter.
Jika mengalami hipoglikemia saat puasa, sebaiknya segera membatalkan puasa dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula murni, seperti madu atau larutan gula, untuk menaikkan kadar gula darah dengan cepat.
Mengonsumsi makanan mendekati waktu imsak dapat membantu tubuh memiliki cadangan energi lebih lama, sedangkan berbuka dengan makanan bernutrisi segera setelah azan Maghrib dapat mengembalikan kadar gula darah dengan lebih cepat.
"Pada orang yang tidak menderita diabetes tetapi mengalami gejala hipoglikemia secara berulang, pencegahan bisa dilakukan dengan mengonsumsi cemilan manis sesekali. Namun, lebih baik konsultasikan dengan dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan diobati dengan tepat," tambah keterangan di laman tersebut.
Saat sahur dan berbuka, pastikan makanan yang dikonsumsi mengandung karbohidrat kompleks, protein, serta lemak sehat untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil selama puasa.
Dehidrasi dapat memengaruhi kadar gula darah dan memperburuk hipoglikemia, sehingga penting untuk memenuhi kebutuhan cairan dengan minum air putih minimal 8 gelas per hari selama berbuka hingga sahur.
Jika mengalami hipoglikemia secara berulang meskipun sudah menerapkan pola makan yang baik, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penyesuaian pola makan atau pengobatan yang lebih tepat.
Penderita diabetes yang ingin berpuasa sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan berkonsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat serta memantau kadar gula darah secara rutin.
Kurangnya asupan makanan bergizi saat sahur, aktivitas fisik berlebihan, dan lonjakan insulin setelah berbuka.
Makan sahur dengan makanan bergizi, menghindari konsumsi gula berlebihan saat berbuka, serta mengonsumsi cukup cairan.
Segera berbuka dengan makanan atau minuman manis yang mengandung gula murni untuk menaikkan kadar gula darah.
Penderita diabetes boleh berpuasa setelah berkonsultasi dengan dokter dan melakukan penyesuaian pola makan serta obat.
Dapat menyebabkan gangguan kesadaran, kejang, hingga kerusakan otak permanen jika tidak segera ditangani.