Sosok Kiai Hasan Besari, Ulama Besar Ponorogo Abad ke-18 yang Diklaim Leluhur Miftah Maulana

Sosok Kiai Hasan Besari, Ulama Besar Ponorogo Abad ke-18 yang Diklaim Leluhur Miftah Maulana

Berita | Selasa, 10 Desember 2024 17:01

Kapanlagi.com - Siapa yang tidak mengenal KH Hasan Besari? Nama besar ini terukir dalam sejarah Islam Jawa, terutama sebagai pendiri Pondok Pesantren Gebang Tinatar yang terletak di Tegalsari, Ponorogo. Lahir pada tahun 1729, sosok ulama yang satu ini tak hanya diingat sebagai seorang pendidik, tetapi juga sebagai pemimpin masyarakat yang memiliki kharisma luar biasa.


Peran KH Hasan Besari dalam membentuk pola pendidikan pesantren klasik sangatlah signifikan, menjadikannya salah satu tokoh kunci dalam penyebaran Islam di pulau Jawa. Ia tidak hanya fokus mendidik santri, tetapi juga menjalin hubungan erat dengan para pemimpin kerajaan, termasuk Pakubuwono III. Hubungan ini semakin mengukuhkan posisinya di tengah masyarakat yang mengaguminya.

Belakangan ini, nama KH Hasan Besari kembali mencuat ke permukaan, terutama setelah dikaitkan dengan Gus Miftah sebagai salah satu leluhurnya. Klaim ini tentu saja memicu rasa penasaran banyak orang untuk menggali lebih dalam tentang sosok inspiratif ini. Siapa sangka, jejak langkahnya masih terus menginspirasi hingga kini!

1 dari 9 halaman

1. Masa Muda dan Pendidikan KH Hasan Besari

KH Hasan Besari, yang lahir dari keluarga ulama di Tegalsari, Ponorogo, adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dari warisan spiritual yang mendalam. Sebagai cucu Kiai Ageng Muhammad Besari, pendiri Pondok Pesantren Gebang Tinatar, Hasan dibesarkan dalam atmosfer pesantren yang kental dengan tradisi sufisme. Sejak kecil, ia menyerap berbagai ilmu agama, mulai dari tafsir, hadis, hingga fiqih, sambil juga mendalami sastra Jawa yang kelak memperkaya khazanah budaya lokal. Dikenal sebagai pribadi yang alim dan ahli dalam tirakat, Hasan Besari menjadi teladan bagi banyak orang dalam menjalani kehidupan yang penuh makna.

2 dari 10 halaman

2. Peran KH Hasan Besari dalam Pondok Pesantren Gebang Tinatar

Setelah menyelesaikan pendidikannya, KH Hasan Besari melanjutkan estafet kepemimpinan di Pesantren Gebang Tinatar, yang menjadi mercusuar pendidikan dan pengaruh keislaman di Pulau Jawa. Santri dari berbagai penjuru negeri berbondong-bondong datang untuk menimba ilmu darinya, tak hanya dalam hal agama, tetapi juga dalam menanamkan nilai-nilai moral dan sosial yang sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Pesantren ini berperan krusial sebagai pusat pengembangan intelektual pada zamannya, mencetak generasi yang tak hanya cerdas secara spiritual, tetapi juga peka terhadap isu-isu sosial.

3 dari 10 halaman

3. Hubungan dengan Kerajaan Mataram

KH Hasan Besari, sosok yang memiliki kedekatan istimewa dengan keluarga kerajaan Mataram, menikahi Bra. Murtosyah, putri dari Pakubuwono III, sebuah ikatan yang tidak hanya menguatkan tali persaudaraan, tetapi juga membawa pengaruh politik yang mendalam. Dari pernikahan tersebut lahirlah enam keturunan, termasuk R.M. Cokronegoro, yang merupakan ayah dari HOS Tjokroaminoto, tokoh penting dalam pergerakan nasional. Hubungan ini menegaskan betapa strategisnya peran KH Hasan Besari dalam perjalanan sejarah Islam dan politik di tanah Jawa.

4 dari 10 halaman

4. Pendidikan Sufisme dan Murid-Murid KH Hasan Besari

KH Hasan Besari, sosok guru yang menginspirasi, mengajarkan para santrinya dengan pendekatan sufisme yang kaya akan makna. Ia membimbing mereka dalam praktik ibadah seperti wirid, salat sunnah, dan puasa, menanamkan nilai-nilai spiritual yang mendalam. Di antara murid-muridnya, R. Ng. Ronggowarsito, pujangga besar asal Jawa, menjadi salah satu yang paling terkenal. Melalui pendidikan yang holistik ini, KH Hasan Besari berhasil mencetak generasi intelektual yang tidak hanya memahami agama, tetapi juga kaya akan budaya. Tradisi pengajaran yang ia wariskan terus hidup dan berkembang melalui santri-santrinya yang kini tersebar di berbagai penjuru tanah air.

5 dari 10 halaman

5. Kontroversi dan Warisan KH Hasan Besari

KH Hasan Besari, seorang ulama besar yang tak terhindar dari kontroversi, pernah merasakan dinginnya jeruji besi akibat tuduhan penyelewengan oleh penguasa Surakarta. Namun, meski cobaan itu datang, pengaruhnya di masyarakat tetap tak tergoyahkan. Hingga kini, warisan beliau terus mengalir, dengan makamnya di Ponorogo menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi, sementara pesantrennya terus melahirkan generasi baru ulama yang siap meneruskan estafet perjuangan. Namanya abadi dalam ingatan sebagai salah satu tokoh besar Islam Jawa, yang jejaknya masih terasa hingga hari ini.

6 dari 10 halaman

6. Miftah Maulana Mengklaim Sebagai Keturunan ke-9 Kiai Ageng Besari

Gus Miftah, yang dikenal sebagai Miftah Maulana Habiburrahman, mengklaim sebagai keturunan kesembilan dari Kiai Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, Jawa Timur, dengan leluhurnya, Muhammad Besari, yang dimakamkan di sana. Namun, pengakuan ini memicu kontroversi ketika sang adik, Miftahul Khairat atau Tajib, mengungkapkan bahwa asal-usul keluarga mereka lebih sederhana, berasal dari Lampung dengan ayah sebagai petani dan ibu pedagang, hidup dalam keterbatasan. Dalam sebuah video yang viral, Tajib bahkan menuduh Gus Miftah menelantarkan orangtua mereka, tuduhan yang langsung dibantah oleh Gus Miftah, yang menegaskan bahwa ia telah berusaha mengajak orangtuanya untuk tinggal bersamanya di Yogyakarta.

7 dari 10 halaman

7. Apakah benar Gus Miftah adalah keturunan KH Hasan Besari?

Klaim ini terus memicu perdebatan yang hangat di kalangan masyarakat, seolah menjadi magnet bagi berbagai pendapat dan perspektif yang saling bertentangan.

8 dari 10 halaman

8. Apa kontribusi terbesar KH Hasan Besari?

Dengan semangat yang menggebu, ia mendirikan Pondok Pesantren Gebang Tinatar, yang kemudian menjadi pusat pendidikan bagi para tokoh berpengaruh, termasuk Ronggowarsito, yang tak lain adalah salah satu sosok penting dalam sejarah. Di sinilah, ilmu dan kebijaksanaan mengalir, membentuk generasi penerus yang siap mengukir prestasi dan meninggalkan jejak yang tak terlupakan.

9 dari 10 halaman

9. Apa hubungan KH Hasan Besari dengan Pakubuwono III?

KH Hasan Besari, sosok yang kharismatik, telah mengikat janji suci dengan Bra. Murtosyah, putri dari Pakubuwono III. Pernikahan yang penuh makna ini tidak hanya menyatukan dua hati, tetapi juga memperkuat jalinan erat antara pesantren dan kerajaan, menciptakan sinergi yang harmonis antara tradisi spiritual dan kekuasaan.

(kpl/ank)

Topik Terkait

Read More