Sulitnya Evakuasi Longsor di Pekalongan, Cuaca dan Jalan Jadi Kendala Utama

Kapanlagi.com - Proses evakuasi korban bencana tanah longsor di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, tengah menghadapi tantangan yang sangat berat. Hujan deras yang tak kunjung reda dan kondisi jalan yang parah membuat akses menuju lokasi longsor semakin sulit. Tim gabungan yang terdiri dari berbagai elemen masih berjuang keras untuk mengevakuasi korban serta mendistribusikan bantuan kepada mereka yang terdampak.


Menteri Sosial Saifullah Yusuf telah mengerahkan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mempercepat proses evakuasi dan mendirikan dapur umum bagi para korban. Dalam misi mulia ini, pemerintah daerah berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BNPB, TNI, dan Polri, meskipun medan yang sulit menjadi penghalang dalam upaya percepatan evakuasi.

Di sisi lain, cuaca diperkirakan akan tetap kurang bersahabat dalam beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan bahwa hujan deras masih berpotensi memicu longsor susulan, menjadikan situasi semakin genting di kawasan bencana.

1 dari 9 halaman

1. Kronologi Bencana Longsor Pekalongan

Instagram/@pekalonganinfo

Bencana longsor yang melanda Kabupaten Pekalongan pada 20-21 Januari 2025 menjadi mimpi buruk bagi warga setempat, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sepanjang malam. Longsor terparah terjadi di Kecamatan Petungkriono, menewaskan 11 orang dan membuat 15 lainnya hilang, dengan jumlah korban yang ditemukan kini mencapai 17 jiwa.

Upaya pencarian tim gabungan masih terhambat oleh cuaca buruk dan akses jalan yang terputus, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari. Dalam situasi genting ini, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq mengusulkan agar insiden ini dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) demi menarik perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat.

2. Peran Kemensos dan Tagana dalam Penanganan Bencana

BPBD Kabupaten Pekalongan

Kementerian Sosial (Kemensos) segera bergerak cepat dengan mengerahkan Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke lokasi bencana, membawa harapan bagi para korban. Tim yang terlatih ini siap menaklukkan medan sulit untuk melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum, memastikan setiap kebutuhan korban dan petugas di lapangan terpenuhi.

Tak hanya itu, Kemensos juga menyalurkan bantuan logistik senilai Rp1,4 miliar, meliputi paket makanan, pakaian, kasur, dan tenda darurat. Sinergi antara Tagana, BPBD, dan relawan lokal menjadi pilar utama dalam upaya heroik ini, menghadirkan semangat kebersamaan dalam penanganan bencana.

3. Hambatan di Lapangan: Cuaca dan Medan Sulit

Instagram/@pekalonganinfo

Di tengah derasnya hujan yang mengguyur Pekalongan, tantangan evakuasi korban longsor semakin berat. Tanah yang sudah labil makin berisiko longsor susulan, sementara jalanan yang tertutup material longsor menghalangi akses alat berat yang sangat dibutuhkan.

Meski berbagai rintangan menghadang, semangat tim gabungan untuk menemukan semua korban tak surut. Namun, pemerintah daerah mengakui bahwa proses ini akan memakan waktu lebih lama, mengingat situasi yang sangat kompleks dan penuh tantangan.

4. Dampak Bencana terhadap Warga Pekalongan

Instagram/@pekalongainfo

Bencana longsor yang melanda Pekalongan telah menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan, mengguncang kehidupan masyarakat setempat dengan kerugian yang tak terhitung. Selain merenggut nyawa, banjir yang melanda sembilan kecamatan memaksa lebih dari 140 orang untuk meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di tempat yang lebih aman, termasuk dua mushola yang kini berfungsi sebagai tempat pengungsian sementara.

Kerusakan infrastruktur sangat parah, dengan tiga jembatan putus dan jalan-jalan utama yang terendam air, sementara banyak rumah mengalami kerusakan berat, membuat warga kehilangan tempat tinggal. Dalam upaya meringankan beban, pemerintah daerah bersama Kemensos berjuang keras mendistribusikan bantuan logistik, meskipun tantangan besar tetap ada: memastikan bantuan itu sampai tepat waktu ke lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.

5. Langkah Antisipasi dan Peringatan BMKG

Humas Pemkab Pekalongan

BMKG telah mengeluarkan peringatan penting mengenai tingginya intensitas hujan yang diperkirakan akan melanda Pekalongan dalam beberapa hari ke depan. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana susulan, seperti banjir bandang dan longsor.

Oleh karena itu, warga yang tinggal di daerah rawan bencana dihimbau untuk segera mengungsi demi keselamatan mereka. Sementara itu, pemerintah daerah tak henti-hentinya berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kesiapsiagaan di tingkat komunitas, demi melindungi masyarakat dari ancaman bencana yang mengintai.

6. Apa penyebab utama bencana longsor di Pekalongan?

Hujan deras yang melanda kawasan tersebut telah menyebabkan tanah menjadi labil, memicu terjadinya longsor yang mengkhawatirkan. Ditambah lagi, kondisi geografis yang rentan semakin memperburuk situasi, menciptakan ancaman yang nyata bagi masyarakat di sekitarnya.

7. Bagaimana peran Tagana dalam penanganan bencana ini?

Tim Tagana dengan sigap turun tangan dalam evakuasi korban bencana, mendirikan dapur umum yang siap menyajikan makanan hangat, serta mendistribusikan bantuan logistik yang sangat dibutuhkan oleh para penyintas.

8. Apa dampak bencana longsor terhadap warga?

Di tengah bencana yang melanda, tidak hanya nyawa yang hilang, tetapi ratusan warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, sementara banyak bangunan hancur berantakan dan akses jalan terputus oleh tumpukan material longsor yang mengancam.

9. Apa prediksi BMKG terkait cuaca di Pekalongan?

BMKG memperingatkan bahwa hujan deras masih akan mengguyur wilayah kita dalam beberapa hari ke depan, yang tentunya meningkatkan potensi terjadinya bencana susulan.

(kpl/srr)

Topik Terkait