Warganet Curiga dengan Ratusan Warung Pecel Lele di Kamboja yang Terdeteksi di Google Maps, Ini 4 Faktanya

Kapanlagi.com - Sebuah fenomena menarik tengah mengguncang Kamboja! Ratusan warung makan Indonesia, mulai dari pecel lele yang menggugah selera hingga angkringan yang penuh nostalgia, tiba-tiba bermunculan di berbagai sudut negeri tersebut. Penemuan ini terungkap melalui Google Maps, dan langsung menarik perhatian banyak orang, memunculkan rasa ingin tahu tentang apa yang sebenarnya terjadi.


Media sosial pun tak ketinggalan untuk membahas keberadaan warung-warung ini, menyoroti betapa membanggakannya kuliner khas Nusantara yang kini dapat ditemukan di negara tetangga.

Namun, di balik kehadiran kuliner yang menggoda ini, muncul spekulasi bahwa fenomena ini bukan sekadar peluang bisnis, melainkan ada kaitannya dengan komunitas pekerja asal Indonesia yang menetap di Kamboja. Bahkan, ada dugaan bahwa keberadaan warung-warung ini terkait dengan aktivitas perjudian online yang marak di kawasan tersebut.

Pecel lele, sebagai makanan sederhana namun kaya rasa, telah menjadi simbol kuliner Indonesia yang mendunia. Namun, pertanyaannya kini adalah: Apakah kehadiran ratusan warung pecel lele di Kamboja benar-benar mencerminkan kekuatan kuliner Nusantara, atau ada faktor lain yang lebih dalam yang mendasarinya? Mari kita telusuri lebih jauh sebagaimana dihimpun Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Rabu (20/11).

1 dari 4 halaman

1. Keberadaan Ratusan Warung Indonesia di Kamboja

Fenomena menarik ini pertama kali mencuri perhatian di platform X (dulu Twitter), ketika akun @_n0t4lfiaccount mengunggah tangkapan layar Google Maps yang memperlihatkan deretan warung makan Indonesia yang berjejer di Bavet, Kamboja. D

i antara nama-nama yang mencolok seperti Pecel Lele Srikandi, Arena Angkringan, dan Gultik Blok M, unggahan tersebut menambahkan keterangan yang menggugah rasa penasaran: "Ada penawaran karena adanya permintaan, paham pasti kenapa permintaan itu ada di lokasi tersebut."

Hal ini pun memicu perdebatan hangat di kalangan netizen, yang berspekulasi bahwa keberadaan ratusan warung ini berkaitan erat dengan komunitas besar WNI yang bekerja di industri judi online, yang legal di Kamboja, menarik ribuan pekerja migran asal Indonesia untuk merantau ke sana.

2. Hubungan dengan Judi Online di Kamboja

Di kawasan Bavet, yang dikenal sebagai pusat perjudian online di Kamboja, ratusan warung makan menjadi saksi bisu dari kehadiran pekerja migran Indonesia yang terjun ke industri ini.

Banyak netizen melaporkan bahwa orang-orang Indonesia berperan penting, baik sebagai staf operasional maupun teknis, karena perusahaan-perusahaan judi online tersebut menargetkan pasar Indonesia.

Dalam sebuah vlog yang viral, seorang kreator konten membagikan kisah para pekerja yang menghadapi tantangan berat, termasuk ancaman dari pihak tertentu, namun tetap bertahan di tengah tingginya permintaan tenaga kerja.

Keberadaan warung makan Indonesia di kawasan ini pun menegaskan populasi pekerja migran yang besar, di mana tempat-tempat itu tidak hanya menyajikan makanan lezat, tetapi juga menjadi pusat pertemuan dan sosialisasi bagi mereka.

3. Peluang Bisnis atau Simbol Identitas?

Bagi para pemilik warung, kehadiran mereka di Kamboja bukan sekadar peluang bisnis, melainkan sebuah kesempatan emas untuk menghidupkan cita rasa Indonesia di tanah perantauan.

Pecel lele, angkringan, dan warkop telah menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia, dan dengan populasi WNI yang besar di Kamboja, bisnis kuliner ini tak hanya menguntungkan tetapi juga menjadi jembatan budaya.

Seorang netizen menyatakan, "Di mana ada orang Indonesia, pasti ada pecel lele atau angkringan. Itu bukti bahwa kita selalu membawa budaya ke mana pun."

Dalam jangka panjang, fenomena ini menggambarkan potensi besar kuliner Nusantara untuk bersaing di kancah internasional, dan kenyataan bahwa cita rasa Indonesia diterima di negara asing adalah sebuah prestasi yang patut dirayakan.

4. Respons Netizen

Sebuah unggahan mengenai warung Indonesia di Kamboja berhasil menarik perhatian publik dengan beragam respons yang mengemuka. Banyak netizen yang merasa bangga melihat kuliner tanah air semakin mendunia, seolah menjadi duta cita rasa Indonesia di negeri orang.

Namun, tak sedikit pula yang menyuarakan kekhawatiran terkait hubungan warung ini dengan industri judi online yang tengah marak. "Warung-warung ini bagaikan oasis bagi para pekerja migran yang merindukan kampung halaman," ungkap seorang pengguna media sosial.

Sementara yang lainnya mempertanyakan legalitas aktivitas di kawasan tersebut, meskipun pemerintah Kamboja mengklaim bahwa industri judi online mereka berlisensi resmi.

(kpl/rmt)

Topik Terkait