Apa Itu Duolingo? Aplikasi Belajar Bahasa yang Viral Gara-gara Kematian Si Burung Hantu
Ilustrasi Duolingo (Foto: X @duolingo)
Kapanlagi.com - Duolingo, aplikasi pembelajaran bahasa yang terkenal dengan maskot burung hantunya yang ikonik, baru-baru ini mengguncang jagat maya dengan pengumuman mengejutkan: Duo, si Burung Hantu Duolingo, telah "meninggal dunia". Berita ini langsung memicu beragam reaksi dari pengguna, mulai dari kebingungan, kesedihan, hingga spekulasi bahwa ini hanyalah taktik pemasaran yang cerdik.
Dalam beberapa hari terakhir, media sosial dipenuhi dengan unggahan tentang "kematian" Duo. Tak hanya itu, Duolingo pun mengubah ikon aplikasinya menjadi gambar burung hantu dengan mata berbentuk tanda X, simbol yang sering diidentikkan dengan kematian dalam budaya pop.
Tapi, apakah ini benar-benar akhir bagi Duo? Atau justru sebuah strategi marketing yang brilian dari Duolingo? Mari kita telusuri lebih dalam fakta-fakta menarik di balik kematian burung hantu yang telah menjadi teman belajar banyak orang ini. Simak ulasan lengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Rabu (12/2/2025).
Advertisement
1. Apa Itu Duolingo dan Mengapa Begitu Populer?
Duolingo adalah aplikasi pembelajaran bahasa yang menggunakan metode game-based learning. Didirikan pada tahun 2011 oleh Luis von Ahn dan Severin Hacker, aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk belajar berbagai bahasa dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif.
Saat ini, Duolingo memiliki lebih dari 300 juta pengguna di seluruh dunia dan menawarkan kursus dalam lebih dari 40 bahasa, termasuk bahasa Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, Jepang, dan banyak lagi.
Keunikan Duolingo terletak pada fitur-fiturnya, seperti:
- Sistem XP dan streak, yang memotivasi pengguna untuk belajar setiap hari.
- Karakter lucu dan maskot burung hantu (Duo) yang memberikan pengingat (kadang terkesan ‘mengancam’ bagi pengguna yang tidak menyelesaikan pelajarannya).
- Gratis digunakan, meskipun ada opsi premium (Duolingo Plus dan Duolingo Max).
Namun, popularitasnya tidak hanya berasal dari metodenya yang efektif, tetapi juga dari meme-meme yang tersebar di internet tentang bagaimana Duo "mengejar" penggunanya yang malas belajar.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Kronologi
Pada 11 Februari 2025, akun resmi Duolingo di media sosial mengunggah pengumuman mengejutkan:
"Dengan berat hati kami sampaikan bahwa Duo, yang sebelumnya dikenal sebagai The Duolingo Owl, telah tiada."
Tak hanya itu, mereka juga menambahkan pernyataan unik:
"Sejujurnya, dia mungkin meninggal saat menunggu Anda menyelesaikan pelajaran Anda, tapi siapa yang tahu?"
Tak lama setelah itu, Duolingo mengubah ikon aplikasinya menjadi gambar burung hantu hijau dengan mata berbentuk tanda X.
Sejumlah pengguna di media sosial mulai bertanya-tanya:
- Apakah ini kampanye marketing?
- Apakah Duolingo akan mengubah maskotnya?
- Apakah akan ada fitur baru?
3. Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Setelah berbagai spekulasi, Duolingo akhirnya mengonfirmasi bahwa kematian Duo hanyalah bagian dari kampanye pemasaran.
Dalam pernyataan resminya, perusahaan mengatakan:
"Maskot kami awalnya hanya untuk mendorong latihan rutin. Namun, setelah internet menguasainya, ia berkembang menjadi karakter yang lebih kompleks – bahkan mengancam – dengan kepribadian uniknya."
Kampanye ini dilakukan untuk memancing reaksi pengguna dan meningkatkan kesadaran akan aplikasi mereka. Strategi seperti ini bukan hal baru dalam dunia pemasaran. Sebelumnya, merek-merek lain juga pernah melakukan trik serupa, seperti:
- Mr. Peanut (Planters) yang ‘mati’ dan kembali sebagai Baby Nut pada 2020.
- Burger King yang menghapus seluruh menu mereka untuk menarik perhatian publik.
4. Mengapa Kampanye Ini Sukses?
Strategi pemasaran ini sukses karena memanfaatkan beberapa faktor penting:
1. Emotional Engagement
Duolingo tahu bahwa penggunanya memiliki ikatan emosional dengan Duo. Dengan "membunuh" karakter ini, mereka memicu reaksi emosional yang kuat.
2. Kejutan dan Misteri
Membuat pengguna bertanya-tanya dan mencari tahu lebih lanjut adalah cara efektif untuk meningkatkan keterlibatan.
3. Meme dan Viral Marketing
Duolingo telah lama menjadi bahan meme di internet. Kampanye ini semakin memperkuat citra mereka sebagai brand yang humoris dan ‘gila’.
4. Mendorong Pengguna untuk Kembali ke Aplikasi
Beberapa pengguna bercanda bahwa mereka akan kembali belajar di Duolingo karena takut "membunuh" Duo.
5. People Also Ask
1. Apakah Duo benar-benar mati?
Tidak, ini hanya bagian dari kampanye pemasaran Duolingo.
2. Mengapa Duolingo membuat pengumuman seperti ini?
Ini adalah strategi marketing untuk menarik perhatian dan meningkatkan interaksi pengguna.
3. Apakah akan ada perubahan besar di Duolingo?
Belum ada pengumuman resmi, tetapi mungkin ada pembaruan fitur atau desain baru.
4. Apa reaksi pengguna terhadap "kematian" Duo?
Sebagian besar menganggapnya lucu dan kreatif, sementara yang lain merasa bingung atau terkejut.
5. Apakah ini pertama kalinya perusahaan melakukan trik seperti ini?
Tidak. Kampanye serupa pernah dilakukan oleh merek lain seperti Mr. Peanut dan Burger King.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/rmt)
Advertisement
