Apakah Sahur Masih Bisa Dilakukan Setelah Adzan Subuh Pada Puasa Sunnah? Temukan Jawaban Lengkapnya!

1. Pengertian dan Waktu Sahur dalam Islam

Sahur, momen istimewa yang penuh berkah, adalah aktivitas makan dan minum yang dilakukan sebelum fajar menyingsing, sebagai persiapan untuk menjalani puasa.

Dalam buku "Bekal Ramadhan dan Idhul Fitri" karya Saiyid Mahadir, sahur diartikan sebagai hidangan yang dinikmati pada waktu sahar, yakni periode magis antara sepertiga malam terakhir hingga menjelang subuh.

Dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 187, Allah SWT menegaskan batas waktu sahur dengan indahnya ungkapan, "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar."

Tafsir Ibnu Katsir menambahkan bahwa "benang putih" dan "benang hitam" ini melambangkan peralihan dari gelapnya malam ke terang siang yang ditandai oleh terbitnya fajar, menandakan waktu terakhir untuk menikmati sahur.

Namun, pertanyaan mengenai kelanjutan sahur setelah adzan subuh berkumandang menjadi perdebatan.

Para ulama, termasuk Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhaili, menegaskan bahwa puasa dimulai saat fajar terbit, dan Rasulullah SAW pun mengingatkan, "Silakan kalian (terus) makan dan minum sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan azan." (HR Muttafaq'alaih).

Dengan demikian, sahur sebaiknya diakhiri sebelum adzan subuh, karena saat itulah waktu puasa resmi dimulai.

2. Kondisi Khusus dan Keraguan dalam Waktu Sahur

Meskipun umumnya kita dilarang untuk makan setelah adzan subuh, ada beberapa kondisi khusus yang patut diperhatikan.

Imam Ibn Hazm dalam Kitab Al Muhalla menjelaskan bahwa jika kita masih ragu mengenai masuknya waktu subuh, kita boleh melanjutkan makan hingga yakin waktu subuh tiba, seperti yang dinyatakan Umar bin Al Khattab.

Begitu pula, jika keraguan masih ada saat waktu fajar, minum pun masih diperbolehkan menurut riwayat Ibnu Abbas.

Namun, jika terdapat perbedaan pendapat yang menimbulkan kebingungan, kita masih bisa melanjutkan sahur hingga ada kepastian.

Namun, perlu diingat bahwa melanjutkan makan setelah adzan subuh dapat membatalkan puasa, sebagaimana dijelaskan dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji, yang mengharuskan kita untuk mengqadha puasa tersebut.

Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mengakhiri sahur beberapa menit sebelum subuh, memperhatikan jadwal imsak, dan memastikan tidak ada makanan atau minuman yang tersisa saat adzan berkumandang.

Dengan memahami ketentuan ini, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan sesuai dengan syariat Islam.

3. Anjuran dan Keutamaan Sahur

Sahur, momen istimewa dalam bulan Ramadan, tak hanya sekadar ritual, melainkan juga sarana meraih berkah yang melimpah.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menyantap sahur, karena di dalamnya tersimpan doa dari Allah SWT dan para malaikat, yang akan menyertai setiap suapan.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, disebutkan bahwa Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada mereka yang bangun untuk sahur.

Selain itu, sahur menjadi pembeda yang jelas antara puasa umat Islam dan puasa Ahlul Kitab, sebagaimana disampaikan dalam hadis Muslim.

Untuk menjalankan sahur dengan benar, dianjurkan untuk melakukannya mendekati waktu Subuh, membaca doa dan niat puasa, serta memilih makanan bergizi tanpa berlebihan.

Di Indonesia, kita juga sering menggunakan jadwal imsak sebagai panduan, meskipun sebenarnya diperbolehkan untuk makan hingga terbit fajar.

Dengan memahami keutamaan dan adab sahur, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga mengisi jiwa dengan keberkahan yang tak ternilai.

4. Perbedaan Waktu Sahur untuk Puasa Wajib dan Sunnah

Dalam menjalankan puasa, baik yang wajib maupun sunnah, waktu sahur memiliki batasan yang sama, yaitu hingga terbitnya fajar shadiq atau waktu subuh.

Ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 187 yang berlaku universal untuk semua jenis puasa.

Kesunahan sahur tetap dianjurkan, seperti yang dicontohkan dalam hadits Rasulullah SAW: "Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur" (HR Ahmad).

Meskipun puasa sunnah, tidak ada keringanan untuk melanjutkan makan setelah fajar, dan keutamaan mengakhirkan sahur tetap berlaku. Oleh karena itu, kehati-hatian dalam menentukan waktu sahur sangat dianjurkan.

Pertanyaan mengenai sahur setelah adzan subuh telah dijelaskan dengan tegas melalui dalil-dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan hadits, menunjukkan bahwa Islam memberikan panduan yang jelas untuk memastikan keabsahan ibadah puasa kita.

Setiap ketentuan dalam Islam mengandung hikmah yang mendidik kita tentang kedisiplinan dan ketaatan.

Dengan menjalankan sahur sesuai syariat, kita tidak hanya menjaga keabsahan puasa, tetapi juga meraih keberkahan dan manfaat optimal dari ibadah ini.

Semoga informasi ini bermanfaat dan menjadi panduan bagi kita semua untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.