Ayyu Syaida Rasakan Segarnya Cuan TikTok! Influencer di Malang Ini Kantongi Ratusan Juta
Ayyu Syaida Influencer di Malang Kantongi Ratusan Juta
Kapanlagi.com - Influencer asal Kota Malang, Ayyu Syaida (28) berhasil mengantongi komisi (cuan) ratusan juta rupiah dari aplikasi Tiktok. Lewat akunnya @AyyuSyaida pernah berhasil menjadi top seller dengan omzet penjualan mencapai Rp2,5 Milliar dalam seminggu.
Prestasi itu berbuah manis dengan pendapatan komisi sekitar 1-5 persen dari omzet penjualan. Ibu rumah tangga asal Sawojajar, Kota Malang itu pun saat ini menjadi langganan promosi berbagai brand lewat Tiktok Shopping Live.
"Pengalaman paling menarik, pernah jadi top selling. Jadi November 11 atau 11-11 itu, saya juara 1 se-Indonesia, kategori fashion and beauty," terang Ayyu Syaida kepada Merdeka.com di Kota Malang, Sabtu (26/3).
Advertisement
Ayyu mengisahkan, saat itu dikirimi sample oleh sponsor dan diberi waktu berjualan selama sepekan di Tiktok Shopping Live. Komisi yang diperoleh berkisar antara 1-5 persen dari omzet dan berhasil menjual salah satunya item sweater hingga 10.000 potong.

"Kita banyak-banyakan omzet. Alhamdulillah saat 11-11 itu bisa menang. Omzetnya sampai Rp2,5 Milliar dalam seminggu. Jadi itu selama kompetisi dapat support dari Tiktok, kayak traffick dibantu. Video itu di-FYP-kan (for you page) terus," kisahnya.
Nilai komisi yang diterimanya dari setiap brand kisaran 10 Persen, bahkan sampai 15 persen dari omzet. Sebuah brand biasanya mengontraknya untuk live produknya dalam sekian kali lewat akunnya.
"Komisi tergantung seller yang mau ngasih. Jadi yang nentukan diatur sama penjualnya. Karena kemarin itu kompetisi, 1 persen sampai maksimal 5 persen. Karena kan hadiahnya dari Tiktok berupa cash rewardnya," urainya.
1. Video Pertama Soal LDR
Awalnya Ayyu beranggapan Tiktok sebagai platform sekadar bersenang-senang. Konten video pertamanya pun tentang hubungan jarak jauh (LDR) dengan pacar yang kini menjadi suaminya.
Awalnya dirasa sulit untuk meningkatkan jumlah followers, tetapi sekitar 6 bulan jumlahnya 280K followers. Akun Tiktok yang dirintis Oktober 2021 itu dirasa pesat setelah muncul platform Tiktok Live.
"Tiktok susah kadang harus bener-benar FYP baru followers banyak. 2021 akhir itu ada platform namanya Tiktok Live. Kita itu daftar, kita itu selling product melalui live, Nah di situ kita bisa jaring followers. Jadi selain karena murni dari video, peningkatan jumlah followers itu dari Tiktok Live itu," urainya.
Ayyu menyarankan Tiktokers untuk memanfaatkan fasilitas live dan bukan hanya upload video. Kalau upload video akan passive selling, berbeda dengan live yang bisa langsung berinteraksi atau belanja dengan followers.
"Kalau dulu waktu single 80 persen followers paling banyak laki-laki. Waktu jualan sekarang banyak perempuannya, ganti emak-emak," katanya tersenyum.
Lewat Tiktok, Ayyu merasa mendapatkan jaringan baru. Karena dari jumlah followers yang meningkat mendukungnya semakin banyak brand yang menawarkan kerjasama. "Kalau kita mau berkarir di situ bisa, bisa dijadikan karir," tegas Ayyu yang mantan konsultan Pajak itu.
Tiktok ditegaskan Ayyu sebagai mata pencarian yang menjanjikan termasuk untuk para ibu rumah tangga. Tidak banyak modal yang harus dikeluarkan, apalagi bagi yang sudah akrab dengan marketing dan media sosial.
"Banget, rekomended banget. Tiktok Shop ini salah satu marketplace yang berkembang banget," tegasnya.
Pembeli dapat melihat langsung barang secara kasat mata lewat video. Barang yang dijual juga dibantu dipromosikan oleh influencer, tanpa membayar biaya promosi. Jika barang laris juga akan dinotice oleh pihak Tiktok dan dihubungi sebagai seller.
"Pendapatan bisa Rp200-Rp250 juta per bulan. Kuncinya kita harus konsisten, livenya tiap hari dan ada jamnya, ya kayak orang kerja. Itu bersih, sudah pajak 11 persen," ungkapnya.
Selain itu, nyaris tanpa risiko yang harus ditanggung. Karena tidak perlu modal untuk stok barang, pengiriman dilakukan oleh seller dan tidak memikirkan gaji karyawan. Penjualan sedikit atau banyak tidak menjadi persoalan, tetapi hanya korelasi dengan pendapatan tentunya.
"Terkadang risiko cuma dari seller, saat pengirimannya telat. Kita yang agak berimbas, cuma tidak ada pengaruh yang significan," katanya.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Budaya Belanja
Budaya belanja masyarakat secara cepat mengalami pergeseran, salah satunya akibat pandemi beberapa tahun terakhir. Penjualan yang semula mengandalkan pasar, mal, bergeser ke marketplace dan live shopping.
Impack pandemi membuat semua sektor berusaha tetap survive, termasuk dengan cara mengubah methode penjualan. Terutama live shopping seperti Shopie, Tokopedia, Tiktok menjadi ladang baru yang tentunya juga mengandeng para influencer.
"Tapi bagaimana kita survive itu langsung mengubah cara jualan kita. Dari tadinya kita punya 16 toko offline, jadi sekarang tinggal 6. Kita sekarang justru jualan di online. Kita masuk ke digital, marketplace-marketplace. Website kita sendiri dan 2022 ini bukan onlne lagi, tapi live shopping," terang Camelia E Bianca, Head of Marketing Marche.id.
Ayyu Syaida berbagi cerita bersama 30 Influencer asal Kota Malang. Acara dikemas talkshow meet and great dalam rangka ulang tahun ke-5 brand fashion, merche.id.
Ayyu sebagai tiktok affiliate mengedukasi perkembangan berwirausaha melalui akun tiktok dengan berjualan secara live dan menciptakan konten FYP.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/cvn)
Advertisement