Belajar Agama di Era Digital, Ustadz Adi Hidayat Ungkapkan Pendapatnya!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Belajar Agama di Era Digital, Ustadz Adi Hidayat Ungkapkan Pendapatnya!
Foto Ustadz Adi Hidayat Official

Kapanlagi.com - Rasulullah Saw. menekankan betapa pentingnya menuntut ilmu dalam salah satu hadisnya yang berbunyi, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim." (H.R. Ibnu Majah). Pernyataan ini menunjukkan bahwa pencarian ilmu merupakan suatu keharusan bagi setiap individu yang mengaku sebagai umat Islam.

Seorang ulama terkemuka dari Mesir, Syaikh Ibnu Ruslan, menegaskan dalam salah satu kitabnya bahwa amal tanpa ilmu akan sia-sia. Ia menjelaskan bahwa jika seseorang beramal tanpa landasan ilmu yang benar, maka amalannya tidak akan diterima oleh Allah Swt.

Ini menjadi semakin krusial ketika berkaitan dengan ibadah, di mana amalan yang tidak didasari oleh pengetahuan yang tepat tidak memiliki pijakan yang kuat dan tidak sesuai dengan syariat Islam. Lebih lanjut, ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam kajian-kajiannya menekankan pentingnya belajar ilmu syariat Islam di bawah bimbingan seorang guru yang memiliki sanad keilmuan yang jelas hingga kepada Rasulullah Saw.


"Jika Anda ingin belajar agama dengan benar dan terhubung kepada Nabi, carilah ulama," tegas UAH dalam sebuah video yang diunggah di YouTube Point Kajian Islam pada Ahad (2/2/2025).

Dengan demikian, jelaslah bahwa menuntut ilmu adalah langkah fundamental dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim, agar setiap amal yang dilakukan dapat diterima dan bermanfaat di sisi Allah Swt.

1. Ulama Pewaris Nabi

Dalam sebuah penjelasan yang mendalam, UAH menyoroti peran penting para ulama sebagai pewaris para nabi, yang tidak hanya mewarisi ilmu dan hikmah, tetapi juga ditugaskan untuk menyebarkan ajaran agama kepada umat.

Mengacu pada firman Allah dalam Al-Qur'an, UAH menjelaskan bahwa sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah hanyalah para ulama, yang memiliki keistimewaan tidak hanya dalam kepintaran, tetapi juga dalam rasa khasyyah rasa takut dan hormat yang mendalam kepada Sang Pencipta.

"Ketika Allah menyebutkan ulama, Dia tidak hanya menekankan kecerdasan, karena kepintaran sudah menjadi sifat bawaan mereka.

Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kepintaran itu mengarahkan mereka untuk senantiasa takut kepada Allah," ungkap UAH, mengajak kita merenungkan makna sejati dari keilmuan yang berlandaskan iman.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Boleh saja Belajar Agama Lewat Perangkat Media, tapi..

Di era teknologi yang semakin maju, mempelajari ilmu syariat Islam kini tak lagi terbatas pada majelis ilmu tradisional. Banyak umat Muslim yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar. Lalu, apakah sah jika kita berguru melalui perangkat digital?

Ustaz Abdul Hakim (UAH) menjelaskan, "Jika Anda mencari guru, baik secara langsung maupun melalui media, tidak ada masalah. Misalnya, melalui YouTube atau platform lainnya ketika pertemuan tatap muka tidak memungkinkan."

Namun, ia menekankan pentingnya melengkapi pemahaman jika ada hal yang belum jelas. Kunci utama dalam pencarian ilmu adalah menemukan guru yang memiliki ketakwaan dan rasa takut kepada Allah SWT.

"Ilmu yang bermanfaat adalah yang membuat kita lebih takut kepada Allah, bukan hanya sekadar kepintaran," tambahnya, mengingatkan bahwa banyak orang pintar, termasuk non-Muslim, tetapi yang memiliki kedalaman spiritual adalah yang patut dicari. Wallahu a'lam.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rao)