Benua Eropa Memiliki Angka Kelahiran Rendah, Penduduknya Rata-rata Menghadapi Masalah Keuangan

Penulis: Haneeza Afra Nur Zhafirah

Diperbarui: Diterbitkan:

Benua Eropa Memiliki Angka Kelahiran Rendah, Penduduknya Rata-rata Menghadapi Masalah Keuangan
Benua Eropa Memiliki Angka Kelahiran Rendah

Kapanlagi.com - Eropa, sebuah benua yang dikenal dengan keindahan arsitektur klasik dan sejarahnya yang kaya, juga menonjol sebagai benua dengan angka kelahiran paling rendah di dunia.

Angka kelahiran, yang mengacu pada jumlah kelahiran dalam suatu populasi dalam periode tertentu, memainkan peran krusial dalam menentukan perkembangan suatu wilayah.

Namun, di Eropa, pandangan terhadap memiliki anak telah menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi angka kelahiran yang rendah.

Beberapa masyarakat Eropa cenderung melihat kehamilan dan pemeliharaan anak sebagai tanggung jawab yang memberatkan, menciptakan paradigma bahwa memiliki anak adalah suatu hal yang merepotkan.

Selain itu, berbagai faktor lain turut berkontribusi pada rendahnya angka kelahiran di benua ini, mendorong kita untuk menyelami akar masalah ini lebih dalam.

1. Beberapa Faktor Penyebab Rendahnya Angka Kelahiran di Eropa

Menurut data real-time dari Worldometers, populasi Eropa pada tahun 2019 mencapai 743.102.600 jiwa, sementara laju pertumbuhan penduduk hanya sebesar 0,06% per tahun.

Angka ini mencerminkan fakta bahwa Eropa mengalami pertumbuhan populasi yang sangat lambat, bahkan dapat dikategorikan sebagai stagnasi.

Dengan laju pertumbuhan yang rendah, benua ini berhadapan dengan konsekuensi serius terkait struktur demografis dan perkembangan jangka panjang.

Berbagai faktor telah teridentifikasi sebagai penyebab rendahnya angka kelahiran di Eropa dibandingkan dengan benua lainnya. Apa saja faktor yang termasuk?

1. Banyaknya Penganut Individualisme

Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap rendahnya angka kelahiran adalah perubahan dalam pandangan terhadap nilai-nilai keluarga tradisional.

Masyarakat Eropa semakin cenderung menganut nilai-nilai individualisme, di mana kebebasan pribadi dan pencapaian pribadi menjadi fokus utama.

2. Perempuan Eropa Cenderung Mengutamakan Karier

Meningkatnya akses perempuan ke pendidikan tinggi memberikan peluang untuk pengembangan keterampilan dan karier profesional yang lebih luas.

Seiring dengan itu, banyak perempuan di Eropa lebih cenderung mengejar keberhasilan karier dan kemandirian finansial sebelum mempertimbangkan untuk memulai keluarga.

3. Finansial yang Tidak Stabil

Angka kelahiran rendah di Eropa menjadi semakin terkait dengan tingginya biaya hidup di beberapa negara di benua ini. Khususnya, biaya perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak.

Pasangan muda seringkali dihadapkan pada tantangan finansial yang signifikan, terutama di negara-negara dengan harga perumahan yang tinggi.

Biaya pendidikan yang semakin mahal dan kebutuhan pengasuhan anak yang memerlukan dana tambahan dapat memberikan hambatan finansial yang substansial bagi mereka yang ingin memulai keluarga.

4. Keterbatasan Infrastruktur dan Kurangnya Dukungan Keluarga

Meskipun perkembangan pesat dalam bidang pekerjaan dan pendidikan, akses yang terjangkau untuk perawatan anak, cuti orang tua yang memadai, dan fasilitas penitipan anak yang berkualitas masih terbatas.

Kondisi ini dapat menciptakan tantangan bagi pasangan yang ingin berperan sebagai pekerja dan orang tua dengan nyaman.

5. Kelahiran yang Terkontrol dengan Kontrasepsi

Peningkatan pengetahuan dan akses terhadap metode kontrasepsi yang efektif telah menjadi faktor penting dalam menentukan tren angka kelahiran di Eropa.

Kemajuan dalam pendidikan kesehatan reproduksi dan akses yang lebih baik terhadap berbagai metode kontrasepsi memberikan pasangan kontrol yang lebih besar atas perencanaan keluarga mereka.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang opsi kontrasepsi yang tersedia, pasangan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan sesuai dengan preferensi mereka, memungkinkan mereka untuk mengontrol keinginan untuk memiliki anak.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Pengaruh Angka Kelahiran pada Perkembangan Wilayah

Angka kelahiran, sebagai parameter utama dalam analisis demografi, mencerminkan dinamika pertumbuhan populasi yang berdampak pada struktur usia dan kebutuhan sosial ekonomi suatu negara.

Dalam konteks Eropa, penurunan angka kelahiran menciptakan tantangan serius terhadap penuaan populasi, dengan dampak potensial pada keberlanjutan ekonomi dan sistem dukungan sosial.

1. Bertambah atau Berkurangnya Populasi

Angka kelahiran yang tinggi memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan populasi suatu wilayah. Fenomena ini menciptakan penambahan penduduk yang signifikan dalam jangka waktu tertentu.

Pertumbuhan populasi yang cepat, di satu sisi, dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Namun, meskipun pertumbuhan populasi dapat membawa berbagai peluang, pengelolaannya juga memerlukan perencanaan yang matang.

Keseimbangan antara pertumbuhan populasi dan kapasitas wilayah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat harus diperhatikan.

2. Menambah Tenaga Kerja

Dengan adanya populasi yang besar, wilayah tersebut memiliki potensi untuk memanfaatkan tenaga kerja yang lebih banyak dalam berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur hingga jasa, serta inovasi dan penelitian.

3. Meningkatkan Pembangunan Sosial

Angka kelahiran yang tinggi tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga dapat memainkan peran penting dalam pembangunan sosial suatu wilayah.

Dengan kehadiran generasi muda yang melimpah, terbuka peluang untuk meningkatkan tingkat pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, generasi muda dapat menjadi kekuatan penggerak pembangunan sosial yang lebih baik.

4. Struktur Demografi

Dengan demografi yang cenderung muda, wilayah tersebut dihadapkan pada tuntutan dan kebutuhan khusus yang memerlukan perhatian khusus dari pihak pemerintah dan lembaga terkait.

Ketidakseimbangan dalam struktur demografi, terutama peningkatan jumlah anak dan remaja, dapat berdampak langsung pada kebijakan pendidikan.

3. Apa yang Terjadi Jika Suatu Wilayah Angka Kelahirannya Terlalu Rendah?

Salah satu dampak utama dari angka kelahiran yang rendah adalah penuaan populasi. Dengan jumlah kelahiran yang tidak mencukupi untuk menggantikan generasi sebelumnya, jumlah penduduk usia lanjut akan meningkat secara proporsional.

Dampak lainnya adalah potensi penurunan daya saing ekonomi. Jika angka kelahiran terus rendah, dapat terjadi penurunan jumlah pekerja dalam pasar tenaga kerja.

Hal ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan inovasi, serta memperumit sistem pensiun dan jaminan sosial karena kurangnya kontribusi dari generasi muda.

Tidak kalah penting, angka kelahiran yang rendah dapat berdampak pada dinamika budaya dan keberlanjutan masyarakat.

Rendahnya pertumbuhan populasi dapat meruncingkan keragaman budaya dan mengubah dinamika keluarga, mengubah cara masyarakat memandang pernikahan, orangtua, dan nilai-nilai tradisional.

Upaya untuk meningkatkan angka kelahiran di Eropa juga perlu mempertimbangkan dampak budaya dan sosial yang mungkin timbul seiring waktu.

4. Berapa angka kelahiran Eropa?

Berdasarkan data yang dikutip dari situs Statista dengan merujuk pada hasil survei PBB, pada tahun 2022, angka kelahiran di Eropa mencapai 1,46 kelahiran per wanita.

Perbandingan dengan tahun 1950 menunjukkan penurunan signifikan dari 2,62 kelahiran, mencerminkan tren penurunan yang substansial selama periode waktu tersebut.

5. Mengapa angka kelahiran penduduk Eropa rendah?

Eropa mencatat angka kelahiran terendah di antara benua-benua lainnya, dipengaruhi oleh tingginya biaya hidup di beberapa negara, terutama terkait perumahan, pendidikan, dan pengasuhan anak.

Hambatan utama bagi pasangan yang berencana memiliki anak adalah tingginya biaya hidup ini.

6. Berapakah pertumbuhan penduduk benua Eropa 2023?

Saat ini, populasi Eropa mencapai 717.671.625 jiwa dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar -0,113%.

7. Mengapa sejumlah negara maju di Eropa memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang rendah?

Angka kematian di negara-negara maju cenderung rendah karena kemajuan ilmu kedokteran yang signifikan dan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi penduduknya.

Oleh karena itu, penyakit yang dapat menyebabkan kematian dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini dan optimal.

8. Apa yang menyebabkan tingginya angka kelahiran di Indonesia?

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya. Sebagai contoh, masih ada keyakinan yang beredar bahwa memiliki banyak anak akan membawa keberkahan finansial. Selain itu, terdapat juga faktor keyakinan tertentu yang tidak sejalan dengan program perencanaan keluarga.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/haz)