Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Resensi jadi salah satu jenis teks yang cukup sering dicari. Biasanya, orang-orang mencari resensi sebelum memutuskan menikmati suatu karya seperti buku, film, album musik, pementasan, dan sebagainya. Pasalnya, resensi merupakan teks yang berisi ulasan suatu karya.
Singkatnya, resensi ditulis dengan tujuan mengulas atau menjelaskan kelebihan dan kekurangan suatu karya. Sehingga teks resensi bisa jadi pertimbangan seseorang sebelum membeli atau menikmati sebuah karya. Menulis resensi merupakan hal yang susah-susah gampang. Sebab, dibutuhkan keterampilan dan kecermatan dalam mengulas suatu karya.
Meski susah-susah gampang, bukan berarti menulis resensi tidak bisa dipelajari. Nah, jika kalian tertarik belajar cara menulis resensi, langsung saja simak ulasan berikut ini.
Advertisement
(credit: unsplash)
Sebelum mempelajari cara membuat resensi, ada beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu. Hal-hal tersebut adalah unsur-unsur yang wajib ada dalam teks resensi. Sebab, resensi yang baik haruslah lengkap memuat semua unsur-unsurnya. Berikut unsur-unsur dalam teks resensi.
1. Judul Teks Resensi
Sama seperti teks pada umumnya, resensi harus mempunyai judul. Judul tersebut sebisa mungkin dibuat harus bisa mewakili isi dari ulasan dalam teks resensi. Oleh sebab itu, pemilihan judul resensi dianjurkan dilakukan setelah teks resensi sudah benar-benar selesai dibuat. Selain itu, juga dianjurkan membuat judul teks resensi yang unik agar bisa menarik pembaca.
2. Identitas Karya
Dalam sebuah teks resensi juga harus memuat identitas dari karya yang akan diulas. Biasanya, identitas karya tersebut disampaikan di bagian depan sebelum masuk ke bagian pembahasan. Untuk resensi buku beberapa identitas yang perlu dicantumkan di antaranya: judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit beserta tahun cetak, jumlah halaman. Sedangkan untuk resensi film, identitas yang perlu dicantumkan: tahun rilis, durasi, sutradara, dan pemain.
3. Isi Resensi
Unsur teks resensi yang ketiga yaitu isi atau ulasan karya. Isi dalam resensi sebisa mungkin harus ditulis secara lengkap dengan penyampaian yang singkat dan padat. Akan lebih baik jika bagian isi ditulis dengan alur atau plot, sehingga pembaca bisa membacanya dengan lebih nyaman. Isi juga harus bisa mengulas kelebihan dan kekurangan karya yang diulas.
4. Penutup
Unsur terakhir dalam teks resensi adalah penutup. Pada bagian penutup ini, penulis bisa menyampaikan simpulan berisi penilaian terhadap kelayakan karya yang diulas. Dalam penutup, penulis juga bisa memberikan rating dan menyampaikan pendapat apakah dia merekomendasikan karya tersebut atau
sebaliknya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(credit: unsplash)
Seperti yang disinggung sebelumnya, membuat resensi tak bisa sembarangan. Resensi yang baik harus memuat unsur-unsur teks resensi. Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam menulis teks resensi. Berikut adalah cara membuat resensi untuk buku.
1. Sebelum mulai menulis resensi, kalian harus membaca buku secara seksama. Pahami tema, isi, dan pesan yang ingin disampaikan dalam buku. Jika buku itu adalah buku fiksi maka pahami juga, karakter, dan alur cerita.
2. Setelah selesai membaca, buat sebuah ringkasan berupa poin-poin penting yang disampaikan di buku. Kalian juga bisa mencatat jika ada kutipan-kutipan yang dirasa penting dan menarik.
3. Lakukan penilaian secara objektif berdasarkan pengalaman membaca dan juga ringkasan yang kalian buat. Berikan penilaian yang berimbang, maksudnya dengan melihat kedua sisi buku, sisi baik dan kurangnya.
4. Buat simpulan yang berisi ulasan singkat mengenai tema, karakter, dan alur cerita dalam buku. Jangan lupa sertakan penilaian kalian terkait buku tersebut, apakah buku tersebut layak untuk dibaca atau tidak.
5. Baca ulang teks resensi yang kalian buat. Lakukan pengeditan dan perbaikan pada bagian yang masih dirasa kurang pas. Perhatikan juga gaya bahasa dan ejaan, agar lebih nyaman dibaca serta mudah dipahami.
Advertisement
Agar kalian bisa lebih memahami seperti apa bentuk resensi yang lengkap dan baik, kalian bisa simak contoh resensi buku berikut ini.
"Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990", Kisah Romansa Remaja Tahun 90-an
Judul Buku: "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990"
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Books
Tebal: 328 halaman
Novel "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990" karya penulis Pidi Baiq mengisahkan kisah cinta dua remaja SMA di Bandung pada tahun 1990-an. Sepasang remaja itu adalah Dilan dan Milea.
Dilan merupakan siswa baru yang dikenal sebagai anak geng motor berperilaku berandal. Tak disangka, dengan pesonanya itu Dilan berhasil meluluhkan hati Milea siswi cantik dan pintar di sekolahnya.
Namun, hubungan Dilan dan Milea tak berjalan lancar. Ada banyak halangan, termasuk perbedaan latar belakang hingga sifat Dilan yang ternyata pencemburu.
Meski mengangkat latar tahun 1990-an, Pidi Baiq tetap menggunakan gaya bahasa yang cenderung santai dan mudah dipahami. Di lain sisi, gaya bahasa itu tetap mampu menggambarkan suasana pada masa itu.
Karakter Dilan yang misterius dan penuh teka-teki juga jadi daya tarik tersendiri di novel ini. Banyak momen yang membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan kisah cinta Dilan yang penuh teka-teki.
Sayangnya, novel ini juga tak luput dari beberapa kekurangan. Salah satunya terkait alur cerita yang dibangun secara lambat. Hal ini membuat beberapa fase cerita terasa monoton. Di samping itu, penggambaran karakter Milea yang cenderung pasif juga membuat pembaca merasa agak kecewa karena ingin melihat karakter perempuan yang lebih kuat dan mandiri.
Secara keseluruhan, "Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990" menjadi novel yang akan cocok bagi kalian, pecinta kisah cinta remaja yang ringan tapi tetap romantis. Meski memiliki beberapa kekurangan, buku ini tetap berhasil menarik perhatian pembaca dengan karakter Dilan yang misterius dan gaya bahasa yang mudah dipahami.
(credit: unsplash)
Untuk menonton film di bioskop, penonton harus merogoh kocek yang tak sedikit. Karenanya daripada menonton film yang salah, beberapa orang memilih mengecek resensinya terlebih dahulu. Nah, untuk menulis teks resensi film sebenarnya tak jauh beda dengan buku. Resensi film juga harus memuat unsur-unsur teks resensi.
Kendati begitu, tetap ada beberapa hal khusus yang harus diperhatikan saat menulis teks resensi film. Berikut adalah langkah-langkah menulis teks resensi film.
1. Sebelum mulai membuat resensi film, kalian harus menonton filmnya dengan seksama. Perhatikan berbagai hal penting dalam film tersebut, seperti tema cerita, karakter, dan plot.
2. Selesai menonton film, buat sinopsis atau ringkasan film. Kalian juga perlu mencatat hal-hal penting seperti karakter utama dan alur cerita.
3. Lakukan penilaian secara objektif. Buat penilaian yang berimbang, menunjukkan sisi baik dan buruk dari film. Agar objektif, serta alasan terkait penilaian kalian.
4. Lakukan analisis singkat tapi komprehensif. Kritisi berbagai hal penting dalam film, seperti karakter, plot, tema, sinematografi, dan tata musik dan sebagainya.
5. Buat simpulan yang mampu menggambarkan isi film tersebut. Sertakan juga ulasan singkat mengenai tema, karakter, dan alur cerita dalam film. Jangan lupa, tambahkan penilaian apakah film tersebut layak untuk ditonton atau sebaliknya.
6. Lakukan pengeditan dan perbaikan. Periksa kembali tata bahasa, ejaan, dan tanda baca, agar enak dibaca dan mudah dimengerti.
Nah, untuk mengetahui seperti apa contoh resensi film yang baik, langsung saja simak contohnya berikut ini.
"PARASITE", Film Pembawa Oscar Pertama untuk Asia
Judul Film: PARASITE
Sutradara: Bong Joon-ho
Pemain: Song Kang-ho, Lee Sun-kyun, Cho Yeo-jeong, Choi Woo-shik, Park So-dam
Durasi: 2 jam 12 menit
PARASITE menjadi film Asia pertama yang berhasil menyabet empat penghargaan Oscar, termasuk Best Picture dan Best Director. Film ini disutradarai sutradara bertangan dingin, Bong Joon-ho. PARASITE menceritakan tentang keluarga Kim yang hidup dalam kemiskinan dan mencoba untuk memanfaatkan keluarga Park yang hidup dalam kemewahan.
Salah satu kelebihan dari film ini adalah penampilan para aktornya yang sangat mengesankan. Setiap karakter yang dimainkan secara apik. Para aktor mampu menunjukkan sisi unik dan pesona mereka. Selain itu, keunggulan lain terletak pada alur cerita yang kompleks dan penuh kejutan. Alur ini sukses bikin penonton susah menebak dan terus penasaran.
Di sisi lain, PARASITE juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya, ada bagian cerita yang terasa sedikit bertele-tele sehingga terkesan membosankan. Pada beberapa bagian,penonton juga harus berkonsentrasi ekstra dan tetap fokus agar paham pada alur cerita. Di samping itu, terdapat beberapa adegan yang mungkin dapat membuat penonton merasa tidak nyaman saat menonton.
Secara keseluruhan, PARASITE adalah film yang sangat layak untuk ditonton. Bahkan bisa dibilang sayang jika dilewatkan. Apalagi film ini telah berhasil membuktikan predikatnya sebagai salah satu film terbaik dalam beberapa tahun terakhir lewat kemenangannya di berbagai ajang penghargaan termasuk Oscar.
Itulah di antaranya penjelasan cara membuat resensi buku dan film serta unsur-unsur dan contohnya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan!
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/gen/psp)
Advertisement
Mengenal Sherly Tjoanda: Cagub Malut Baru, Gantikan Suami yang Tewas dalam Kecelakaan Kapal
Profil Mega Putri Aulia, Mantan Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Cantik Berbalut Hijab
Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Siapkah Marselino Ferdinan Bawa Timnas Menang di Piala AFF 2024?
Mega Putri Aulia Nangis Minta Sinetron 'TUKANG BUBUR NAIK HAJI' Tak Tayang Lagi
Timnas Indonesia Tembus Posisi 125 Dunia, Peningkatan Signifikan dalam Ranking FIFA