Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Proses pemakzulan seorang presiden adalah langkah hukum dan politik yang penuh tantangan. Dalam sejarah global, banyak pemimpin negara yang terpaksa menghadapi nasib ini akibat berbagai pelanggaran yang mereka lakukan selama masa jabatan. Pemakzulan bukan hanya sekadar mencoreng reputasi individu, tetapi juga dapat mengguncang stabilitas politik dan ekonomi suatu negara.
Baru-baru ini, dunia dikejutkan oleh berita mengenai pemakzulan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol. Pemimpin yang pernah menciptakan kontroversi dengan kebijakan darurat militer ini kini terjerat dalam tuduhan serius, termasuk dugaan pemberontakan. Peristiwa ini menambah daftar panjang pemimpin dunia yang harus mengakhiri karier mereka lebih cepat dari yang direncanakan.
Dari Indonesia hingga Amerika Serikat, kisah pemakzulan selalu menarik perhatian publik. Dalam artikel ini, kita akan mengupas enam presiden yang mengalami pemakzulan, mengungkap alasan di balik keputusan tersebut, serta dampaknya terhadap negara masing-masing.
Advertisement
Abdurrahman Wahid, akrab disapa Gus Dur, mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai Presiden Indonesia keempat pada tahun 1999, berkat dukungan mayoritas anggota MPR pasca-reformasi yang menggulingkan Orde Baru.
Namun, perjalanan kepemimpinannya tak selamanya mulus; pada tahun 2001, ia terjebak dalam pusaran tuduhan korupsi dan penyalahgunaan dana yayasan, yang meski dibantahnya, memicu langkah pemakzulan oleh anggota parlemen.
Sidang Istimewa MPR pun memutuskan untuk mencopot Gus Dur dari kursi kepresidenan pada 23 Juli 2001, sebuah keputusan yang memicu perdebatan sengit di seluruh Indonesia, banyak yang beranggapan bahwa pemakzulan tersebut lebih merupakan manuver politik ketimbang fakta hukum yang jelas.
Kejadian ini pun menjadi titik penting dalam catatan sejarah politik bangsa, menggugah diskusi tentang integritas dan kekuasaan di tanah air.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Donald Trump mencetak sejarah sebagai satu-satunya presiden Amerika Serikat yang mengalami pemakzulan dua kali, sebuah catatan yang tak akan terlupakan.
Pemakzulan pertamanya pada tahun 2019 mengguncang dunia politik ketika ia dituduh menyalahgunakan kekuasaan melalui percakapan kontroversial dengan Presiden Ukraina, di mana ia diduga meminta penyelidikan terhadap rival politiknya.
Tak lama setelah itu, pada awal 2021, Trump kembali terjerat dalam pemakzulan kedua setelah kerusuhan mengguncang Gedung Capitol, di mana ia dituduh menghasut massa untuk menggagalkan proses sertifikasi pemilihan presiden.
Meskipun kedua pemakzulan tersebut berujung pada pembebasan di Senat, dampak dari kasus-kasus ini menciptakan polarisasi yang mendalam, semakin mempertegas perpecahan antara Partai Republik dan Demokrat di negeri Paman Sam.
Advertisement
Yoon Suk Yeol, presiden Korea Selatan yang terpaksa menghadapi pemakzulan pada Desember 2024, terjerat dalam kontroversi setelah menerapkan darurat militer yang dinilai sebagai ancaman serius bagi demokrasi. Langkah drastis ini memicu gelombang protes yang mengguncang seluruh penjuru negeri, menciptakan ketegangan yang tak terelakkan.
Akhirnya, pada Januari 2025, setelah bersembunyi selama berminggu-minggu, Yoon menyerahkan diri kepada pihak berwenang, menandai babak baru yang monumental dalam sejarah Korea Selatan—sebuah negara yang dikenal dengan komitmennya yang kuat terhadap penegakan hukum bagi pemimpin yang melanggar norma.
Park Geun Hye, presiden perempuan pertama Korea Selatan, mencatatkan namanya dalam sejarah dengan pemakzulan yang mengguncang negeri itu pada tahun 2017. Terjerat dalam skandal korupsi yang melibatkan sahabatnya, Choi Soon-sil, Park menjadi pusat kemarahan publik yang memicu demonstrasi masif di seluruh penjuru negara.
Mahkamah Konstitusi pun menegaskan keputusan pemakzulan, mengakhiri masa kepemimpinannya dan menciptakan gelombang perubahan dalam peta politik Korea Selatan.
Kasus ini bukan hanya menghancurkan reputasinya, tetapi juga menjadi cermin pahit tentang bagaimana penyalahgunaan kekuasaan bisa meruntuhkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah. Akhirnya, Park dijatuhi hukuman penjara, menutup lembaran karier politiknya yang sarat kontroversi dan drama.
Alberto Fujimori, yang memimpin Peru dari 1990 hingga 2000, dimakzulkan setelah terungkap skandal penyuapan besar-besaran yang melibatkan kepala intelijennya, Vladimiro Montesinos, dan kemudian dipenjara atas kejahatan terhadap kemanusiaan terkait pembantaian oleh regu pembunuh tentara yang menewaskan 25 orang dalam operasi antiterorisme
Presiden Venezuela yang memerintah pada 1974-1979 dan 1989-1993, dimakzulkan pada 1993 karena menyalahgunakan dana publik dengan mentransfer dana negara ke rekening pribadi di New York, yang berujung pada tahanan rumah selama dua tahun.
Kasus pemakzulan ini mencerminkan pentingnya akuntabilitas dalam pemerintahan. Meskipun prosesnya sering kali memicu perdebatan, pemakzulan adalah alat penting untuk menjaga demokrasi tetap berjalan.
Pemakzulan merupakan sebuah proses politik yang dramatis, di mana seorang pejabat tinggi, seperti presiden, dihadapkan pada tuduhan serius atas pelanggaran yang dilakukan selama masa jabatannya.
Beragam faktor menjadi pemicu masalah ini, mulai dari praktik korupsi yang merajalela, penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak-pihak tertentu, hingga pelanggaran konstitusi yang mengancam tatanan hukum.
Pemakzulan dapat menciptakan ketidakstabilan politik dan ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme untuk menjaga akuntabilitas pejabat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rmt)
Advertisement
Potret Kebersamaan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Bareng Tiga Anaknya, Kompak Banget Pakai Baju Senada
Potret Paula Verhoeven Siap Buka Bisnis Clothing Brand Sendiri, Pantau Pembangunan Toko Langsung
Profil CEO NVIDIA Jensen Huang, Alami Kerugian Rp1.746 T Karena DeepSeek AI
Tips Merebus Kacang Tanah agar Cepat Empuk, Tak Perlu Waktu Lama
Trik Merebus Rebung Agar Tidak Pahit, Cukup Pakai Garam