Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Pernahkah Anda terbangun di tengah malam dengan sensasi panas yang membakar di dada? Atau mungkin Anda sering merasakan mual dan nyeri di dada setelah menikmati makan malam? Jika jawaban Anda iya, bisa jadi Anda sedang mengalami asam lambung naik, yang lebih dikenal dengan istilah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), terutama saat malam tiba.
Kondisi ini terjadi ketika asam lambung kembali naik ke kerongkongan, memicu iritasi dan berbagai gejala yang mengganggu kenyamanan tidur serta aktivitas sehari-hari. Posisi tidur yang berbaring membuat asam lambung lebih mudah menyusup ke kerongkongan, dan gejala yang muncul pun bisa bervariasi.
Umumnya, Anda mungkin merasakan sensasi terbakar di dada (heartburn) yang menjalar hingga ke leher atau tenggorokan, nyeri di ulu hati, mual, muntah, rasa asam atau pahit di mulut, kesulitan menelan (disfagia), batuk kronis, bahkan sakit tenggorokan. Namun, ingatlah bahwa gejala ini bisa berbeda untuk setiap orang.
Jika Anda sering mengalami gejala-gejala ini, terutama di malam hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat jangan sekali-kali mendiagnosis atau mengobati diri sendiri tanpa pengawasan medis.
Advertisement
Asam lambung naik adalah kondisi yang cukup umum, tetapi sering kali diabaikan. Meskipun tampak sepele, jika tidak ditangani dengan baik, GERD dapat menimbulkan komplikasi kesehatan yang serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebabnya dan mengetahui langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Mari kita simak lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasinya, sebagaimana dirangkum oleh Kapanlagi.com, Kamis (13/3).
Ketika asam lambung naik di malam hari, tubuh kita memberikan sinyal-sinyal penting yang patut diwaspadai.
Gejala yang paling umum adalah sensasi terbakar di dada dan tenggorokan, yang disebabkan oleh asam lambung yang mengiritasi dinding kerongkongan.
Tak jarang, rasa mual dan keinginan untuk muntah menyertai ketidaknyamanan, terutama setelah menyantap makanan berat atau tertentu.
Selain itu, jika asam lambung mencapai bagian atas kerongkongan, seseorang bisa merasakan pahit di mulut dan kesulitan saat menelan. Iritasi yang ditimbulkan juga dapat memicu batuk kronis atau suara serak.
Jika gejala-gejala ini kerap muncul dan mengganggu tidur, bisa jadi itu pertanda bahwa Anda mengalami gastroesophageal reflux disease (GERD), yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Naiknya asam lambung saat tidur bisa menjadi masalah yang mengganggu, dan ada beberapa penyebab yang patut dicermati.
Salah satunya adalah posisi berbaring setelah makan saat kita berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menahan makanan di lambung, sehingga asam lambung lebih mudah merayap ke kerongkongan.
Tak hanya itu, langsung tidur setelah makan juga berisiko, karena tubuh membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk mencerna makanan, dan tidur terlalu cepat bisa meningkatkan tekanan di dalam lambung.
Selain itu, saat tidur, produksi air liur yang berfungsi menetralkan asam lambung juga menurun, membuat asam lebih sulit diatasi.
Makanan tertentu seperti cokelat, kopi, makanan berlemak, dan minuman bersoda atau beralkohol pun bisa menjadi pemicu, karena mereka meningkatkan produksi asam dan melemahkan katup lambung.
Tak ketinggalan, kondisi seperti obesitas dan kehamilan yang memberikan tekanan ekstra pada perut juga dapat memperburuk masalah ini, ditambah lagi dengan efek samping dari beberapa obat yang dapat menyebabkan asam lambung naik lebih sering.
Advertisement
Untuk menjaga kenyamanan tidur dan mencegah asam lambung yang dapat mengganggu malam Anda, ada beberapa langkah mudah yang bisa diambil.
Pertama, ubah posisi tidur Anda dengan miring ke kiri posisi ini membantu menjaga perut tetap lebih rendah dari kerongkongan, sehingga asam lambung tidak mudah naik.
Selain itu, hindari makan besar setidaknya tiga jam sebelum tidur agar lambung punya waktu untuk mencerna.
Pilihlah makanan ringan dan sehat, seperti oatmeal atau pisang, serta hindari makanan berlemak dan pedas yang bisa memicu gejala.
Setelah makan, luangkan waktu untuk berjalan santai selama 10-15 menit agar sistem pencernaan Anda bekerja lebih baik.
Terakhir, hentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, karena kedua hal ini dapat memperburuk kondisi asam lambung Anda.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, Anda bisa tidur nyenyak tanpa gangguan!
Jika gejala asam lambung naik sudah mengganggu rutinitas Anda lebih dari dua kali dalam seminggu, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan dokter.
Waspadai tanda-tanda yang bisa menunjukkan masalah lebih serius, seperti nyeri dada yang tak kunjung reda mirip serangan jantung, kesulitan saat menelan, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, atau bahkan muntah darah dan tinja berwarna hitam yang bisa mengindikasikan luka dalam saluran pencernaan.
Dalam penanganannya, dokter mungkin akan meresepkan obat antasida, H2 blocker, atau penghambat pompa proton (PPI) untuk menekan produksi asam lambung dan mengembalikan kenyamanan Anda.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rao)
Advertisement