Gunung Semeru Erupsi, Abunya Membumbung hingga 500 Meter

Penulis: Andre Kurniawan Kristi

Diterbitkan:

Gunung Semeru Erupsi, Abunya Membumbung hingga 500 Meter
Warga evakuasi ternak dari desanya menyusul erupsi Gunung Semeru, 5 Desember 2022 (liputan6.com)

Kapanlagi.com - Gunung Semeru, raja pegunungan di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitasnya yang memukau pada Jumat, 13 Desember 2024. Erupsi pertama terjadi pada pukul 03.41 WIB, dengan kolom abu yang melambung tinggi hingga 600 meter. Sayangnya, kabut tebal menghalangi pandangan kita untuk menyaksikan keajaiban alam ini secara langsung. Namun, tidak lama setelah itu, sekitar pukul 07.42 WIB, Semeru kembali beraksi dengan erupsi kedua yang lebih menakjubkan, menghasilkan kolom abu setinggi 500 meter di atas puncak kawahnya.

Data dari Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur menunjukkan bahwa fenomena ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum mencapai 20 milimeter dan berlangsung selama 90 detik. Meski erupsi ini menarik perhatian, Kepala BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi, menegaskan bahwa situasi masih dalam kategori normal dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.

Namun, pihak berwenang tetap mengingatkan untuk waspada, dengan status aktivitas Gunung Semeru berada di level II. Masyarakat diimbau untuk mematuhi batas aman yang telah ditetapkan demi keselamatan bersama. Mari kita saksikan bersama keindahan dan kekuatan alam yang terus mengingatkan kita akan keagungan bumi kita!

1. Kronologi Erupsi Gunung Semeru

Pada Jumat, 13 Desember 2024, Gunung Semeru kembali menunjukkan kekuatannya dengan aktivitas vulkanik yang meningkat sejak dini hari. Pada pukul 03.41 WIB, letusan dahsyat meluncurkan kolom abu setinggi 600 meter ke angkasa, disertai catatan seismograf yang mencatat amplitudo maksimum 22 milimeter selama 129 detik.

Tak lama berselang, pada pukul 07.42 WIB, erupsi kembali mengguncang dengan kolom abu setinggi 500 meter dan durasi 90 detik, dengan amplitudo maksimum mencapai 20 milimeter. Cuaca berkabut menyelimuti puncak gunung, menyulitkan pengamatan visual, namun getaran yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Semeru tetap tinggi, meskipun belum berdampak signifikan pada lingkungan sekitarnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Dampak Erupsi pada Warga dan Lingkungan Sekitar

Meskipun erupsi gunung ini tidak langsung menyebabkan kerusakan, ancaman tetap membayangi. Lontaran abu vulkanik dapat merusak kualitas udara, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar kawasan gunung. Hujan abu pun dapat berdampak pada tanaman serta kebersihan sumber air di sekitarnya.

Dalam menghadapi situasi ini, BPBD mengimbau agar warga selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah demi menjaga kesehatan pernapasan. Selain itu, penting bagi masyarakat untuk tetap mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang mengenai perkembangan aktivitas vulkanik yang terjadi.

3. Zona Rawan dan Imbauan untuk Masyarakat

PVMBG telah menetapkan zona berbahaya di sepanjang Besuk Kobokan, meliputi area sejauh 8 kilometer dari puncak Gunung Semeru. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, mengingat risiko tinggi terjadinya aliran lahar dan awan panas guguran.

Meski berada di luar zona tersebut, warga tetap diminta untuk waspada terhadap potensi lahar hujan yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat musim penghujan tiba. Ancaman perluasan awan panas dan guguran lava juga harus diantisipasi, terutama di sekitar sungai-sungai yang bersumber dari puncak gunung.

4. Sudah Mulai Meningkat Sejak Selasa 10 Desember 2024

Pada Selasa, 10 Desember 2024, Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitasnya dengan erupsi yang terjadi pada pukul 16.42 WIB. Sayangnya, keindahan letusan tersebut terhalang oleh kabut tebal yang menyelimuti area sekitarnya sejak dini hari hingga sore.

Meskipun visual letusan tak terlihat, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, mengungkapkan bahwa seismograf mencatat aktivitas gemuruh dengan amplitudo maksimum mencapai 22 mm dan durasi yang cukup panjang, yakni 110 detik. "Erupsi ini memang tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi data yang kami peroleh menunjukkan adanya aktivitas vulkanik yang signifikan," jelas Ghufron, seperti dilansir ANTARA.

5. Langkah Mitigasi dan Antisipasi ke Depan

Dalam upaya meminimalisir risiko bencana, pihak berwenang tak henti-hentinya melakukan pemantauan mendalam terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Dengan memanfaatkan alat seismograf dan pengamatan visual secara rutin, informasi terkini senantiasa disampaikan kepada masyarakat. Tak hanya itu, simulasi evakuasi juga digelar secara berkala untuk memastikan warga siap menghadapi kemungkinan terburuk.

Jalur evakuasi yang aman telah ditetapkan, dan warga diingatkan untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika situasi mulai mengkhawatirkan. "Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena risiko bahaya lontaran batu pijar sangat tinggi," tegas Ghufron.

6. Gunung Semeru

Gunung Semeru, sang raja dari pegunungan Jawa Timur, tak henti-hentinya memukau dan menggugah rasa ingin tahu kita. Aktivitas geologisnya yang tinggi disebabkan oleh keberadaannya di zona subduksi lempeng tektonik, di mana tekanan magma terus meningkat hingga akhirnya meletus dengan gemuruh yang menggetarkan. Fenomena alam ini menjadikan Semeru bukan hanya sekadar gunung, tetapi juga simbol kekuatan alam yang tak terduga dan menakjubkan.

7. Bagaimana cara melindungi diri saat gunung berapi meletus?

Tetap waspada dan lindungi diri Anda! Kenakan masker, jauhi area berisiko, dan patuhi petunjuk dari pihak berwenang. Pastikan Anda berada di lokasi yang aman, jauh dari ancaman aliran lahar dan awan panas yang membahayakan. Keselamatan adalah prioritas utama!

8. Apakah aktivitas Gunung Semeru memengaruhi penerbangan?

Abu vulkanik bisa menjadi penghalang serius bagi jalur penerbangan, namun semua itu bergantung pada arah angin dan seberapa kuat letusan yang terjadi. Keputusan untuk melanjutkan atau menunda penerbangan pun harus diambil dengan cermat, mengingat faktor-faktor ini bisa berubah dengan cepat.

9. Apa itu awan panas guguran?

Awan panas guguran, sebuah fenomena menakjubkan dan sekaligus mengerikan, merupakan campuran gas berbahaya, abu vulkanik, dan material panas yang meluncur dengan kecepatan tinggi dari puncak gunung, menciptakan pemandangan yang dramatis dan menakutkan bagi siapa pun yang menyaksikannya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ank)