Jangan Terjebak! Scarcity Mindset Bisa Menghancurkan Kesehatan Mental Anda!
Ilustrasi Melamun
Kapanlagi.com - Trauma dapat memengaruhi individu secara mendalam, salah satunya melalui pola pikir scarcity mindset, di mana mereka merasa terjebak dalam kekurangan sumber daya fisik, emosional, dan sosial. Dalam kondisi ini, fokus individu cenderung pada apa yang tidak mereka miliki, mengabaikan peluang yang ada, dan dapat menyebabkan perilaku merugikan seperti menimbun barang.
Pola pikir ini juga berdampak negatif pada kesehatan mental, mendorong keputusan reaktif dan jangka pendek yang meningkatkan stres dan ketidakpuasan hidup. Misalnya, dalam pencarian pekerjaan, scarcity mindset dapat menghalangi individu melihat peluang yang lebih baik.
Dengan mengenali pola pikir ini, individu dapat mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi mental dan membuat keputusan yang lebih bijaksana untuk kesejahteraan jangka panjang. Simak informasi yang dirilis Kapanlagi.com dari WebMD pada Selasa (3/2/2025).
Advertisement
1. Penyebab dari Scarcity Mindset
Pola pikir kekurangan atau scarcity mindset dapat muncul akibat pengalaman hidup, seperti trauma masa lalu atau momen penting seperti kelahiran anak dan kehilangan pekerjaan.
Pengalaman masa kecil, terutama jika orang tua terjebak dalam pola pikir kekurangan karena kesulitan keuangan, dapat mempengaruhi fokus mereka pada pemenuhan kebutuhan dasar dan mengabaikan aspek lain, yang berdampak pada keputusan jangka panjang.
Pola ini juga bisa diwariskan, menyebabkan siklus kompetisi untuk sumber daya terbatas. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini cenderung lebih impulsif dan kompetitif, menciptakan hubungan antara pola pikir dan perilaku dalam keluarga.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Trauma Masa Lalu
Trauma yang membekas di masa lalu bisa menciptakan pola pikir kekurangan, membuat kita terjebak dalam fokus pada apa yang tidak kita miliki.
Bayangkan seseorang yang pernah merasakan kelaparan, kini berusaha menimbun makanan meski persediaannya melimpah.
Selain itu, pengaruh lingkungan sekitar juga berperan besar ketika melihat teman-teman yang sudah menikah, kita mungkin merasa seperti satu-satunya yang masih lajang, sehingga lebih banyak berpikir tentang kekurangan daripada menghargai apa yang kita miliki dan potensi masa depan yang menanti.
3. Tanda-tanda Anda Memiliki Scarcity Mindset
Pola pikir kekurangan atau scarcity mindset dapat muncul dalam berbagai aspek kehidupan dan ditandai oleh beberapa ciri.
Misalnya, melihat gelas sebagai setengah kosong, sering lupa membayar tagihan, kesulitan memprioritaskan tujuan jangka panjang, merasa cemburu saat orang lain sukses, sulit mempercayai orang lain, dan takut kehilangan hubungan.
Selain itu, pola pikir ini dapat membuat seseorang menghindari risiko karena takut kehilangan, serta merasa selalu tertinggal dan menjadwalkan aktivitas secara berlebihan.
4. Cara Mengatasi Scarcity Mindset
Mengatasi pola pikir kekurangan bukan berarti mengabaikan kebutuhan yang belum terpenuhi, tetapi berusaha memenuhinya sambil tetap memperhatikan aspek lain dalam hidup.
Dengan melepaskan pola pikir ini, Anda dapat menjaga kesejahteraan diri dan membuka peluang baru. Langkah awal yang bisa dilakukan adalah menerima situasi saat ini dan mengakui perasaan negatif tentang keterbatasan.
Selanjutnya, alihkan perhatian pada hal-hal positif yang dimiliki, seperti orang tercinta dan momen bahagia. Ini akan membantu beralih dari pola pikir kekurangan ke pola pikir berkelimpahan yang lebih memuaskan.
5. Kelilingi diri Anda dengan Orang-orang yang Positif
Lingkungan sekitar kita memiliki pengaruh besar dalam membentuk pola pikir. Bergaul dengan orang-orang positif dapat membantu kita menjadi lebih optimis.
Praktik bersyukur, seperti menulis jurnal syukur dengan mencatat lima hal yang disyukuri setiap hari, juga dapat meningkatkan kesehatan mental.
Merayakan kesuksesan orang lain penting untuk membangun pola pikir berlimpah, sehingga kita dapat lebih fokus pada peluang dan menarik hal-hal baik ke dalam hidup kita.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/rao)
Advertisement
