Jelajahi Dunia Obat Asam Lambung, Pahami Jenis dan Cara Kerjanya!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Jelajahi Dunia Obat Asam Lambung, Pahami Jenis dan Cara Kerjanya!
Ilustrasi Asam Lambung. (hak cipta/Canva)

Kapanlagi.com - Asam lambung yang berlebihan bisa menjadi momok bagi kesehatan kita, menimbulkan berbagai keluhan yang tidak nyaman, mulai dari mulas hingga nyeri di ulu hati. Bahkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius seperti GERD (gastroesophageal reflux disease).

Berbagai faktor bisa menjadi pemicu, seperti pola makan yang tidak teratur, stres, konsumsi makanan pedas atau berkafein, hingga perubahan jadwal makan saat berpuasa. Namun, jangan khawatir! Ada banyak pilihan obat asam lambung yang siap membantu meredakan gejala dengan cepat.

Obat-obatan ini bekerja dengan cara menetralkan asam lambung, mengurangi produksinya, atau melindungi dinding lambung dan kerongkongan dari iritasi. Gejala seperti mual, perut kembung, dan sensasi terbakar di dada (heartburn) dapat dikendalikan dengan pemilihan obat yang tepat.

Dalam artikel menarik ini, akan menjelajahi berbagai jenis obat asam lambung yang umum digunakan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Setiap obat memiliki indikasi, efektivitas, dan potensi efek samping yang perlu diperhatikan agar penggunaannya lebih tepat sasaran.

Simak ulasan lengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Senin (7/4/2025).

1. Antasida

Antasida adalah salah satu solusi cepat dan mudah untuk meredakan masalah asam lambung yang sering mengganggu, seperti nyeri ulu hati dan perut kembung. Obat ini bekerja dengan menetralkan kelebihan asam lambung dan menghentikan aktivitas enzim pepsin yang dapat memperburuk iritasi.

Terdapat berbagai jenis antasida, seperti sodium bikarbonat dan kalsium karbonat yang memberikan efek instan, namun harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan alkalosis.

Di sisi lain, aluminium hidroksida lebih aman untuk penggunaan jangka panjang meski bisa menyebabkan sembelit, sedangkan magnesium hidroksida efektif namun bisa menimbulkan diare jika dikonsumsi berlebihan.

Selain antasida, ada juga H2 blockers yang menghambat kerja histamin untuk mengurangi produksi asam lambung, membantu meredakan gejala maag dan GERD.

Contoh H2 blockers termasuk ranitidine dan famotidine, yang umumnya aman namun bisa menimbulkan efek samping ringan jika dosisnya tidak diperhatikan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Proton Pump Inhibitors (PPI)

Proton Pump Inhibitors (PPI) adalah pahlawan dalam dunia medis yang bertugas menekan produksi asam lambung dengan cara yang sangat efektif.

Dengan menghambat enzim H+/K+ ATPase atau yang akrab disebut pompa proton PPI seperti omeprazole, lansoprazole, dan esomeprazole memberikan perlindungan maksimal bagi lambung, menjadikannya pilihan utama untuk mengatasi masalah seperti GERD dan tukak lambung.

Berkat kekuatannya yang lebih tahan lama dibandingkan H2 blockers, PPI menjadi andalan dalam terapi kombinasi untuk melawan infeksi Helicobacter pylori.

Meskipun efek samping seperti sembelit, diare, dan nyeri perut mungkin muncul, umumnya obat ini sangat ditoleransi oleh tubuh.

Di sisi lain, misoprostol, yang termasuk dalam golongan prostaglandin, berperan ganda dengan menurunkan produksi asam dan memperkuat lapisan pelindung lambung, menjadikannya solusi tepat bagi mereka yang terancam kerusakan lambung akibat penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) jangka panjang.

Namun, penggunaannya harus diawasi ketat, terutama pada wanita hamil, karena dapat memicu kontraksi rahim.

3. Sukralfat

Sukralfat adalah obat unik yang berfungsi sebagai pelindung bagi lambung dan usus yang terluka atau teriritasi, dengan cara membentuk lapisan pelindung yang membantu proses penyembuhan.

Berbeda dengan obat lain yang hanya menurunkan produksi asam, sukralfat lebih berperan sebagai pelindung mekanis yang melapisi mukosa yang rusak, sehingga sangat bermanfaat dalam pengobatan tukak lambung dan gastritis kronis, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap penghambat asam.

Meskipun efek samping yang umum adalah sembelit, sukralfat umumnya aman digunakan dalam jangka menengah hingga panjang. Di sisi lain, ada juga Potassium-Competitive Acid Inhibitors (PCAB), generasi terbaru dari penghambat asam lambung yang bekerja dengan cara bersaing langsung dengan ion kalium, menghasilkan penghambatan asam yang lebih cepat dan stabil.

Obat seperti vonoprazan dan tegoprazan telah terbukti ampuh mengatasi kondisi serius seperti esofagitis erosif dan infeksi H. pylori, dengan keunggulan efek yang lebih cepat dibandingkan PPI, menjadikannya pilihan ideal untuk kondisi akut.

4. Cara Mencegah Asam Lambung Naik agar Tidak Kambuh

Meskipun beragam obat tersedia untuk meredakan gejala asam lambung, langkah paling bijak untuk menjaga kenyamanan saluran pencernaan adalah dengan melakukan pencegahan.

Dengan mengadopsi gaya hidup dan pola makan yang sehat, kamu dapat mengurangi frekuensi serangan asam lambung dan menghindari gangguan pencernaan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Untuk itu, penting untuk tidak telat makan agar produksi asam lambung tetap seimbang, hindari berbaring setelah makan agar makanan tidak terdorong ke kerongkongan, serta pastikan untuk minum air putih yang cukup untuk melancarkan pencernaan.

Selain itu, batasi konsumsi makanan pemicu seperti yang berlemak dan pedas, ubah pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil, nikmati setiap suapan dengan perlahan, dan jangan lupa untuk mengonsumsi makanan tinggi protein yang dapat memperkuat otot sfingter esofagus bawah, sehingga asam lambung tetap terjaga di tempatnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rao)