Kenalan dengan Anthony Tan, Otak di Balik Status Decacorn Grab
© Shutterstock
Kapanlagi.com - Merintis perusahaan bukanlah perkara gampang, tetapi akan jauh lebih berat untuk mempertahankan perusahaan yang tengah berjalan. Sebab, pasang surut bakal dialami sebuah perusahaan seiring dengan perkembangannya. Jika sanggup mengarungi beragam rintangan, tentu kesuksesan yang akan didapat di akhir.
Paling tidak inilah yang akhirnya dialami oleh Grab. Bukan saja sukses berekspansi ke berbagai negara, Grab juga baru-baru ini berhasil menyabet predikat Decacorn pertama di Asia Tenggara. Predikat tersebut diraih, sebagai buah keberhasilan Grab mencapai valuasi hingga 11 miliar dollar AS.
Sebagai informasi, bukan perkara gampang untuk mencapai level Decacorn ini. Apalagi di Indonesia sendiri, beberapa perusahaan masih baru mencapai tahap unicorn. Sebutan untuk perusahaan yang mampu meraih valuasi sebesar 1 miliar dollar AS.
Advertisement
Keberhasilan Grab sebagai super unicorn ini pun tak lepas dari tangan dingin Anthony Tan. Sebagai salah satu anak konglomerat Malaysia, Tan Chong, CEO Motor Holdings Bhd, sejatinya Tan memiliki masa depan yang pasti. Apalagi Tan saat itu menjabat sebagai kepala pemasaran dari perusahaan distributor mobil terbesar di Malaysia tersebut.
Namun, saat mengambil gelar MBA di Harvard Business School (HBS), Tan justru punya ide bikin usaha baru dari nol. Idenya tercetus saat salah seorang temannya dari Indonesia mengeluhkan kondisi mengerikan bisnis taksi di Negeri Jiran, terutama soal keamanan penumpang perempuan. Bersama teman sekelasnya di HBS, Tan kemudian berinisiatif membuat GrabTaxi.
Dengan modal 25 ribu dollar AS dari NVC dan dana pribadinya, ia meluncurkan aplikasi seluler pertama bernama MyTeksi pada Juni 2012. Di awal perjalanannya, startup tersebut menghadapi banyak kesulitan, baik dari serikat pekerja, birokrasi pemerintah, hingga tindak kriminal.
Berkat dedikasi yang tinggi, Tan pun berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar 340 juta dollar AS pada Desember 2014 untuk perusahaan yang telah berubah nama menjadi Grab itu. Bahkan, perusahan telekomunikasi asal Jepang, Softbank Corp menjadi investor utama dengan nilai investasi sebesar 250 juta dollar AS.
Perlahan tapi pasti, Grab kini menjadi superapp terkemuka di Asia Tenggara. Berkat inovasi yang terus dilakukan oleh Tan dan timnya, Grab sungguhan menjadi everyday superapp. Basis layanannya pun tak lagi sekadar memenuhi kebutuhan transportasi, tetapi juga mencakup pengiriman barang dan makanan, pembayaran mobile, hingga hiburan digital.
Melalui filosofi platform terbuka yang diusungnya, Grab menyatukan para mitra untuk membuat hidup lebih baik bagi masyarakat di berbagai negara di Asia Tenggara. Dari Malaysia, Singapura, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina, Kamboja, termasuk Indonesia.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
(kly/tmi)
Advertisement
