Kronologi Kasus Agus Buntung, Tersangka Pelecehan Seksual dengan Korban yang Terus Bertambah

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Kronologi Kasus Agus Buntung, Tersangka Pelecehan Seksual dengan Korban yang Terus Bertambah
Agus, pelaku pelecehan seksual di Lombok (Foto: TikTok @agus_art)

Kapanlagi.com - Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus, seorang difabel asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, semakin mengungkapkan sisi kelam yang tak terduga. Sejak kasus ini mencuat pada Oktober 2024, jumlah korban yang berani melapor terus bertambah, kini mencapai 13 orang, termasuk tiga di antaranya adalah anak di bawah umur.

Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB, Joko Jumadi, menyatakan bahwa meskipun banyak korban sudah melaporkan kejadian yang menimpa mereka, proses penyelidikan masih terus berlanjut. Beberapa korban telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, dan laporan resmi juga telah diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) untuk penanganan lebih lanjut.

Kasus ini semakin menarik perhatian publik karena Agus, yang memiliki disabilitas tanpa kedua tangan, awalnya mengklaim bahwa dirinya adalah korban fitnah dari para penyintas. Namun, penyelidikan mendalam mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa Agus tidak hanya melakukan pelecehan sekali, melainkan sudah berulang kali melakukan kekerasan seksual, bahkan di tempat umum seperti homestay di Mataram. Penemuan baru ini semakin memperburuk citra Agus sebagai tersangka, menambah kompleksitas dari kasus yang sudah mencengangkan ini.

1. Kronologi Kasus

Kasus pelecehan seksual yang melibatkan Agus Buntung mencuat ke permukaan pada 7 Oktober 2024, setelah seorang mahasiswi berani melaporkan dirinya sebagai korban.

Penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda NTB pun berujung pada penetapan Agus sebagai tersangka. Meskipun Agus, yang merupakan pria disabilitas tanpa kedua tangan, sempat berdalih bahwa dirinya difitnah, kenyataan berkata lain.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak korban yang angkat bicara, mengungkapkan pengalaman pahit mereka yang serupa dengan kasus pertama.

Dari yang awalnya dianggap sepele, kini kasus ini telah bergulir menjadi isu besar yang mengguncang perhatian publik.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Fakta Baru

Agus, pemilik homestay di Mataram, ternyata memiliki kebiasaan mencurigakan: ia sering membawa tamu berbeda setiap kali menginap.

Beberapa korban yang keluar dari kamarnya terlihat panik, menangis, dan berlari terburu-buru, menambah daftar bukti bahwa Agus menjalani pola kekerasan seksual yang sudah terencana dengan matang.

Kejadian ini mengguncang ketenangan tempat tersebut, mengungkap sisi gelap yang menyelimuti usaha homestay yang seharusnya menjadi tempat beristirahat.

3. Pengaruh Psikologis Agus terhadap Korban

Psikolog yang menangani kasus ini mengungkapkan bahwa Agus menerapkan trik manipulasi emosional yang cerdik untuk mendekati para korbannya.

Dengan kecerdasan manipulatifnya, ia berhasil menjerat perempuan muda dengan cara yang begitu halus, seolah-olah tak ada niat jahat di balik senyumnya.

Ini menegaskan bahwa tindakan Agus bukanlah sekadar kebetulan, melainkan sebuah rencana jahat yang telah disusun dengan teliti untuk memenuhi hasratnya yang gelap.

4. Apa yang menyebabkan korban bertambah dalam kasus Agus?

Seiring dengan penyelidikan yang semakin mendalam, jumlah korban terus bertambah, dan keberanian para korban untuk melapor mulai mengalir setelah pengakuan dari korban pertama.

Pengulangan tindakan Agus di berbagai tempat umum, seperti homestay, semakin memperburuk keadaan dan menegaskan bahwa perilaku tidak terpuji tersebut bukanlah sekadar kebetulan, melainkan sebuah pola yang mengkhawatirkan.

5. Mengapa Agus bisa memanipulasi korbannya?

Agus, seorang penyandang disabilitas, ternyata memiliki bakat luar biasa dalam manipulasi emosional yang memukau.

Ia dengan cerdik memanfaatkan kondisinya untuk membangun kedekatan emosional dengan korbannya, membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak seimbang.

Menurut para psikolog, Agus menguasai berbagai trik psikologis yang membuat korban merasa nyaman dan aman, sebelum akhirnya melancarkan aksinya yang merugikan.

6. Apa langkah-langkah yang telah diambil untuk menangani kasus ini?

Saat ini, pihak kepolisian telah memeriksa lima korban dalam kasus ini, sementara penanganan untuk tiga anak yang menjadi korban telah diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak.

Tak berhenti di situ, kepolisian juga gencar melakukan pengembangan kasus untuk mengidentifikasi lebih banyak korban yang mungkin belum berani melapor, demi keadilan dan perlindungan mereka.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)