Kronologi Kebakaran Dahsyat di 3 Pabrik Tekstil Bandung, Damkar Turun dengan "Kode Merah"

Penulis: Shani Ramadhan Rasyid

Diperbarui: Diterbitkan:

Kronologi Kebakaran Dahsyat di 3 Pabrik Tekstil Bandung, Damkar Turun dengan "Kode Merah"
Ilustrasi kebakaran

Kapanlagi.com - Kebakaran dahsyat melanda kawasan Industri Kampung Sadang, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis, 30 Januari. Kepulan asap hitam yang tebal terlihat menjulang tinggi, menarik perhatian warga sekitar yang terkejut dengan kejadian tersebut.

Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung menerima laporan mengenai kebakaran ini pada pukul 16.55 WIB. Melihat situasi yang mengkhawatirkan, Disdamkar mengeluarkan "Kode Merah" dan mengerahkan 12 unit mobil pemadam dari berbagai pos di Kabupaten Bandung, serta mendapatkan dukungan dari Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Proses pemadaman berlangsung dengan sangat menantang dan memakan waktu hampir 13 jam. Api baru bisa dipadamkan sepenuhnya pada Jumat, 31 Januari 2025, sekitar pukul 05.36 WIB. Berikut adalah fakta-fakta kronologis dari insiden kebakaran besar ini, yang telah dirangkum oleh Kapanlagi.com.

1. Kebakaran Besar di Kawasan Industri Margaasih, Bandung

Kebakaran dahsyat mengguncang kawasan Industri Kampung Sadang di Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, pada Kamis, 30 Januari 2025, melalap habis tiga pabrik tekstil—PT Lakistar, PT Aneka Lem, dan PT Abadi Prima—yang memproduksi aksesori, lem, dan kain. Kepulan asap hitam pekat menjulang tinggi, menarik perhatian warga sekitar dan memperumit upaya pemadaman.

Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kabupaten Bandung segera bergerak setelah menerima laporan pada pukul 16.55 WIB, mengerahkan 12 unit mobil pemadam dari berbagai pos, serta meminta dukungan dari Kota Bandung dan Cimahi. Api yang cepat membesar, didorong oleh bahan-bahan mudah terbakar seperti kain dan lem, menghadirkan tantangan besar bagi petugas untuk mencegahnya merambat ke area lain.

"Tim dari Ciparay, Baleendah, Pacira, dan Cileunyi dikerahkan ke lokasi dengan total 11 unit kendaraan, termasuk mobil pancar dan rescue," ungkap Kepala Disdamkar Kabupaten Bandung, Iman Irianto, kepada ANTARA.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Disdamkar Berlakukan 'Kode Merah' untuk Tangani Kebakaran

Ketika petugas pemadam tiba di lokasi, mereka dihadapkan pada kobaran api yang sudah meluas dan sulit dijinakkan. Dalam menghadapi situasi genting ini, Disdamkar Kabupaten Bandung segera mengeluarkan 'Kode Merah', sinyal darurat yang menunjukkan bahwa kebakaran telah mencapai tingkat berbahaya dan memerlukan penanganan ekstra serta penguatan unit pemadam dari berbagai daerah.

Sebanyak 15 unit pemadam kebakaran, termasuk dari Kota Cimahi dan Kota Bandung, dikerahkan untuk memadamkan api dengan intensif, menyemprotkan air ke titik-titik api utama demi mencegahnya merembet ke bangunan lain di sekitar pabrik.

Namun, meski petugas berusaha sekuat tenaga, angin kencang justru memperburuk keadaan, memperluas jangkauan api dan menambah tantangan dengan minimnya pasokan air. Ketidakberfungsian hidran di sekitar lokasi memaksa mereka mencari sumber air yang lebih jauh, memperlambat proses pemadaman dan memperpanjang durasi bencana ini.

"Melihat kondisi di lapangan, tim kami memberikan kode merah. Artinya, eskalasi kebakaran membesar, sehingga kami segera menghubungi unit dari berbagai pos di Kabupaten Bandung," ungkap Irianto.

3. Alami Kendala Air dalam Proses Pemadaman

Dalam usaha memadamkan kobaran api yang melahap pabrik, tim pemadam kebakaran terpaksa berhadapan dengan berbagai tantangan yang mengintimidasi. Material pabrik yang sangat mudah terbakar, seperti thinner dan lem, justru mempercepat penyebaran api, membuatnya semakin sulit untuk dipadamkan dengan air biasa.

Ditambah lagi, kurangnya hidran yang berfungsi di sekitar lokasi memaksa petugas untuk menempuh jarak jauh demi mendapatkan sumber air, yang tentunya memperlambat proses pemadaman.

Angin kencang yang berhembus juga menambah kesulitan, dengan tiupannya yang ganas membuat api meluas dengan cepat, sehingga petugas harus berjuang keras agar api tidak menjalar ke bangunan lainnya.

"Hidrannya tidak jalan di sini. Kami harus berputar cukup jauh untuk mencari sumber air," ungkap salah satu petugas dengan nada penuh tantangan.

4. Api Berhasil Dipadamkan Setelah 13 Jam

Setelah perjuangan yang melelahkan selama hampir 13 jam, api yang melahap area tersebut akhirnya berhasil dipadamkan pada Jumat, 31 Januari 2025, sekitar pukul 05.36 WIB. Petugas pemadam kebakaran bekerja tanpa henti, meski beberapa dari mereka mengalami luka ringan akibat serpihan kaca dan beling, bahkan ada yang terkena luka bakar ringan akibat suhu ekstrem di lokasi.

Proses pendinginan pun segera dilakukan untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa dan menghindari kebakaran ulang. Sementara itu, pihak kepolisian mulai menyelidiki penyebab kebakaran ini.

"Kami siapkan ambulans dan tim kesehatan sebagai langkah antisipasi, meski hingga kini tidak ada laporan mengenai korban luka atau jiwa," ungkap salah satu petugas.

5. Penyebab Kebakaran Masih Dalam Penyelidikan

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami misteri di balik kebakaran yang melanda tiga pabrik tekstil di kawasan Margaasih, Bandung. Ketika tim pemadam kebakaran tiba, api telah membara dengan ganas, sehingga fokus utama mereka adalah memadamkan api yang melalap habis.

Dugaan awal menyebutkan bahwa kebakaran ini mungkin disebabkan oleh korsleting listrik atau reaksi bahan kimia dari dalam pabrik, namun hingga saat ini, pihak berwenang belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab pastinya.

Insiden ini menjadi pengingat pentingnya penerapan sistem proteksi kebakaran yang lebih baik di lingkungan industri, mengingat tidak berfungsinya hidran di sekitar pabrik menjadi salah satu faktor yang memperpanjang durasi kebakaran.

Harapan kini tertuju pada evaluasi lebih lanjut untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan, seperti yang dinyatakan oleh pihak kepolisian, "Saat petugas tiba, api sudah membesar, jadi penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan."

6. Apa penyebab kebakaran tiga pabrik tekstil di Margaasih, Bandung?

Penyebab kebakaran yang menghanguskan area tersebut masih menjadi misteri dan tengah diselidiki oleh pihak berwenang. Ketika petugas tiba di lokasi, api sudah melahap dengan ganas, sehingga prioritas utama mereka adalah memadamkan si jago merah yang semakin membesar.

7. Berapa lama proses pemadaman kebakaran berlangsung?

Setelah hampir 13 jam berjuang melawan kobaran api, tim pemadam akhirnya berhasil menaklukkan si jago merah yang mengamuk sejak Kamis sore, 30 Januari 2025. Dengan usaha tak kenal lelah, mereka memadamkan api sepenuhnya pada Jumat pagi, 31 Januari 2025, tepatnya sekitar pukul 05.36 WIB, mengakhiri perjuangan dramatis yang menguras tenaga dan emosi.

8. Apakah ada korban jiwa dalam insiden kebakaran ini?

Meskipun insiden ini tidak merenggut nyawa, beberapa petugas pemadam kebakaran mengalami luka ringan akibat serpihan kaca dan beling yang bertebaran.

9. Apa saja kendala yang dihadapi petugas selama proses pemadaman?

Petugas pemadam kebakaran menghadapi tantangan yang cukup berat saat berusaha mengendalikan kobaran api yang melahap pabrik. Material-material mudah terbakar seperti lem, thinner, plastik, kain, dan benang seolah menjadi sekutu api yang mempercepat penyebarannya. Ditambah lagi, minimnya sumber air di sekitar lokasi—terutama karena tidak adanya hidran yang berfungsi—dan tiupan angin kencang yang membuat api meluas ke bangunan lain, semakin memperumit situasi.

10. Pabrik apa saja yang terbakar dalam insiden ini?

Tiga pabrik yang menjadi korban kebakaran, yaitu PT Lakistar yang memproduksi aksesori, PT Aneka Lem yang terkenal dengan produk lemnya, dan PT Abadi Prima yang mengolah kain, kini menjadi saksi bisu dari insiden yang mengguncang industri.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/srr)

Rekomendasi
 
Trending