Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kasus revenge porn di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten viral di lini masa media sosial pada Senin (26/6). Korban adalah seorang wanita berusia 23 tahun, sedangkan pelaku berinisial AHM (22) yang merupakan mantan pacar korban.
Kakak korban yang bernama Iman Zanatul Haeri, melalui akun twitternya, @zanatul_91, menuliskan beberapa fakta terkait kasus tersebut. Alasan utama Iman membuat thread panjang di twitter karena melihat ada yang janggal di kasus tersebut.
Saat berita ini dirilis, thread utama yang ditulis Iman telah mendapatkan 50 ribu retweet, 5 ribu quote tweet, hingga hampir 80 ribu likes. Saking panjang dan viralnya, Iman membagi thread revenge porn ini ke dalam tiga bagian.
Advertisement
KapanLagi merangkum cuitan tersebut menjadi sebuah kronologi kasus revenge porn di Pandeglang ini. Buat KLovers yang belum tahu, revenge porn adalah aksi menyebarkan konten pornografi dengan maksud merusak reputasi dengan motif ancaman serta balas dendam.
Iman menyebut bahwa awalnya adik laki-lakinya (Iman & korban 8 bersaudara) menerima pesan dari akun Instagram tak dikenal (anonim). Pesan tersebut berisi video asusila korban atau adik perempuan Iman yang sedang tak sadarkan diri.
"Rabu, 14 Desember 2022. Adik laki-laki kami, RK (kami 8 bersaudara) menerima pesan pribadi dari akun instagram tidak dikenal. Ketika di klik, isinya video asusila korban (adik kami) yang sedang divideokan tidak sadar," cuit Iman.
"Pengirim video memakai fitur one klik yang hilang setelah dilihat. Karena RK memakai laptop saat itu, dia langsung menyimpannya untuk memastikan apa benar perempuan dalam video tersebut adiknya," lanjutnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Sehari setelahnya, Iman ditelepon dan diberitahu soal video tersebut. Awalnya keluarga sempat tak percaya kalau perempuan di video tersebut adalah korban (adik Iman).
"Kamis, 15 Desember 2022. Saya ditelepon dan diberitahu mengenai video tersebut. Seperti kebanyakan, kami keluarga masih belum menerima kalau perempuan dalam video tersebut adalah adik kami," cuit Iman.
Advertisement
Iman dan keluarga akhirnya mulai menyadari bahwa pelaku sengaja melakukan revenge porn guna menghancurkan hidup korban. Berdasarkan penuturan Iman, video tersebut berdurasi 5 detik dan terbagi menjadi 4 layar. Layar terakhir menunjukkan sang adik sedang diperkosa tanpa sadar.
"Video tersebut, layarnya terbagi 4, satu adalah foto korban (adik kami) sedang menerima sebuah penghargaan, dua dan tiga adalah foto adik saya sedang mengikuti sebuah kompetisi. Pada layar 4 adalah adik saya yang sedang dirudapaksa (tanpa ia sadari) dengan kamera dipegang pelaku," cuit Iman.
"Saya jelaskan ini, karena pelaku dengan niat sengaja mengedit video tersebut, agar memperjelas bahwa dalam video tersebut adalah korban (adik kami). Video berdurasi 5 detik itu diambil secara terburu-buru dan pelaku. Ia benar-benar ingin menghancurkan hidup adik kami," lanjutnya.
Pelaku mengirim video asusila tersebut kepada teman-teman dekat korban dengan tujuan agar korban tak bisa hidup normal. Pelaku bahkan sempat akan mengirim video tersebut kepada dosen hanya karena korban sibuk kuliah.
"Jumat, 16 Desember 2022. Kami mencari beragam informasi dari teman-teman dekatnya. Mereka semua telah mengetahui video tersebut. Hal ini terjadi karena pelaku selalu mengirim video porn revenge pada semua teman-teman yang dianggap terlalu dekat dengan korban (adik kami)," tulis Iman.
"Pelaku tidak ingin korban (adik kami) hidup normal, misal bersama teman-temannya, atau sekedar bermain dengan teman kampus. Bahkan pelaku berkali-kali mengancam akan mengirim video tersebut pada dosennya hanya karena korban sibuk kuliah," lanjutnya.
Ternyata, berdasarkan penuturan korban yang akhirnya bertemu keluarga, hal itu telah dilakukan pelaku kepada korban selama tiga tahun belakangan.
"Kemudian kami segera menjemput korban (adik kami) ke rumah kakaknya. Kami bicarakan baik-baik, memberitahunya, kemudian korban (adik kami) menangis histeris," tulis Iman.
"Saat itu adik kami akhirnya bercerita bagaimana selama hampir 3 tahun ini ia menderita untuk menutupi semuanya," lanjutnya.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, pihak korban memberanikan diri untuk lapor kepada pihak kepolisian. Setelah dilakukan penyidikan, akhirnya pelaku ditahan.
"Dalam kondisi tertekan, sulit bagi keluarga untuk menyakinkan korban (adik kami) bahwa melapor ke pihak kepolisian adalah jalan terbaik. Tentu korban manapun akan merasa malu," cuit Iman.
"Namun saat itu fokus utamanya adalah soal sebaran video. Oleh sebab itu kami melapor ke cybercrime Polda Banten. Setelah melalui proses penyidikan yang panjang, pada tanggal 21 Februari 2023, dilakukan penahanan terhadap pelaku," imbuhnya.
Sebetulnya, Iman menjaga kerahasiaan kasus ini agar korban tidak depresi. Tetapi di sisi lain keluarga pelaku justru menunjukkan sikap tidak kooperatif dengan menyebarkan informasi bahwa ini hanya kasus pacaran biasa.
"Belum lagi mereka berkeliling ke tiap keluarga kami terjauh dan terdekat untuk menekan perdamaian, sambil menceritakan cerita versi mereka," cuit Iman.
"Artinya upaya kami untuk membuat kasus ini privat, sangat sulit karena fitnah dari keluarga pelaku pemerkosaan dan kekerasan seksual harus terus diklarifikasi," lanjutnya.
Iman menyebut bahwa korban mendapatkan sejumlah kekerasan dari pelaku. Nggak cuma itu, pelaku berkali-kali melakukan ancaman pembunuhan sampai menyarankan korban agar bunuh diri saja.
"Tentu saja, kami sekeluarga sudah bersepakat menutup rapat pintu komunikasi dengan keluarga pelaku. Satu hal yang membuat kami tidak mundur sekalipun, adalah cerita korban (adik kami) saat dipukul, ditonjok, dijambak, digusur dan terbentur tangga saat ditarik paksa oleh pelaku," lanjut Iman.
"Pelaku berkali-kali berniat membunuh korban (adik kami), pernah menghunuskan pisau pada leher adik kami, bahkan meminta agar adik kami sebaiknya membunuh dirinya sendiri," imbuhnya.
Masuk ke proses persidangan, Iman mengaku bahwa pihaknya mendapati serangkaian proses yang amat janggal. Berikut adalah kejanggalan yang dialami oleh pihak korban.
"Selama kasus ini berlangsung, kami berharap bahwa korban (adik kami) akan tetap kuat menjalani sampai ia mendapatkan keadilan. Namun proses persidangan sangat janggal," cuit Iman
"Sebelum persidangan, korban (adik kami) dan kakaknya (saksi) dipanggil oleh Jaksa penuntut kasus tersebut. Saat di kejaksaan, adik kami dipanggil ke ruangan pribadi Jaksa penuntut kasus ini."
"Ia berkali-kali menggiring opini psikologis korban (adik kami) untuk 'memaafkan', 'kami harus bijaksana,' 'kamu harus mengikhlaskan'"
"Selesai sidang, kami mencoba melapor ke Posko Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kejaksaan Negeri Pandeglang. Di sana, permainan baru saja dimulai."
"Saat melapor ke posko PPA, tiba-tiba datang Jaksa Penuntut (yang kami laporkan), datang ke ruangan pengaduan. Jaksa tersebut langsung memarahi saya dan korban."
Segala perlakuan yang didapat oleh Iman dan keluarga korban membuat mereka merasa justru 'diperlakukan' seperti pelaku. Apalagi, Iman mengaku pelayanan terhadap keluarga pelaku lebih baik dari dirinya sebagai korban.
"Kadang kami miris di persidangan lebih banyak keluarga pelaku, dengan sinis, mendapatkan ruang AC, dan dilayani seperti kelas VIP. Rasa-rasanya kami ini adalah pelakunya. Semoga kita bisa membalikkan keadaan. Terima kasih dukungannya," pungkas Iman di ujung thread panjang tersebut.
Update terbaru, Kejaksaan Negeri Pandenglang akan menggelar konferensi pers terkait kasus revenge porn yang sedang viral ini. KLovers, please stay tune terus ya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ums)
Advertisement