Lengkap! Bacaan Niat Puasa Ramadhan 2025 dan Tata Caranya, Yuk Pelajari

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Lengkap! Bacaan Niat Puasa Ramadhan 2025 dan Tata Caranya, Yuk Pelajari
Ilustrasi membaca doa (credit: freepik.com)

Kapanlagi.com - Bulan suci Ramadhan 2025 semakin mendekat, dan umat Islam di seluruh penjuru dunia bersiap-siap untuk menyambutnya dengan penuh semangat. Ini adalah saat yang istimewa untuk meningkatkan ibadah dan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya. Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah niat puasa, yang harus diucapkan sebelum fajar menyingsing. Meski tampak sederhana, niat memiliki peranan krusial dalam menegaskan keabsahan puasa kita, sesuai dengan ajaran berbagai mazhab.

Menariknya, terdapat perbedaan pandangan di antara mazhab mengenai niat puasa yang patut kita ketahui. Dalam Mazhab Syafi'i, umat diajarkan untuk memperbarui niat setiap malam sebelum puasa dimulai. Sementara itu, Mazhab Maliki memberikan kelonggaran dengan membolehkan satu kali niat di awal Ramadhan untuk sebulan penuh. Pemahaman ini sangat penting agar ibadah kita tidak hanya sah, tetapi juga diterima di sisi-Nya.

Selain mengetahui bacaan niat puasa, menjaga konsistensi ibadah dan memahami tata cara yang benar selama bulan Ramadhan juga tak kalah penting. Lalu, bagaimana cara mengekspresikan niat puasa yang tepat dan menjaga semangat beribadah hingga akhir bulan suci? Simak penjelasannya yang telah dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Kamis (27/2).

1. Niat Puasa Ramadhan: Kapan dan Bagaimana Cara Mengucapkannya

Niat adalah elemen krusial dalam ibadah puasa yang harus dipersiapkan sebelum fajar, terutama untuk puasa wajib seperti Ramadhan, qada, dan nazar. Menurut informasi dari laman resmi mui.or.id, dalam Mazhab Syafi’i, umat Muslim diwajibkan untuk berniat setiap malam selama bulan Ramadhan agar ibadah puasa mereka tetap sah. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa tanpa niat sebelum fajar, puasa seseorang tidak akan sah.

Namun, Mazhab Maliki memberikan sedikit kelonggaran. Mereka memperbolehkan niat dilakukan hanya sekali di awal bulan Ramadhan. Artinya, umat Islam cukup berniat pada malam pertama untuk menjalani puasa selama sebulan penuh, karena puasa Ramadhan dianggap sebagai satu kesatuan ibadah. Jadi, jika sudah berniat di awal bulan, tidak perlu lagi mengulang niat setiap harinya.

Sebagai langkah kehati-hatian, banyak ulama menyarankan untuk mengikuti pendapat Mazhab Syafi’i dengan memperbarui niat setiap malam. Namun, tidak ada salahnya juga untuk mempertimbangkan pendapat Mazhab Maliki, terutama bagi mereka yang mungkin lupa berniat di malam hari. Dengan begitu, ibadah puasa tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Bacaan Niat Puasa Ramadhan: Arab, Latin, dan Artinya

Agar ibadah puasa sah, umat Islam harus mengetahui dan mengucapkan bacaan niat dengan benar, baik dalam bahasa Arab maupun dengan pemahaman maknanya, sehingga tidak hanya sekadar lafalan tetapi juga memiliki niat dalam hati untuk menjalankan ibadah puasa karena Allah SWT.

1. Berikut bacaan niat puasa Ramadhan yang dianjurkan dalam Mazhab Syafi’i:

  • نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
  • Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
  • Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”

2. Sedangkan bagi yang ingin berniat sebulan penuh sesuai Mazhab Maliki, bacaan niatnya adalah:

  • نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
  • Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
  • Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”

3. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab Asnal Mathalib

  • نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةَ لِلهِ تَعَالَى
  • Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanata lillāhi ta‘ālā.
  • Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

4. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab I’anatut Thalibin

  • نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ
  • Nawaitu shauma Ramadhāna
  • Artinya: “Aku berniat puasa bulan Ramadhan.”

5. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab I’anatut Thalibin

  • نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ/عَنْ رَمَضَانَ
  • Nawaitu shauma ghadin min/'an Ramadhāna
  • Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada bulan Ramadhan.”

6. Lafal Niat Puasa Ramadhan dalam kitab Asnal Mathalib

  • نَوَيْتُ صَوْمَ الْغَدِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ عَنْ فَرْضِ رَمَضَانَ
  • Nawaitu shaumal ghadi min hādzihis sanati ‘an fardhi Ramadhāna
  • Artinya: “Aku berniat puasa esok hari pada tahun ini perihal kewajiban Ramadhan.”

3. Tata Cara Puasa Ramadhan yang Harus Diketahui

Berikut adalah poin-poin penting terkait puasa Ramadhan yang perlu diperhatikan agar ibadah puasa kita sah dan mendapatkan pahala yang maksimal:

1. Menahan Diri dari Hal-hal yang Membatalkan Puasa:

  • Puasa Ramadhan bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus.
  • Sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, umat Islam harus menghindari makan, minum, dan hubungan suami istri.

2. Hal-hal yang Makruh Selama Puasa:

  • Berlebihan dalam berkumur saat berwudhu.
  • Mengucapkan kata-kata kotor atau kasar.
  • Marah yang tidak terkendali.
  • Menghabiskan waktu dengan aktivitas yang tidak bermanfaat.
  • Meskipun tidak membatalkan puasa, hal-hal ini dapat mengurangi pahala puasa.

3. Hal-hal yang Membatalkan Puasa:

  • Makan dan minum dengan sengaja.
  • Muntah dengan sengaja.
  • Haid atau nifas bagi perempuan.
  • Berhubungan suami istri di siang hari.
  • Semua hal di atas harus dihindari agar puasa tetap sah dan diterima oleh Allah SWT.

Dengan memahami dan menghindari hal-hal tersebut, kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan lebih baik dan mendapatkan ridha dari Allah SWT.

4. Tips Menjaga Konsistensi Ibadah Selama Ramadhan

Untuk menjaga semangat beribadah selama bulan Ramadhan, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan agar tetap konsisten dan penuh makna. Berikut adalah beberapa poin penting yang bisa diikuti:

1. Mengatur Pola Makan:

  • Mulailah dengan mengatur pola makan yang seimbang saat berbuka dan sahur.
  • Hindari makan berlebihan karena dapat membuat tubuh merasa malas dan mengurangi semangat untuk beribadah.

2. Menjauhi Perbuatan Dosa:

  • Penting untuk menjaga kebersihan hati dengan menjauhi segala bentuk dosa.
  • Dosa dapat menurunkan semangat beribadah dan mengurangi pahala puasa.
  • Jaga lisan, pandangan, dan perbuatan agar terhindar dari hal-hal yang tidak baik.

3. Menjaga Keseimbangan Ibadah:

  • Lakukan ibadah secara seimbang tanpa berlebihan. Bagilah waktu dengan bijak antara ibadah, istirahat, dan aktivitas lainnya.
  • Dengan keseimbangan ini, semangat beribadah tetap terjaga hingga akhir Ramadhan tanpa merasa kelelahan.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan ibadah selama bulan Ramadhan dapat dilakukan dengan lebih konsisten dan penuh makna.

5. Keutamaan Niat yang Benar dalam Puasa Ramadhan

Ibadah puasa yang sejati tidak hanya dimulai dengan lafalan niat, tetapi juga harus disertai dengan kesadaran mendalam dalam hati bahwa setiap detik yang kita jalani adalah karena Allah SWT.

Dengan niat yang tulus, ibadah kita akan dipenuhi berkah, dan pahala yang kita peroleh pun akan berlipat ganda, mendekatkan kita lebih dekat kepada-Nya. Seperti sabda Rasulullah SAW, setiap amal itu tergantung pada niatnya.

Niat yang benar juga mencerminkan kesiapan mental dan spiritual kita, memungkinkan kita untuk menjalani puasa dengan fokus dan kesadaran, bukan sekadar rutinitas tanpa arti. Dengan begitu, puasa kita menjadi lebih bermakna dan penuh tujuan.

6. FAQ

1. Kapan niat puasa Ramadhan harus dilakukan?

Niat puasa harus dilakukan sebelum fajar menyingsing, sesuai ajaran Mazhab Syafi’i, meskipun dalam Mazhab Maliki diperbolehkan niat sebulan penuh di awal Ramadhan.

2. Apa hukum jika lupa niat puasa Ramadhan?

Menurut Mazhab Syafi’i, puasa seseorang tidak sah jika lupa niat sebelum fajar, tetapi dalam Mazhab Maliki masih dianggap sah jika sudah berniat di awal bulan.

3. Apakah niat puasa harus diucapkan?

Niat cukup dalam hati, tetapi mengucapkannya secara lisan dianjurkan agar lebih menguatkan kesadaran dalam menjalankan ibadah.

4. Bagaimana cara menjaga semangat ibadah selama Ramadhan?

Mengatur pola makan, menghindari dosa, dan beribadah secara seimbang tanpa berlebihan dapat membantu menjaga semangat ibadah sepanjang Ramadhan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)