Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Dalam Islam, kebersihan dan kesucian bukan sekadar hal yang dianjurkan, melainkan merupakan syarat mutlak untuk sahnya berbagai ibadah. Dua istilah penting yang sering muncul dalam konteks ini adalah najis dan hadas.
Meski keduanya berkaitan dengan ketidaksucian, ada perbedaan mendasar yang harus dipahami oleh setiap Muslim. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas perbedaan antara najis dan hadas, mengenali jenis-jenisnya, serta mengetahui cara untuk menyucikan diri dari keduanya.
Mari bersama simak bersama agar pemahaman kita tentang kebersihan dalam beribadah semakin mendalam, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Jum'at(10/1/2025).
Advertisement
Najis dan hadas adalah dua konsep penting dalam syariat Islam. Najis merujuk pada segala sesuatu yang dianggap kotor, seperti darah, air kencing, dan bangkai, yang dapat menghalangi ibadah jika menempel pada tubuh atau pakaian. Najis bersifat konkret dan dapat dilihat.
Sementara hadas adalah kondisi tidak suci yang bersifat abstrak, terkait dengan keadaan spiritual seseorang, dan bisa muncul dari aktivitas tertentu, seperti buang air atau bersentuhan dengan lawan jenis. Memahami kedua konsep ini penting untuk mendalami makna kesucian dalam ibadah.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Dalam fiqih Islam, najis dibagi menjadi tiga kategori:
1. Najis Mughallazhah (najis berat): mencakup kotoran dan air liur anjing serta babi, memerlukan penyucian dengan membasuh tujuh kali, salah satunya dengan air bercampur tanah.
2. Najis Mukhaffafah (najis ringan): hanya terdiri dari air kencing bayi laki-laki di bawah dua tahun yang hanya mengonsumsi ASI, penyuciannya cukup dengan memercikkan air.
3. Najis Mutawassithah (najis sedang): mencakup darah, nanah, dan kotoran, yang memerlukan penghilangan zat najis dan membasuhnya hingga hilang warna, bau, dan rasa.
Pembagian ini menunjukkan detail aturan dalam menjaga kesucian dalam kehidupan sehari-hari umat Islam.
Advertisement
Dalam dunia Islam, terdapat dua kategori hadas yang penting untuk dipahami:
Hadas Kecil dan Hadas Besar. Hadas Kecil merujuk pada keadaan tidak suci yang bisa diatasi dengan berwudhu atau tayamum, dan bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti buang air kecil atau besar, kentut, tidur nyenyak, hilang akal, atau menyentuh kemaluan tanpa penghalang.
Sementara itu, Hadas Besar adalah kondisi yang lebih serius, memerlukan mandi wajib (ghusl) untuk kembali suci, dengan penyebab yang meliputi hubungan suami istri, keluarnya mani (termasuk mimpi basah), serta kondisi khusus seperti haid, nifas, dan melahirkan.
Memahami kedua jenis hadas ini sangat penting agar kita dapat menjaga kesucian dan menjalankan ibadah dengan baik.
Najis dan hadas berkaitan dengan ketidaksucian, tetapi memiliki perbedaan penting. Najis adalah substansi fisik yang dapat dilihat dan dirasakan, seperti darah atau kotoran, dan dapat menempel pada tubuh atau tempat ibadah.
Untuk menyucikan najis, cukup dibersihkan dengan air atau pembersih tanpa niat khusus. Sebaliknya, hadas bersifat spiritual dan terkait dengan keadaan tubuh, memerlukan niat dalam ritual bersuci seperti wudhu atau mandi wajib.
Najis dapat membatalkan ibadah seperti shalat, sedangkan hadas hanya menghalangi ibadah tertentu tanpa membatalkan ibadah yang telah dilakukan jika baru disadari setelahnya.
Menyucikan diri dari najis adalah langkah penting bagi setiap muslim sebelum beribadah. Pertama, kenali jenis najis: mughallazhah, mukhaffafah, atau mutawassithah, untuk menentukan cara penyucian yang tepat.
Bersihkan zat najis yang terlihat dengan tisu atau kain. Untuk najis mutawassithah, basuh area yang terkena dengan air mengalir hingga bersih; untuk najis mukhaffafah, cukup percikkan air.
Untuk najis mughallazhah, buang zat najis, lalu basuh dengan air tujuh kali, dengan satu basuhan menggunakan air campur tanah. Pastikan tidak ada bekas najis yang tertinggal dan ulangi proses pembersihan jika perlu.
Sebelum beribadah seperti shalat, penting untuk menyucikan diri dari hadas. Untuk hadas kecil, lakukan wudhu dengan niat, membasuh wajah, kedua tangan, mengusap kepala, dan membasuh kaki.
Jika air tidak ada, tayamum bisa dilakukan dengan niat, tepuk tangan ke debu, lalu usapkan ke wajah dan tangan. Untuk hadas besar, lakukan mandi wajib dengan niat, bersihkan tubuh, dan pastikan air membasahi seluruh tubuh.
Dengan langkah-langkah ini, kita siap beribadah dalam keadaan suci.
Memahami perbedaan antara najis dan hadas sangat penting dalam ibadah Islam. Najis dapat membatalkan ibadah jika terdeteksi pada tubuh atau pakaian, tetapi jika baru diketahui setelah beribadah, ibadah tetap sah.
Sementara hadas menghalangi seseorang untuk memulai ibadah saat menyadari sedang berhadas, harus berhenti dan bersuci terlebih dahulu.
Penyucian najis lebih fleksibel, bisa menggunakan sabun atau deterjen, sedangkan hadas harus disucikan dengan air, kecuali dalam kondisi tertentu yang membolehkan tayamum.
Kesucian dari najis bersifat permanen, sedangkan kesucian dari hadas bersifat sementara dan bisa batal akibat berbagai hal, sehingga penting untuk selalu memperhatikan kondisi hadas sebelum beribadah.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rao)
Advertisement