Memahami Tata Cara, Bacaan, Serta Niat Mandi Idul Adha 2025

1. Asal-usul dan Hukum Mandi Idul Adha

Mandi di hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, adalah tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun dalam Islam, dan menjadi bagian penting dari ritual yang dianjurkan. Para sahabat Nabi Muhammad SAW telah memberikan teladan dalam hal ini, dan berbagai kitab fikih pun menjelaskan pentingnya amalan ini. Dalam Hasyiyah al-Bajuri, mandi pada Idul Adha disebut sebagai sunnah yang sangat dianjurkan, meskipun tidak wajib—artinya, melakukannya akan mendatangkan pahala, sementara meninggalkannya tidak berdosa. Namun, dengan melaksanakan mandi ini, kita meneladani sunnah Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Menariknya, amalan ini tidak hanya dikhususkan untuk kalangan tertentu; baik laki-laki, perempuan, tua, muda, semua disunnahkan untuk melakukannya. Ini menunjukkan bahwa mandi Idul Adha adalah sebuah tradisi inklusif yang dapat dilakukan oleh seluruh umat Muslim, menambah kehangatan dan kebersamaan dalam merayakan hari yang penuh berkah ini.

2. Waktu yang Diperbolehkan dan Batas Sah Mandi Sunnah

Mandi Idul Adha menjadi momen yang penuh makna dan harus dilakukan dengan tepat waktu, dimulai dari tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah. Namun, waktu yang paling dianjurkan adalah setelah Subuh hingga sebelum sholat Ied dimulai. Mandi sebelum waktu ini, terutama jika dilakukan sebelum tengah malam, tidak akan sah dan tidak dianggap sebagai mandi Idul Adha. Banyak orang tergoda untuk "menyicil" mandi di malam hari agar tidak terburu-buru, tetapi hal ini bisa mengabaikan ketentuan yang ada. Mandi di pagi hari bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga membantu meningkatkan kekhusyukan dalam beribadah. Menurut artikel dari Yatim Mandiri, mandi sunnah ini memberikan rasa "suci dan bersih" serta membuat kita merasa "lebih segar" saat melaksanakan sholat Idul Adha.

3. Bacaan Niat yang Dianjurkan dan Cara Melafalkannya

Niat mandi Idul Adha harus dilafalkan secara khusus, bukan sekadar mandi biasa. Bacaan niat ini dapat dilafalkan saat air pertama kali mengguyur tubuh. Dua versi niat yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitul-ghusla li ‘idil adha sunnatan lillahi ta’ala

Artinya: Aku berniat mandi Idul Adha sebagai sunnah karena Allah ta’ala.

نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى

Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha

Artinya: Saya niat sunnah mandi Idul Adha.

Keduanya sah dan bisa digunakan sesuai dengan kebiasaan dalam madzhab yang dianut. Yang terpenting adalah niat harus hadir dalam hati, dengan penuh kesadaran dan keikhlasan bahwa mandi ini dilakukan karena ingin mengikuti sunnah Rasulullah SAW.

4. Tata Cara Mandi Sunnah Idul Adha

Membaca Niat

Niat dibaca saat air pertama kali mengguyur tubuh. Bisa dilafalkan dalam hati atau secara lisan, namun dilakukan bersamaan dengan awal proses mandi.

Membasuh Tangan

Sebelum menyiram seluruh tubuh, basuh tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali. Ini adalah bagian dari sunnah mandi besar.

Membersihkan Najis

Bersihkan bagian tubuh dari najis, terutama pada area yang sulit dijangkau seperti sela-sela kulit dan lipatan tubuh.

Berwudhu

Lakukan wudhu secara lengkap seperti saat akan sholat, untuk menyucikan diri dari hadas kecil.

Mengguyur Seluruh Tubuh

Siram tubuh mulai dari kepala, lalu bagian kanan, kemudian kiri. Pastikan air menjangkau seluruh bagian tubuh, termasuk rambut dan bagian yang tertutup.

Dengan mengikuti tata cara di atas, mandi sunnah ini akan sah dan bernilai pahala. Jangan lupa menggunakan air bersih yang mengalir agar proses penyucian lebih sempurna.

5. Keutamaan dan Manfaat Mandi di Hari Raya

Mandi di hari raya bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebuah keutamaan yang memberikan dampak positif secara fisik dan spiritual. Saat kita melakukannya, tubuh terasa lebih segar, rasa percaya diri pun melambung tinggi, sehingga ibadah terasa lebih khusyuk. Mandi ini menjadi simbol kesiapan menyambut hari raya dengan jiwa dan raga yang suci, menjadikan sholat Ied lebih bermakna karena dilakukan dalam keadaan bersih dan harum. Selain itu, kebersihan diri yang terjaga juga sangat penting saat berbaur dengan keramaian jamaah. Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan mandi pada hari raya sebagai bagian dari syiar Islam, dan banyak ulama sepakat bahwa menghidupkan sunnah ini adalah wujud cinta kepada Rasulullah serta semangat menyambut hari yang suci.

6. Pertanyaan Seputar Topik

Q: Apakah boleh mandi Idul Adha sebelum Subuh?

A: Ya, bahkan dianjurkan. Waktu utama mandi Idul Adha adalah setelah masuk waktu Subuh hingga sebelum sholat Ied.

Q: Bagaimana jika mandi dilakukan sebelum tengah malam?

A: Menurut NU Online, jika dilakukan sebelum tengah malam maka tidak sah dan tidak dihitung sebagai mandi Idul Adha.

Q: Apakah wanita haid boleh mandi Idul Adha?

A: Boleh. Bahkan meskipun tidak bisa sholat Ied, wanita tetap dianjurkan mandi sunnah Idul Adha.

Q: Apakah mandi Idul Adha wajib?

A: Tidak. Hukum mandi Idul Adha adalah sunnah muakkadah, sangat dianjurkan namun tidak wajib.

Q: Apa saja yang perlu disiapkan sebelum mandi sunnah ini?

A: Air bersih mengalir, niat yang benar, dan memastikan tubuh dalam keadaan bebas dari najis.