Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berdiri megah sebagai perguruan tinggi negeri tertua di Aceh, mengemban misi mulia untuk mencetak generasi berkualitas bagi bangsa. Didirikan pada 2 September 1961, Unsyiah bukan hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga simbol kemajuan dan harapan bagi Aceh, menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia yang kompeten di daerah ini.
Terletak di kawasan Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh, Unsyiah kini menjadi rumah bagi lebih dari 30.000 mahasiswa yang tersebar di 12 fakultas dan program pascasarjana.
Dengan moto yang menggugah semangat, "Jantung Hati Rakyat Aceh," Unsyiah berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal, nasional, dan lokal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan takwa. Mari bergabung dan jadi bagian dari perjalanan inspiratif ini!
Advertisement
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) lahir dari sebuah perjalanan inspiratif yang dimulai dengan pendirian Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh (YDKA) pada 21 April 1958, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh baik secara rohani maupun jasmani.
Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, YDKA menggagas program ambisius untuk mendirikan perkampungan pelajar dan mahasiswa di Nanggroe Aceh Darussalam, serta sebuah universitas yang akan menjadi pusat pendidikan.
Pada 29 Juni 1958, langkah konkret diambil dengan menetapkan fondasi Unsyiah di Kopelma Darussalam, dan akhirnya, pada 2 September 1961, Unsyiah resmi berdiri berkat dukungan pemerintah yang diperkuat melalui Keputusan Presiden No. 161 pada 24 April 1962.
Dengan demikian, Unsyiah menjadi lembaga pendidikan tinggi pertama di Aceh, berkomitmen untuk mendidik masyarakat Aceh dengan standar pendidikan yang berkualitas.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Unsyiah kini melangkah dengan visi yang menginspirasi untuk menjadi universitas sosio-teknopreneur yang inovatif dan mandiri, dengan ambisi menembus panggung global.
Visi ini mengedepankan sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kewirausahaan berbasis sosial sebagai fondasi pendidikan yang kokoh. Dengan pendekatan sosio-teknopreneur, Unsyiah berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Mengacu pada informasi dari situs resmi usk.ac.id, misi utama Unsyiah meliputi penyediaan pendidikan tinggi berkualitas, pengembangan penelitian yang inovatif, serta pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan.
Advertisement
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengusung empat nilai inti yang menjadi pedoman dalam setiap langkah misinya: Pancasila, keikhlasan, kejujuran, dan kebersamaan. Nilai-nilai ini tak hanya sekadar slogan, melainkan terjalin erat dalam budaya kerja yang religius, berintegritas, humanis, profesional, berkelanjutan, dan berorientasi pada mutu.
Dengan pendekatan ini, Unsyiah berkomitmen untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki etika, estetika, dan akhlak yang mulia.
Budaya kerja yang kuat ini mendukung visi Unsyiah untuk bersaing di kancah nasional dan internasional, sekaligus memperkuat tekadnya dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas yang siap memenuhi tantangan lokal dan global.
Sebagai simbol kebanggaannya, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mempersembahkan lambang yang menawan, yaitu Bungong Seuleupok—bunga teratai berwarna kuning emas yang sedang mekar dengan indah.
Lambang ini tidak sekadar hiasan, melainkan sarat makna filosofis yang mencerminkan karakter dan prinsip hidup universitas. Lima mahkota bunga melambangkan Pancasila, pedoman berbangsa dan bernegara kita, sementara Bungong Seuleupok yang mekar melambangkan kemurnian, semangat kebersamaan, dan hasrat untuk bersatu.
Tak ketinggalan, gambar Tugu Kopelma Darussalam yang berwarna putih menandakan kemerdekaan, perdamaian, serta persatuan bangsa. Elemen kubah dalam lambang ini pun mengingatkan kita pada asas Ketuhanan Yang Maha Esa, sebuah nilai fundamental dalam filosofi Unsyiah.
Secara keseluruhan, lambang ini mengukuhkan identitas Unsyiah sebagai institusi yang kokoh berakar pada nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menawarkan beragam pilihan pendidikan melalui 12 fakultas yang mengusung berbagai disiplin ilmu, mulai dari kedokteran dan teknik hingga ekonomi dan hukum, lengkap dengan program sarjana hingga pascasarjana yang siap membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memainkan peran krusial dalam mengangkat kualitas sumber daya manusia di Aceh dengan pendekatan pendidikan yang harmonis, menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai iman serta takwa.
Dengan fokus pada pengembangan karakter sosio-teknopreneur, Unsyiah tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga siap berkontribusi secara nyata dalam masyarakat.
Bungong Seuleupok, atau yang lebih dikenal sebagai bunga teratai, bukan sekadar keindahan alam; ia adalah lambang yang kaya makna, mencerminkan nilai-nilai Pancasila, semangat kebersamaan yang erat, serta simbol religiusitas yang mendalam, berakar pada prinsip Ketuhanan yang mengilhami kehidupan berbangsa dan bernegara.
Didirikan pada 2 September 1961, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) lahir dari semangat untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi di Aceh, bernaung di bawah Yayasan Dana Kesejahteraan Aceh dan Komisi Perencana.
Sejak awal, Unsyiah telah menjadi pilar penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi sumber daya manusia di wilayah ini.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rmt)
Advertisement
Mengenal Sherly Tjoanda: Cagub Malut Baru, Gantikan Suami yang Tewas dalam Kecelakaan Kapal
Profil Mega Putri Aulia, Mantan Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Cantik Berbalut Hijab
Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Siapkah Marselino Ferdinan Bawa Timnas Menang di Piala AFF 2024?
Mega Putri Aulia Nangis Minta Sinetron 'TUKANG BUBUR NAIK HAJI' Tak Tayang Lagi
Timnas Indonesia Tembus Posisi 125 Dunia, Peningkatan Signifikan dalam Ranking FIFA