Minyak Jelantah Kini Bernilai, Pertamina Buka Peluang Pembelian
Ilustrasi minyak jelantah
Kapanlagi.com - Minyak jelantah, yang sebelumnya dipandang sebelah mata sebagai limbah rumah tangga, kini bertransformasi menjadi sumber energi yang bernilai! PT Pertamina (Persero) mengambil langkah inovatif dengan memanfaatkan minyak bekas ini sebagai bahan bakar berkelanjutan, mendukung upaya transisi menuju energi hijau. Inisiatif ini sejalan dengan ambisi nasional untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Dalam gebrakan terbarunya, Pertamina meluncurkan program pengumpulan minyak jelantah dari masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk bank sampah dan titik pengumpulan khusus di sejumlah SPBU. Tak hanya mengurangi limbah, langkah ini juga menciptakan nilai ekonomi tambahan bagi masyarakat.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran global akan pentingnya keberlanjutan, Pertamina melihat minyak jelantah sebagai peluang emas untuk memperkuat ekonomi sirkular. Melalui program pengolahan ini, diharapkan transisi menuju energi bersih dapat dipercepat, sekaligus mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
Advertisement
1. Transformasi Minyak Jelantah Menjadi Bioavtur
Minyak jelantah kini bertransformasi dari limbah menjadi harta karun energi yang berharga! PT Pertamina meluncurkan proyek ambisius Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar penerbangan berkelanjutan. Peluncuran ekosistem SAF ini ditandai dengan penandatanganan di Kilang Cilacap.
"Uji coba sebelumnya menggunakan bioavtur dari kelapa sawit, tetapi sekarang kami beralih ke minyak jelantah sebagai bahan baku baru," ungkap Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Langkah ini bukan hanya inovatif, tetapi juga strategis dalam mendukung pengembangan SAF 3.0, yang membawa kita lebih dekat menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Ekonomi Sirkular Melalui Program Green Movement UCO
Pertamina dengan bangga mempersembahkan program inovatif Green Movement UCO, yang mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam pengumpulan minyak jelantah demi mendukung transisi menuju energi bersih. Dengan adanya UCollect Box yang tersebar di berbagai lokasi, masyarakat dapat dengan mudah menyetor minyak jelantah mereka untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan seperti Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) dan SAF.
Menariknya, partisipasi dalam program ini tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberikan keuntungan finansial langsung, seperti saldo e-wallet dan voucher MyPertamina, menjadikan setiap kontribusi sebagai langkah cerdas untuk masa depan yang lebih hijau dan sejahtera.
3. Langkah Strategis Pertamina untuk Kemandirian Energi
Proyek pengolahan minyak jelantah yang digagas oleh Pertamina bukan sekadar inisiatif biasa, melainkan bagian dari strategi ambisius untuk mewujudkan kemandirian energi nasional. Dengan target swasembada energi yang ditetapkan pada tahun 2029, Pertamina berkomitmen untuk berinovasi demi meningkatkan produksi biofuel, termasuk pengembangan Biosolar B40 dan proyek bioavtur berbasis minyak jelantah.
Menurut Salyadi Dariah Saputra, Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha Pertamina, langkah ini tidak hanya menandai pergeseran dari ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam transisi menuju sumber energi terbarukan yang lebih berkelanjutan untuk masa depan.
4. Peran Masyarakat dalam Mendukung Energi Hijau
Keberhasilan program pengolahan minyak jelantah sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Dengan konsumsi minyak goreng rumah tangga mencapai 2,66 juta ton per tahun, potensi minyak jelantah sebagai bahan baku sangat besar. Melalui kolaborasi dengan bank sampah dan perusahaan pengumpul minyak jelantah, Pertamina memastikan pengelolaan limbah ini berjalan secara sistematis.
"Ekspor minyak jelantah yang selama ini diambil oleh tetangga kita, ya kita nanti akan gunakan semaksimal mungkin di sini," tambah Taufik.
Masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi tentang lokasi pengumpulan minyak jelantah melalui aplikasi MyPertamina, menjadikan partisipasi lebih praktis dan transparan.
5. Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi
Program inovatif ini bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga menciptakan gelombang manfaat ekonomi yang luar biasa. Dengan mengubah limbah menjadi sumber energi, Pertamina berperan aktif dalam menekan emisi karbon secara signifikan.
Tak hanya itu, inisiatif ini juga membuka jalan bagi terciptanya lapangan kerja baru di industri pengolahan biofuel. Konsep ekonomi sirkular yang terbangun dari pengelolaan minyak jelantah pun menghadirkan peluang investasi menarik di sektor energi hijau, yang kian vital di tengah transisi energi global saat ini.
6. Bagaimana cara masyarakat berpartisipasi dalam program pengumpulan minyak jelantah?
Kini masyarakat dapat dengan mudah mendonasikan minyak jelantah mereka ke UCollect Box yang tersedia di berbagai lokasi strategis, seperti SPBU dan rumah sakit Pertamina.
7. Apa manfaat yang diterima masyarakat dari program ini?
Tak hanya berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan, masyarakat juga akan mendapatkan keuntungan menarik! Setiap liter yang disalurkan akan memberikan saldo e-wallet sebesar Rp6.000, ditambah voucher MyPertamina senilai Rp25.000.
8. Mengapa minyak jelantah penting dalam transisi energi bersih?
Minyak jelantah, yang biasanya dianggap limbah, ternyata memiliki potensi luar biasa! Dengan pengolahan yang tepat, minyak ini dapat diubah menjadi biofuel seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebuah inovasi yang tidak hanya mampu mengurangi emisi karbon, tetapi juga mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/srr)
Advertisement
