Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kabar duka yang mendalam menyelimuti dunia lingkungan Indonesia. Nur Hidayati, sosok inspiratif dan mantan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) periode 2016-2021, telah berpulang pada Selasa, 5 November 2024, di usia 51 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak orang yang mengenalnya.
Berita ini diumumkan melalui akun Instagram resmi Greenpeace Indonesia @greenpeaceid, dan langsung mengundang rasa kehilangan di hati para pejuang lingkungan. Dikenal akrab dengan sapaan Mbak Yaya, Nur Hidayati telah lebih dari dua dekade mendedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan isu-isu lingkungan.
Kiprah dan dedikasinya yang tak kenal lelah telah menjadikannya sosok yang sangat dihormati, dengan pengalaman yang meluas di tingkat nasional, regional, hingga internasional.
Mbak Yaya bukan hanya seorang advokat lingkungan; ia adalah pahlawan yang berjuang demi bumi dan masa depan generasi mendatang. Kehilangan ini tentu akan meninggalkan jejak yang dalam, namun semangat dan warisannya akan terus hidup dalam setiap langkah perjuangan menuju lingkungan yang lebih baik.
Advertisement
Nur Hidayati, atau akrab disapa Yaya, mengawali perjalanan kariernya di Walhi dengan beragam peran, mulai dari merancang rencana komunitas hingga mengadvokasi kebijakan lingkungan.
Sebagai Direktur Eksekutif Walhi pada periode 2016-2021, Yaya tak hanya berkutat pada isu-isu lokal, tetapi juga berani melangkah ke arena internasional, terlibat aktif dalam advokasi lingkungan di tingkat ASEAN dan global.
Dengan semangat juang yang tinggi, ia menjalani berbagai aktivitas, mulai dari riset lapangan hingga analisis kebijakan, demi melindungi kekayaan alam Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, Walhi semakin tegas dalam menyuarakan penolakan terhadap proyek-proyek yang mengancam kelestarian lingkungan, dan Yaya tak ragu untuk mengkritik pembangunan infrastruktur yang diabaikan aspek keberlanjutannya serta kebutuhan masyarakat setempat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Yaya, sosok yang peduli akan nasib lingkungan Indonesia, tak henti-hentinya mengangkat suara kritis terhadap pembangunan infrastruktur yang dinilai merusak ekosistem.
Ia dengan tegas menyoroti proyek-proyek kontroversial seperti reklamasi, pembangunan rel kereta cepat, dan berbagai inisiatif infrastruktur lainnya yang sering kali dilaksanakan tanpa melibatkan masyarakat lokal.
Menurutnya, tindakan ini bukan hanya mengancam sumber daya alam yang sangat berharga—seperti lahan subur, laut yang kaya, dan kawasan karst yang menjadi penopang kehidupan—tetapi juga berisiko terhadap kedaulatan pangan tanah air.
Mbah Yaya berjuang agar keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat tidak terabaikan dalam setiap langkah pembangunan.
Advertisement
Selama lebih dari 25 tahun, Mbak Yaya telah menjadi pilar bagi gerakan lingkungan, bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai mentor yang menginspirasi banyak aktivis.
Dengan keberanian yang tak tergoyahkan, ia selalu berada di garis depan melawan praktik eksploitasi lingkungan yang merusak di Indonesia.
Rekan-rekannya di Greenpeace Indonesia mengungkapkan bahwa Yaya meninggalkan warisan berharga: pesan bahwa seorang aktivis sejati harus mendampingi masyarakat dengan sikap rendah hati, tanpa merasa lebih tahu, sehingga bersama-sama mereka dapat menciptakan perubahan yang berarti.
Nur Hidayati, sosok yang telah mengukir namanya di panggung advokasi lingkungan Indonesia selama lebih dari 25 tahun, kini dikenal luas sebagai Direktur Eksekutif Walhi.
Dengan dedikasi dan semangat juang yang tak kenal lelah, ia telah berkontribusi signifikan dalam memperjuangkan kelestarian alam dan hak-hak masyarakat, menjadikannya inspirasi bagi banyak orang dalam upaya menjaga bumi kita.
Yaya kini berada di tengah badai tantangan, di mana ambisi pembangunan proyek infrastruktur berpotensi menghancurkan keseimbangan alam dan mengguncang kehidupan masyarakat setempat.
Yaya selalu menekankan pentingnya sikap rendah hati bagi para aktivis dalam menjalin hubungan dengan masyarakat, mengingat bahwa mereka tidak boleh merasa lebih pintar atau lebih mengetahui segalanya dibandingkan orang-orang yang mereka dampingi.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rmt)
Advertisement