Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Sore yang seharusnya tenang di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Selasa (14/1/2024), mendadak memanas akibat kericuhan antara dua organisasi masyarakat, Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Insiden ini meletus di beberapa titik, termasuk perempatan Karangjati Blora dan Desa Klokah, Kecamatan Kunduran, dan menciptakan suasana yang mencekam.
Saksi mata di lokasi kejadian melaporkan, ketegangan mulai terasa saat anggota GRIB dan PP saling berhadapan. Tak butuh waktu lama, bentrokan pun pecah, mengakibatkan sejumlah anggota dari kedua belah pihak mengalami luka-luka dan beberapa kendaraan rusak parah. Situasi ini menarik perhatian masyarakat setempat dan dengan cepat menjadi viral di media sosial.
Dalam upaya mengendalikan kerusuhan yang semakin meluas, aparat kepolisian dan TNI segera dikerahkan ke lokasi. Kejadian ini ternyata merupakan puncak dari ketegangan yang telah berlangsung sehari sebelumnya, ketika anggota Pemuda Pancasila mendatangi markas GRIB Jaya di Kecamatan Ngawen. Pernyataan-pernyataan provokatif dari kedua belah pihak semakin memperburuk keadaan, sehingga bentrokan tak terhindarkan.
Advertisement
Simak terus perkembangan terbaru dari insiden ini, yang dirangkum oleh Kapanlagi.com, Rabu (15/1).
Ketegangan antara Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya semakin memanas sehari sebelum insiden yang mengguncang, ketika sekitar 70 anggota PP menyerbu markas GRIB Jaya di Kecamatan Ngawen.
Munaji, Ketua PP Blora, dengan tegas mengekspresikan ketidakpuasannya terhadap keberadaan GRIB yang dianggap ilegal dan mengganggu ketenteraman masyarakat. Ia mempertanyakan legalitas organisasi tersebut dan memperingatkan bahwa Pemuda Pancasila siap menghadapi mereka jika tetap beroperasi di wilayah Blora, bahkan mengancam akan "menyikat" GRIB jika tidak mematuhi peraturan setempat.
Sementara itu, Sugiyanto, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, membantah keras tuduhan ilegalitas tersebut, menegaskan bahwa organisasi mereka telah memiliki legalitas resmi secara nasional dan baru hadir di Blora selama tiga bulan dengan jumlah anggota mencapai 750 orang.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Di perempatan Karangjati Blora, suasana memanas saat bentrokan besar meletus di Jalan Raya Blora-Rembang. Kendaraan berwarna oranye doreng milik Pemuda Pancasila tiba-tiba dihentikan oleh sekelompok anggota GRIB yang kemudian menyerang, mengakibatkan kerusakan parah pada kendaraan tersebut. Beberapa anggota PP yang terjebak di dalamnya mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke rumah sakit.
Menurut saksi mata, sebelum menyerang, anggota GRIB memaksa mereka untuk melepas atribut organisasi. Polisi yang datang ke lokasi segera memasang garis polisi dan berusaha mengendalikan situasi yang sempat mencekam.
"Di dalam mobil ada 7 atau 8 orang dari Ormas Pemuda Pancasila, mereka sudah dibawa ke RS dalam kondisi terluka," ujar salah satu anggota Polres Blora saat ditanya Liputan6, mengutip Liputan6 Regional.
Advertisement
Di tengah ketegangan yang melanda Desa Klokah, Kecamatan Kunduran, bentrokan sengit meletus di Jalan Raya Ngawen-Kunduran, menyusul insiden serupa di Karangjati.
Video amatir yang beredar memperlihatkan anggota GRIB terkapar dengan luka-luka akibat serangan dari kelompok Pemuda Pancasila. Kerumunan warga pun tak bisa menahan rasa ingin tahunya, menyaksikan peristiwa yang menghebohkan ini.
untungnya, para anggota GRIB yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Sementara itu, anggota Pemuda Pancasila melanjutkan perjalanan mereka setelah ketegangan mereda, sementara aparat keamanan hadir untuk mencegah situasi semakin memburuk.
"Tidak ada yang tewas, tapi ada yang berdarah di wajah karena dipukuli. Mobil juga dirusak," ungkap salah satu saksi dengan nada prihatin.
Dalam upaya mengendalikan situasi yang memanas di Kabupaten Blora, pihak kepolisian bersama TNI segera mengambil langkah tegas. Polres Blora tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab bentrokan yang terjadi, dengan mengumpulkan informasi dari masyarakat dan mewawancarai saksi-saksi di lokasi.
Untuk mencegah terjadinya kerusuhan lebih lanjut, aparat keamanan siaga di titik-titik strategis, sementara lalu lintas di area terdampak mulai kembali normal. Namun, ketegangan masih terasa, terutama setelah ormas Pemuda Pancasila menegaskan penolakannya terhadap keberadaan GRIB Jaya yang dianggap beroperasi tanpa izin.
Ketua ormas Pemuda Pancasila Blora, Munaji, dengan tegas menyatakan, "Kami tidak ingin GRIB di sini. Jika mereka tetap hadir, siap-siap berurusan dengan kami. Untuk jadi organisasi di Blora, legalitas harus dipenuhi, bukan jadi preman."
Pesannya jelas: kepentingan masyarakat harus diutamakan, bukan kepentingan pribadi.
Menanggapi tindakan Pemuda Pancasila yang membubarkan mereka, perwakilan GRIB Jaya dengan tegas mengungkapkan bahwa organisasi mereka memiliki izin resmi dan diakui secara nasional. Meskipun baru berdiri selama tiga bulan, GRIB Jaya telah berhasil mengumpulkan sekitar 750 anggota di Kabupaten Blora.
"Saya pribadi tidak mengerti alasan pembubaran ini, karena legalitas kami sudah jelas. Kami adalah organisasi yang sah dan diakui. Jadi, untuk apa kami dibubarkan? Anggota kami pun memilih untuk tenang dan tidak terpancing provokasi, karena ini hanya akan menimbulkan keributan. Semua dokumen resmi kami sudah lengkap, 100 persen," tegas Sugiyanto, Ketua DPC GRIB Jaya Blora.
Bentrokan yang terjadi di Blora ini berakar dari ketegangan yang semakin memanas antara dua ormas, di mana Pemuda Pancasila menuding keberadaan GRIB sebagai ilegal.
Polisi dan TNI segera beraksi, menerjunkan tim ke lokasi untuk mengendalikan situasi yang berkembang, mengamankan area dengan ketat, serta melaksanakan penyelidikan mendalam guna mengungkap fakta-fakta yang terjadi.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, bentrokan antara kedua ormas tersebut meninggalkan jejak luka di tubuh beberapa anggotanya, menambah catatan tegangnya situasi yang terjadi.
Masyarakat bersuara tegas menentang kekerasan yang terjadi, seraya mengharapkan adanya langkah-langkah mediasi yang efektif antara kedua organisasi masyarakat untuk meredakan ketegangan dan mencegah terulangnya konflik di masa mendatang.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rmt)
Advertisement
9 Potret Menpar Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo-Gibran dengan Total Harta Rp5,4 Triliun
Manfaat Rebusan Jamblang, Cara Praktis untuk Atasi Diabetes dan Penyakit Lainnya
Panduan Lengkap Akses Aplikasi SIPD RI, Simak Langkah-Langkahnya
Tak Disangka, Kursi Plastik Kondangan Kini Jadi Ikon Global dan Masuk Pameran
Daftar Peserta yang Lolos Spektakuler Show Indonesian Idol 13, Cek Jadwal Lengkapnya