Profil Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama di Indonesia

Diterbitkan:

Profil Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama di Indonesia
Profil Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama di Indonesia. (credit: instagram.com/retno_marsudi)

Kapanlagi.com - Retno Lestrari Priansari Marsudi, perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia. Dilahirkan di Semarang pada 27 November 1962, Retno Marsudi merupakan lulusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki banyak pengalaman akademis serta profesional yang mengesankan. Istri dari Agus Marsudi dan ibu dua anak ini dikenal luas atas kehangatan dan ketegasannya dalam memimpin kebijakan luar negeri Indonesia di berbagai panggung internasional.

Dengan perjalanan panjang di bidang diplomatik, Retno ternyata pernah mengalami kehidupan yang sulit. Yuk simak selengkapnya tentang Retno Marsudi:

1. Tumbuh dalam Kesederhanaan yang Menguatkan Mental

Retno Marsudi menyatakan bahwa ia tidak pernah berasal dari kalangan elit, bahkan keluarganya bukan siapa-siapa di lingkaran sosial. Kehidupan yang keras semasa kecil membuat Retno terbiasa bertahan dalam kondisi sulit, yang membentuknya menjadi sosok yang tangguh dan mandiri.

Momen-momen sulit tersebut tidak hanya menambah ketangguhan mentalnya, tetapi juga mengajarinya untuk selalu berjuang meski dalam keterbatasan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Awal Karier Diplomatik

Setelah bergabung dengan Kemenlu, Retno menerima penugasan pertama sebagai diplomat di Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, Australia, pada tahun 1990. Selama empat tahun bertugas di sana, ia membangun jejaring dan mengembangkan pengalaman sebagai sekretaris di bidang ekonomi.

Pengalaman ini menjadi fondasi kuat bagi Retno untuk memperluas peran dan tanggung jawabnya di ranah internasional. Tak lama kemudian, pada 1997 hingga 2001, Retno diutus ke Belanda sebagai sekretaris bidang ekonomi di Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, Belanda.

3. Menduduki Jabatan Penting

Karier Retno terus menanjak, dan ia ditunjuk sebagai Direktur Kerjasama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa pada tahun 2001. Tanggung jawab ini menandai awal dari serangkaian jabatan penting yang dipercayakan padanya. Pada 2005, Retno diangkat sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, menambah pengalamannya dalam menangani hubungan bilateral yang lebih kompleks.

4. Kembali ke Indonesia dan Melanjutkan Perjalanan Diplomasi

Usai bertugas di Norwegia, Retno kembali ke tanah air dan diangkat sebagai Direktur Jenderal Eropa dan Amerika di Kemenlu, di mana ia bertanggung jawab atas hubungan diplomatik Indonesia dengan 82 negara. Pada 2012, Retno dipercaya untuk menjadi Duta Besar RI untuk Belanda, sebuah posisi strategis yang hanya dijabat selama dua tahun karena ia kembali ke Indonesia untuk mendukung pemerintahan Presiden Jokowi sebagai Menteri Luar Negeri pada 2014.

Selama masa jabatan sebagai Menlu, Retno mendapat apresiasi dari berbagai lembaga internasional, termasuk penghargaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2017 sebagai Agen Perubahan dalam kesetaraan gender. Penghargaan ini memperlihatkan pengaruh dan kepiawaiannya di dunia diplomasi internasional.

5. Menjadi Menteri Luar Negeri Dua Periode dan Walk Out di PBB

Berkat kinerjanya yang gemilang, Retno Marsudi terpilih kembali sebagai Menlu pada periode kedua Presiden Jokowi. Dalam masa jabatannya, Retno juga dikenal berani menyuarakan dukungan bagi Palestina. Teranyar, pada 23 Januari, Retno melakukan walk out saat Duta Besar Israel untuk AS, Gilad Erdan, berbicara di Dewan Keamanan PBB. Tindakan tersebut dilakukan bersama diplomat dari negara-negara Arab sebagai bentuk protes atas sikap Erdan yang dinilai menyudutkan Palestina dalam konflik Gaza.

Aksi walk out tersebut menjadi sorotan media dan mengundang berbagai respons. Menurut laporan dari Bisnis.com, aksi tersebut menunjukkan solidaritas Indonesia dan negara-negara Arab terhadap Palestina.

6. Retno Marsudi Tidak Masuk Daftar Kabinet Prabowo

Setelah 40 tahun mengabdi, Retno secara resmi berpamitan dengan rekan-rekan kementerian yang selama ini mendukung tugas-tugas diplomatiknya. Retno diketahui tidak termasuk dalam daftar calon menteri yang dipertimbangkan oleh calon presiden Prabowo Subianto untuk kabinet mendatang, sehingga momen perpisahan ini menjadi penanda akhir dari perjalanan panjangnya di pemerintahan.

7. Retno Mengucapkan Terimakasih dan Apresiasi

Dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para anggota Kemenlu yang selama ini telah bekerja sama dan mendukung kebijakan luar negeri Indonesia di panggung internasional. Selama bertugas, Retno dikenal sebagai diplomat yang tegas dan berdedikasi tinggi, yang kerap vokal dalam isu-isu internasional.

Itulah profil dan kabar tentang Retno Marsudi. Ikuti terus berita terbarunya. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)