Profil Yati Pesek, Seniman Senior yang Jatuh Cinta dengan Kesenian Sejak Usia 7 Tahun

Profil Yati Pesek, Seniman Senior yang Jatuh Cinta dengan Kesenian Sejak Usia 7 Tahun
Yati Pesek (liputan6.com)

Kapanlagi.com - Yati Pesek, seniman legendaris asal Yogyakarta, kini tengah menjadi sorotan warganet. Ketegangan ini muncul setelah sebuah video lama yang melibatkan Gus Miftah viral di media sosial, karena dinilai merendahkan. Dalam rekaman tersebut, Yati harus menghadapi hinaan terkait fisik dan profesinya sebagai sinden dari pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji tersebut. Tindakan Miftah langsung memicu kemarahan di kalangan netizen, yang menilai sikapnya tidak pantas bagi seorang pendakwah.

Sebagai seorang seniman kawakan, nama Yati Pesek tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Kontribusinya di dunia kesenian, terutama dalam wayang orang dan ketoprak, sangatlah besar. Banyak seniman dan budayawan yang telah lebih dahulu berkarya mengagumi bakat Yati yang serba bisa.

Mari kita telusuri perjalanan karier Yati Pesek dari awal hingga saat ini, yang telah dirangkum oleh Liputan6 dari berbagai sumber, pada Minggu (8/12).

1. Sudah Menekuni Seni Tari Sejak Usia 7 Tahun

Yati Pesek, sosok kelahiran Yogyakarta pada 8 Agustus 1952, tumbuh di tengah lingkungan yang sarat akan budaya dan seni tradisional berkat kedua orang tuanya yang aktif dalam karawitan. Sejak awal kariernya, Yati sudah mencuri perhatian sebagai penari, sering kali menjadi pembuka pertunjukan wayang orang yang legendaris. Tak hanya itu, ia juga merambah dunia sinden, memukau penonton dengan vokal khas dan penampilan panggung yang penuh karakter. Dalam perjalanan kariernya, Yati menjelajahi beragam peran, dari sinden hingga pelawak, dengan gaya autentiknya yang memadukan logat dan budaya Jawa, menciptakan pesona yang tak tertandingi. Dengan sentuhan humor yang selalu menyertai penampilannya, Yati Pesek telah menjadi salah satu seniman yang sangat dihormati dalam dunia seni tradisional.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Banyak Menuai Kagum Pesohor Seni Kala Itu

Karier Yati Pesek melesat ke puncaknya saat ia mulai berkolaborasi dengan grup-grup lawak ternama, terutama setelah bergabung dengan Srimulat, grup legendaris yang melahirkan banyak komedian besar Indonesia. Kemampuannya menyampaikan humor yang sederhana namun sarat makna menarik perhatian sutradara Arifin C Noer, yang mengundangnya untuk menghidupkan suasana film "Serangan Fajar" pada tahun 1982. Tak lama setelah itu, Yati tampil di berbagai program televisi dan diundang oleh dalang terkenal, Ki Mantep Sudarsono, untuk pentas di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1986. Keberhasilannya tak hanya terletak pada seni peran, tetapi juga sebagai pembawa acara dalam pertunjukan budaya, yang membuat Bagong Kussudiardja tertarik merekrutnya sebagai pemain ketoprak di program "Plesetan" bersama Marwoto dan Daryadi.

3. Yati Pesek Kecewa Terhadap Gus Miftah

Eksistensi Yati Pesek, seniman legendaris yang telah mengukir namanya dalam dunia seni, kembali menjadi sorotan setelah seorang pendakwah bernama Miftah mengeluarkan komentar yang dianggap merendahkan. Dalam sebuah video yang viral, Gus Miftah tampak menyampaikan pernyataan yang tidak pantas mengenai fisik dan profesi Yati saat sebuah pertunjukan seni berlangsung. Reaksi pun beragam, dari empati mendalam hingga kritik tajam terhadap sikap Gus Miftah. Meski ia berniat meminta maaf, Yati menegaskan betapa pentingnya tata krama dan penghormatan dalam setiap interaksi. Dengan penuh kekecewaan, Yati mengungkapkan bahwa ia telah menganggap Miftah sebagai sosok guru, dan dalam berkesenian, ia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai budi pekerti dan etika yang baik.

4. Dampak Kontroversi pada Karier Yati Pesek

Di tengah badai kontroversi yang melanda, Yati Pesek tetap bersinar dengan profesionalisme dan dedikasi yang tak tergoyahkan dalam dunia seni. Ia terus melangkah di berbagai panggung, menunjukkan bahwa keteguhan hati mampu menaklukkan setiap tantangan. Perjalanan Yati bukan hanya sekadar penampilan, tetapi juga menjadi cermin bagi masyarakat tentang betapa seniman, terutama yang berakar dari tradisi, masih berjuang melawan stereotip dan stigma. Namun, alih-alih mundur, Yati menjadikan insiden tersebut sebagai bahan bakar untuk berkarya lebih giat dan menginspirasi generasi muda. Dengan setiap karyanya, ia membuktikan bahwa seni adalah jembatan yang menghubungkan pesan, hiburan, dan kekuatan antargenerasi.

5. Pelajaran dari Perjalanan Karier Yati Pesek

Kisah hidup Yati Pesek adalah sebuah cermin yang memantulkan betapa berharganya penghormatan terhadap seni tradisional dan para penggiatnya. Ia menjadi simbol ketekunan dan dedikasi, mampu beradaptasi dengan luwes di panggung, baik yang klasik maupun yang modern. Cerita Yati mengajarkan kita bahwa meski kritik dan penghinaan seringkali mengintai, kontribusi seorang seniman terhadap budaya dan masyarakat tidak akan pernah pudar. Justru, momen-momen sulit ini seharusnya menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih menghargai keindahan seni tradisional dan peran penting perempuan di dalamnya.

6. Siapa Yati Pesek?

Yati Pesek, sosok yang tak asing di dunia seni, telah mencuri perhatian banyak orang dengan kemampuannya yang unik sebagai sinden dan komedian. Ia dengan luwes menggabungkan keindahan seni tradisional dengan sentuhan hiburan modern, menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menghidupkan kembali warisan budaya dengan cara yang segar dan menarik.

7. Bagaimana reaksi Yati Pesek terhadap hinaan Gus Miftah?

Yati dengan penuh perasaan mengungkapkan rasa sakit hatinya, namun ia tetap menunjukkan sikap yang sopan dan beretika dalam menanggapi insiden yang mengecewakan itu.

8. Apa yang membuat Yati Pesek bertahan di dunia hiburan?

Kemampuannya yang luar biasa untuk beradaptasi dengan berbagai platform, mulai dari panggung tradisional yang megah hingga layar televisi yang akrab, telah menjadi rahasia suksesnya yang tak terbantahkan.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/ank)

Rekomendasi
Trending