Strategi Jitu Memuji Anak agar Kepercayaan Diri Mereka Melesat!

Penulis: Ahmad Zuhdi Abhista

Diterbitkan:

Strategi Jitu Memuji Anak agar Kepercayaan Diri Mereka Melesat!
Ilustrasi. (foto: Pinterest/The Word From The Bird Blog).

Kapanlagi.com - Ketika anak mencapai suatu prestasi, naluri orangtua biasanya langsung menggerakkan jari untuk memberikan pujian. Pujian bukan sekadar kata-kata manis; ini adalah sinyal persetujuan yang berharga, membantu membangun kepercayaan diri dan rasa cinta pada diri sendiri anak. Dengan pujian yang tepat, orangtua dapat mendorong anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang kuat dan positif.

Melalui pujian, orangtua mengajarkan anak bagaimana cara berpikir positif dan menilai pencapaian mereka. Ini membantu anak menyadari bahwa keberhasilan itu layak dirayakan dan membangun kebanggaan atas apa yang telah mereka capai. Namun, penting untuk diingat bahwa pujian harus diberikan dengan cara yang benar agar tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Sayangnya, banyak orangtua yang belum menyadari bahwa pujian yang tidak tepat bisa berdampak negatif. Anak-anak sangat peka terhadap keaslian pujian dan dapat membaca bahasa tubuh orangtua untuk menilai kejujuran dari kata-kata yang diucapkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk memahami cara memberikan pujian yang efektif dan tulus, demi perkembangan positif anak mereka.

1. Pujilah Sikapnya

Ilustrasi. (foto: Pinterest/PS).

Memberikan pujian kepada anak dengan kata-kata yang jelas dan spesifik sangatlah penting. Misalnya, saat si kecil membantu membereskan meja, ungkapkan rasa bangga dengan kalimat seperti, "Ibu/Ayah sangat senang melihat kamu membantu membersihkan meja, terima kasih ya!" Pujian yang terarah ini jauh lebih berarti dibandingkan hanya mengatakan "Anak hebat." Dengan cara ini, anak dapat lebih memahami tindakan yang diharapkan, sehingga merasa dihargai dan termotivasi untuk berbuat baik.

Pujian yang spesifik tidak hanya membantu anak mengenali perilaku yang diinginkan orangtua, tetapi juga berkontribusi dalam pembentukan karakter positif mereka. Ketika pujian diberikan tepat waktu dan sesuai konteks, dampaknya akan lebih mendalam dalam membentuk kepribadian anak. Hal ini mendorong mereka untuk terus berperilaku baik di masa depan, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Pastikan Kamu Benar-benar Memuji

Ilustrasi. (foto: Pinterest/iMOM).

Hati-hati saat memberikan pujian kepada anak! Jangan sampai kata-kata manis yang kamu ucapkan justru terasa palsu di telinga mereka. Anak-anak memiliki radar kejujuran yang tajam dan bisa dengan mudah mendeteksi apakah pujian itu tulus atau sekadar basa-basi. Ketika pujianmu sejalan dengan bahasa tubuh, mereka akan merasa dihargai dan lebih percaya pada diri mereka sendiri. Ini bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang membangun ikatan yang kuat antara orangtua dan anak, serta menumbuhkan rasa saling percaya yang mendalam.

Saat memberikan pujian, pastikan untuk selalu bersikap jujur dan tulus. Anak-anak memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap ketulusan, jauh lebih dari yang kita duga. Dengan memberikan pujian yang benar-benar datang dari hati, kamu tidak hanya membuat mereka merasa istimewa, tetapi juga mengajarkan mereka tentang pentingnya kejujuran dalam hubungan sosial. Pujian yang tulus adalah fondasi yang kuat untuk membentuk karakter mereka, sekaligus memperkuat hubungan yang harmonis dalam keluarga.

3. Hindari Overpraise atau Pujian yang Memojokkan

Ilustrasi. (foto: Pinterest/Well Planned Gal).

Saat semangat untuk memberikan pujian menggebu, penting untuk menghindari ungkapan berlebihan seperti, "Gambarmu adalah yang terbaik yang pernah saya lihat!" Pujian semacam ini bisa menimbulkan dilema di dalam diri anak, terutama saat mereka berinteraksi dengan teman-teman yang mungkin menghasilkan karya yang lebih menonjol. Sebaiknya, berikan pujian yang realistis dan proporsional agar anak tidak merasa tertekan, sekaligus tetap termotivasi untuk belajar dan berkembang.

Pujian yang berlebihan cenderung membebani anak dengan ekspektasi yang tinggi. Sebaliknya, memberikan pujian yang seimbang dan sesuai dengan usaha yang mereka tunjukkan akan membantu mereka memahami pentingnya kerja keras. Dengan cara ini, anak akan termotivasi untuk terus berprestasi tanpa merasa tertekan, sehingga mereka dapat menikmati proses belajar dengan lebih baik dan merasakan nilai dari setiap usaha yang dilakukan.

4. Cari Berbagai Sikap yang Layak Dipuji

Ilustrasi. (foto: Pinterest/Care.com).

Sebagai orangtua, ada kalanya kita terjebak dalam sikap pesimis dan lebih mudah mengkritik daripada memberi pujian. Namun, mari kita beralih ke sisi positif! Menghargai setiap pencapaian kecil anak, sekecil apapun itu, adalah kunci untuk membuka pintu kesuksesan yang lebih besar. Dengan memberikan pujian yang spesifik terhadap tindakan atau sikap baik yang mereka tunjukkan, kita tidak hanya membangun kepercayaan diri mereka, tetapi juga membuat mereka merasa diperhatikan dan dihargai.

Dengan rutin mengidentifikasi dan memuji sikap positif anak, kita berkontribusi dalam membentuk karakter yang kuat dan perilaku baik yang berkelanjutan. Suasana rumah yang dipenuhi dengan pengakuan positif akan menciptakan lingkungan yang harmonis, mendukung pertumbuhan emosional mereka. Ingatlah, pujian yang tulus dan terarah bukan hanya memberikan kebahagiaan sesaat, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam yang dapat berdampak positif pada perkembangan mereka di masa depan.

5. Mengajarkan Anak untuk Menerima Pujian

Mengajarkan anak untuk menerima pujian dengan baik adalah langkah penting dalam proses penghargaan. Mereka perlu dibimbing untuk merespons pujian dengan sikap syukur, bukan beban. Ajaklah mereka untuk mengucapkan "terima kasih" saat mendapatkan pujian, sehingga mereka bisa memahami bahwa pujian merupakan bentuk pengakuan atas usaha yang telah mereka lakukan.

Dengan membekali anak kemampuan ini, kita membantu mereka membangun rasa percaya diri dan mengembangkan sikap bersyukur. Selain itu, mereka juga belajar cara memberikan pujian yang tulus kepada orang lain, menciptakan suasana saling menghargai. Proses ini akan membentuk anak menjadi individu yang lebih positif dan empatik, siap menghadapi dunia dengan senyuman.

6. Apa dampak dari pujian berlebihan pada anak?

Pujian berlebihan bisa menimbulkan tekanan dan membuat anak merasa tidak mampu memenuhi harapan yang terlalu tinggi.

7. Mengapa tidak boleh memberikan pujian palsu?

Pujian palsu dapat merusak kepercayaan anak terhadap orangtua dan membuat mereka meragukan kemampuan diri sendiri.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/abh)