Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Sejumlah masyarakt di Sumatera masih mempercayai keberadaan Orang Pendek atau Orang Bunian. Mereka tinggal di daerah belantara yang jarang terjamah, sering kali berakaitan dengan pegunungan.
Legenda mengenai Orang Bunian tersebar luas di daerah yang berdekatan dengan hutan rimba. Menurut cerita yang beredar, mereka cenderung pemalu dan selalu menghindari kontak dengan manusia.
Salah satu tempat di mana legenda Orang Bunian sangat diakui adalah di lereng Gunung Kerinci, Jambi. Banyak penduduk setempat mengklaim telah melihat makhluk yang konon memiliki kaki terbalik tersebut.
Advertisement
Meskipun banyak yang mempercayai keberadaan makhluk ini, belum ada bukti konkret yang menggambarkan penampakan Orang Bunian. Di masyarakat Kerinci, mereka lebih dikenal dengan sebutan Uhang Pandak, sesuai dengan bahasa yang digunakan di sana.
Walau hanya menjadi legenda, keberadaan Orang Bunian yang diyakini berada di dalam hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) telah menarik perhatian beberapa peneliti dari luar negeri.
Salah satunya adalah Debbie Martyr, seorang peneliti dari Inggris. Dia telah mengabdikan waktu lebih dari sepuluh tahun sejak tahun 1994 untuk menelusuri keberadaan Uhang Pandak di Kerinci, dengan harapan bisa mengungkap misteri di balik legenda ini.
Ilustrasi bertemu orang bunian (Sumber: Tirainews.com)
Dikutip dari Liputan6, Jumat (01/12/2023), Iskandar Zakaria, seorang budayawan Kerinci, mengungkap bahwa ia sudah beberapa kali diajak oleh Debbie dalam usahanya mencari makhluk legendaris, Uhang Pandak.
"Ia (Debbie) bahkan sudah 3 kali menginap di rumah saya," ujar Zakaria, 2016 lalu.
Sebagai seorang budayawan dan merupakan tokoh penting dalam masyarakat, Zakaria adalah penduduk asli Kerinci yang percaya pada keberadaan Uhang Pandak.
Bahkan, ia mengungkapkan bahwa telah memiliki pengalaman pribadi dalam berinteraksi dengan makhluk tersebut.
"Saat itu di tahun 1995, tiga hari saya melakukan pencarian di kawasan TNKS," ujar Zakaria memulai ceritanya.
Saat Zakaria berniat buang air sekalian mengambil air wudhu di sebuah sungai di pedalaman TNKS, tepatnya di daerah Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci pada waktu subuh, tepatnya di hari kedua pencarian.
Di antara suara gemericik air sungai, dia dengan samar melihat sebuah makhluk yang berbulu. Makhluk ini terlihat besar dan gemuk, menyerupai kingkong dengan bulu tebal berwarna abu-abu.
"Yang aneh matanya jelas terlihat merah menyala," ujar Zakaria.
Setelah mengamati selama beberapa menit, Zakaria terpikir untuk mendokumentasikan pertemuannya dengan Uhang Pandak. Dengan cepat, ia bergerak menuju tenda tempatnya menginap untuk mengambil kamera.
Namun sayangnya, ketika kembali makhluk itu sudah menghilang.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Ilustrasi orang bunian (Sumber: Harian Haluan)
Menurut keterangan Zakaria, legenda tentang Uhang Pandak sudah ada sejak masa kecilnya. Di kalangan masyarakat Kerinci, berbagai cerita tentang makhluk ini tersebar luas.
Sebagian orang meyakini bahwa bertemu dengan Uhang Pandak bisa membawa berkah atau rezeki bagi yang beruntung melihatnya.
Pada tahun 2013, Zakaria juga diajak kembali oleh seorang peneliti dari Australia untuk mencari Uhang Pandak.
Mereka melakukan pencarian yang meliputi area luas di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), termasuk di wilayah TNKS yang berada di Kabupaten Merangin, bahkan hingga perbatasan antara Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Dari pengalaman mencari itu, Zakaria percaya bahwa Uhang Pandak hanya muncul secara tiba-tiba dan sulit diprediksi.
"Namun jika sengaja dicari, Uhang Pandak tak akan terlihat," ujar Zakaria dengan logat Jambi.
Selama hampir 20 tahun melakukan pencarian, Zakaria belum berhasil mengabadikan gambar atau video Uhang Pandak. Ia hanya berhasil mendokumentasikan jejak kaki makhluk tersebut dengan ukuran sekitar 25 hingga 30 sentimeter.
Menurut keterangan Zakaria, sebenarnya Uhang Pandak tidak memiliki kaki terbalik seperti yang banyak dipercayai orang. Makhluk ini bergerak maju dengan cara yang mirip dengan hewan-hewan pada umumnya.
"Baru kalau ketemu manusia ia (Uhang Pandak) berjalan mundur. Mungkin untuk menghilangkan jejak," ujarnya.
Dari hasil pencariannya, tinggi rata-rata Uhang Pandak sekitar 80 sentimeter. Menyerupai kingKong, tangan Uhang Pandak terlihat sangat panjang, melebihi panjang lututnya.
Advertisement
Ilustrasi orang bunian (Sumber: arasynews.com)
Masyarakat meyakini bahwa Orang Bunian cenderung muncul dari hutan menjelang waktu magrib. Oleh karena itu, anak-anak dilarang untuk berada di luar rumah pada waktu tersebut.
"Dari dulu sampai sekarang ibu saya nggak mengizinkan masuk ke dalam ladang kalau sudah sore-sore, takut di bawa Orang Bunian nantinya," ujar Mahasiswi Kebidanan di Bukit Tinggi, Helmi (19), yang dikutip dari merdeka.com, Jumat (01/11/2023).
Potret ilustrasi penampakan orang bunian (Sumber: rakyatempatlawang.com)
Orang Bunian diyakini suka mengelabui manusia di dalam hutan. Pada umumnya, biasanya saat menjelang Magrib akan tercium aroma harum masakan yang menggiurkan.
Ini merupakan bujukan pertama dari Orang Bunian, mengundang yang tersesat untuk masuk ke wilayah mereka. Mereka yang terperangkap sering merasa diterima dengan hangat oleh masyarakat desa yang ramah.
Menurut pengalaman Eki (23), seorang mahasiswa Antropologi UNPAD, jika seseorang terjebak di wilayah Orang Bunian, jarang ada yang bisa kembali. Bahkan jika berhasil pulang, menurut Eki, orang itu biasanya sudah seperti orang gila.
"Kadang orang yang kembali suka ngobrol sendiri, entah dengan siapa dia ngomong," ujarnya.
Ilustrasi Orang Bunian (Sumber: Tribunjambi)
Konon, Orang Bunian akan muncul saat senja dengan memberikan pertanda keberadaan mereka. Salah satu tanda yang diyakini adalah aroma kentang yang digoreng.
Namun, tidak semua orang mampu merasakannya, hanya beberapa orang tertentu yang memiliki 'indra keenam' yang bisa mendeteksi kehadiran makhluk halus tersebut.
Dalam bahasa Melayu, bunian sendiri berarti orang yang bersembunyi atau orang yang bersiul.
Konon berbagai cerita yang tersebar, sosok bertubuh kecil itu datang dengan sembunyi-sembunyi dan mencuri makanan, jika sosok ini ketahuan maka ia akan langsung menghilang dan masuk ke hutan.
Menurut Debbie Martyr, seorang peneliti asal Inggris, orang bunian merupakan jenis primata besar, agak mirip dengan orangutan tapi bukan orangutan karena berwarna kuning kemerahan atau coklat.
Orang Bunian biasanya menampakkan diri di depan manusia yang disukai, supaya bisa digoda dan dijadikan pasangan.
Orang yang disukai itu kemudian akan mengikuti orang Bunian ke dunianya dan diajak menikah. Bahkan masyarakat Melayu percaya bahwa orang Bunian bisa menikah dengan manusia biasa dan memiliki anak gaib.
Ada sebagian warga berasumsi orang Bunian ini adalah makhluk tak kasat mata, ada pula sebagian yang menganggap mereka merupakan makhluk hidup seperti manusia pada umumnya, hanya berbeda pada kondisi fisiknya saja.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/alr)
Advertisement