Tips Mengatasi Hipotermia, Hindari Kesalahan Fatal yang Bisa Makin Membahayakan

Tips Mengatasi Hipotermia, Hindari Kesalahan Fatal yang Bisa Makin Membahayakan
Ilustrasi Penyebab Hipotermia Credit: pexels.com/Amber

Kapanlagi.com - Hipotermia, sebuah kondisi darurat medis yang dapat mengancam jiwa, terjadi ketika suhu tubuh seseorang merosot drastis di bawah 35 derajat Celcius. Siapa pun bisa terjebak dalam situasi ini, terutama lansia, bayi, dan individu dengan masalah kesehatan tertentu. Kejadian ini sering kali terjadi di lingkungan dingin ekstrem, seperti saat mendaki gunung atau terpapar cuaca yang sangat buruk. Oleh karena itu, penanganan yang cepat dan tepat sangatlah krusial untuk menyelamatkan nyawa.

Gejala hipotermia bervariasi, tergantung pada seberapa parah kondisinya. Pada tahap awal, Anda mungkin akan melihat tanda-tanda seperti menggigil hebat, kebingungan, dan bicara yang cadel. Namun, jika suhu tubuh terus menurun, korban bisa kehilangan kesadaran, mengalami denyut nadi yang melemah, hingga pernapasan yang melambat. Maka dari itu, mengenali tanda-tanda awal hipotermia sangat penting agar Anda dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif dan mencegah keadaan memburuk.

Jika Anda menemukan seseorang yang diduga mengalami hipotermia, penting untuk segera mengambil tindakan. Kecepatan dalam bertindak bisa menjadi kunci untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Meskipun pemulihan suhu tubuh memerlukan stimulus panas, perlu diingat bahwa kontak langsung dengan sumber panas tidak dianjurkan. Berikut adalah langkah-langkah penanganan yang disarankan untuk mengatasi hipotermia, seperti yang dirangkum oleh KapanLagi.com, Minggu (2/3).

1. Kenali Gejala Hipotermia Sejak Dini

Hipotermia, kondisi berbahaya yang dapat berkembang perlahan, menuntut kita untuk waspada dan mengenali gejalanya sejak dini. Pada tahap ringan, suhu tubuh yang turun di kisaran 32 hingga 35 derajat Celsius dapat ditandai dengan menggigil terus-menerus, kulit yang pucat dan dingin, serta pernapasan yang cepat dan kesulitan dalam berbicara.

Jika memasuki tahap sedang, antara 28 hingga 32 derajat Celsius, menggigil bisa berhenti meski tubuh masih merasa kedinginan, diiringi dengan melambatnya detak jantung dan napas, serta penurunan kesadaran. Pada tahap berat, di bawah 28 derajat Celsius, seseorang mungkin tidak merespons atau bahkan tidak sadarkan diri, dengan pernapasan dan detak jantung yang sangat lemah, meningkatkan risiko henti jantung.

Oleh karena itu, jika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda hipotermia, segera ambil langkah penanganan yang tepat sebelum situasi menjadi semakin kritis.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Segera Pindahkan ke Tempat yang Lebih Hangat

Berikut yang harus dilakukan:

  • Jika berada di luar ruangan, cari tempat yang lebih terlindung dari angin dan hujan, seperti tenda atau gua.
  • Jika berada di dalam ruangan, matikan pendingin udara dan tutup semua jendela untuk mempertahankan suhu hangat.
  • Lepaskan pakaian basah dan gantikan dengan pakaian kering serta berlapis-lapis untuk membantu mempertahankan panas tubuh.
  • Gunakan selimut tebal atau kantong tidur untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil.

Penting untuk membaringkan penderita di atas permukaan hangat, seperti matras atau selimut tebal, agar tidak kehilangan panas tubuh ke tanah yang dingin.

3. Beri Kehangatan Secara Bertahap, Hindari Panas Langsung

Mengapa ini berbahaya?

  • Panas yang terlalu cepat bisa menyebabkan syok suhu, yang membuat aliran darah dari organ vital berpindah ke kulit, berisiko menyebabkan kegagalan jantung.
  • Tangan dan kaki tidak boleh langsung dipanaskan, karena bisa menyebabkan tekanan darah turun drastis.

Cara yang benar untuk menghangatkan penderita:

  • Gunakan kompres hangat kering (bukan panas) di leher, ketiak, dan lipatan paha untuk meningkatkan suhu secara bertahap.
  • Berikan minuman hangat tanpa kafein atau alkohol, seperti teh atau kaldu, untuk membantu tubuh menghangat dari dalam.
  • Jika memungkinkan, lakukan kontak kulit ke kulit, misalnya dengan memeluk penderita menggunakan selimut bersama untuk berbagi panas tubuh.

4. Jangan Biarkan Penderita Bergerak Berlebihan

Ketika seseorang terjebak dalam kondisi hipotermia, penting untuk mengetahui bahwa gerakan berlebihan dapat memicu aritmia, yang berisiko menyebabkan henti jantung mendadak. Oleh karena itu, jangan biarkan penderita bergerak sendiri, karena ini dapat mengakibatkan pusing atau bahkan kehilangan kesadaran.

Selain itu, hindarilah memijat atau menggosok tubuh mereka, karena tindakan tersebut justru dapat memperburuk cedera akibat suhu dingin. Jika penderita tidak sadarkan diri atau mengalami kesulitan bernapas, segera hubungi layanan medis darurat dan siapkan diri untuk melakukan resusitasi jantung paru (CPR) jika diperlukan.

5. Segera Cari Bantuan Medis Jika Kondisi Memburuk

Jika suhu tubuh seseorang terus menurun meski sudah mendapatkan pertolongan pertama, jangan ragu untuk segera menghubungi layanan darurat atau membawa mereka ke fasilitas medis terdekat. Di rumah sakit, para dokter akan melakukan berbagai metode pemanasan medis yang canggih, seperti memberikan oksigen hangat melalui masker untuk menghangatkan sistem pernapasan, infus cairan hangat guna meningkatkan suhu tubuh dari dalam, hingga menggunakan mesin pemanas darah yang mengalirkan darah penderita, menghangatkannya, dan mengembalikannya ke dalam tubuh.

Penting untuk diingat, hipotermia yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan organ permanen, amputasi akibat frostbite, bahkan berujung pada kematian. Oleh karena itu, tindakan cepat dan tepat sangatlah krusial!

6. FAQ: Pertanyaan Seputar Cara Mengatasi Hipotermia

1. Apakah hipotermia bisa sembuh sendiri tanpa bantuan?

Tidak, hipotermia harus segera ditangani karena tubuh kehilangan kemampuan untuk menghangatkan diri.

2. Kenapa penderita hipotermia tidak boleh langsung diberi panas?

Panas yang terlalu cepat dapat menyebabkan syok suhu dan gangguan jantung, sehingga harus diberikan secara bertahap.

3. Apa yang harus dilakukan jika seseorang mengalami hipotermia di gunung?

Pindahkan ke tempat lebih hangat, lepas pakaian basah, berikan selimut tebal, dan hangatkan tubuh secara bertahap dengan kompres hangat kering.

4. Apakah hipotermia hanya terjadi di tempat bersalju?

Tidak, hipotermia juga bisa terjadi di daerah tropis jika seseorang terpapar suhu dingin dalam waktu lama, seperti di gunung atau setelah tenggelam.

5. Apa risiko terbesar jika hipotermia tidak ditangani dengan cepat?

Jika dibiarkan, hipotermia dapat menyebabkan henti jantung, gangguan pernapasan, kerusakan saraf, hingga kematian.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/mni)

Rekomendasi
Trending