Waspada Penipuan Digital Mengintai Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Modus yang Paling Sering Terjadi

Waspada Penipuan Digital Mengintai Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Modus yang Paling Sering Terjadi Seorang perempuan terlihat panik saat menerima pesan mencurigakan di ponsel. ©ufabizphoto.

Kapanlagi.com - Libur Natal dan Tahun Baru menjadi momen yang dinanti banyak orang untuk berwisata, berbelanja, hingga berbagi hadiah dengan orang terdekat. Seiring meningkatnya aktivitas digital selama periode tersebut, penggunaan layanan online pun ikut melonjak, mulai dari pemesanan tiket, belanja daring, hingga transaksi keuangan digital.

Namun di balik euforia liburan akhir tahun, ancaman penipuan digital justru semakin mengintai. Pelaku memanfaatkan kelengahan pengguna di tengah kesibukan liburan dengan berbagai modus, mulai dari promo palsu hingga pesan yang mengatasnamakan layanan resmi, sehingga masyarakat perlu lebih waspada saat beraktivitas di ruang digital.

Untuk menghindari risiko tersebut, masyarakat perlu mengenali bentuk-bentuk penipuan digital yang kerap terjadi agar tidak menjadi korban selama momen liburan.

1. Promo Tiket & Paket Liburan Palsu

Ilustrasi paket liburan palsu. (©Depositphotos.com/innu_asha84)

Modus promo tiket dan paket liburan palsu kerap menjadi jebakan yang paling sering muncul saat musim liburan. Pelaku menawarkan tiket transportasi atau paket wisata dengan harga jauh di bawah pasaran, lengkap dengan tampilan visual, logo, hingga bahasa promosi yang dibuat menyerupai agen perjalanan resmi.

Penawaran tersebut umumnya disebarkan melalui pesan instan, media sosial, atau iklan daring dengan iming-iming kuota terbatas. Korban yang tergiur biasanya diminta segera melakukan pembayaran, namun setelah transaksi selesai, tiket atau paket liburan tidak pernah diterima dan akun penjual sulit dihubungi. Kondisi ini membuat calon pelancong tidak hanya merugi secara finansial, tetapi juga berisiko gagal menikmati momen liburan yang telah direncanakan.

2. Penipuan Belanja Online & Flash Sale Fiktif

Modus penipuan belanja online dan flash sale fiktif juga kerap marak terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku memanfaatkan tingginya minat masyarakat berbelanja kebutuhan akhir tahun dengan menyebarkan tautan promo diskon besar melalui pesan instan, media sosial, atau iklan digital yang tampak menyerupai platform e-commerce resmi.

Melalui tautan tersebut, korban diarahkan ke situs tiruan dan diminta memasukkan data pribadi hingga informasi pembayaran. Alih-alih mendapatkan barang yang dijanjikan, korban justru berisiko mengalami kerugian finansial serta penyalahgunaan data, sehingga penting untuk selalu memastikan keaslian promo dan saluran penjualan sebelum melakukan transaksi daring.

3. Undian Berhadiah Natal & Tahun Baru

Ilustrasi seorang wanita yang terkejut dengan scam berkedok undian hadiah. ©CREATIVEWONDER/Depositphotos.com.

Undian berhadiah Natal dan Tahun Baru juga kerap dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber untuk menjerat korban. Penipuan ini biasanya disebarkan melalui pesan singkat, email, atau media sosial dengan klaim kemenangan hadiah tertentu, mulai dari uang tunai hingga barang elektronik, yang mengatasnamakan perusahaan atau layanan digital populer.

Korban kemudian diminta melakukan verifikasi data pribadi atau membayar sejumlah biaya administrasi agar hadiah dapat diproses. Padahal, undian tersebut tidak pernah diselenggarakan secara resmi. Jika permintaan tersebut dipenuhi, korban berisiko mengalami kerugian finansial sekaligus kebocoran data pribadi.

4. Phishing Bank dan Dompet Digital

Ilustrasi phishing yang menyasar layanan bank dan dompet digital. (©Depositphotos.com/silvabom)

Phishing yang mengatasnamakan bank dan dompet digital menjadi salah satu ancaman yang juga meningkat selama libur Natal dan Tahun Baru. Pelaku biasanya menghubungi korban melalui telepon, pesan singkat, atau email dengan dalih adanya kendala akun, transaksi mencurigakan, atau pembaruan sistem.

Dalam komunikasi tersebut, korban diarahkan untuk mengklik tautan tertentu atau diminta memberikan informasi sensitif, seperti kode OTP, PIN, maupun data pribadi lainnya. Jika data tersebut diserahkan, pelaku dapat mengambil alih akun dan menguras saldo korban, sehingga pengguna perlu waspada dan tidak mudah percaya pada pesan yang mengatasnamakan layanan keuangan resmi.

Lindungi Diri dengan Langkah Pencegahan yang Tepat

Di tengah maraknya penipuan digital, kehati-hatian saja tidak selalu cukup untuk melindungi diri. Pengguna perlu bertransaksi menggunakan aplikasi dompet digital yang memiliki keamanan berlapis seperti DANA.

Apalagi, DANA juga memiliki Jaminan Anti Penipuan yang bisa semakin menjaga keamanan transaksi digital selama periode libur Natal dan Tahun Baru. Salah satu fitur yang bisa digunakan adalah fitur Cek Risiko Penipuan atau Scam Checker di menu DANA Protection, yang memungkinkan pengecekan nomor telepon, tautan mencurigakan, hingga nomor rekening yang mengaku dari pihak DANA.

Jaminan Anti Penipuan dari DANA Protection.

Hasilnya terintegrasi dengan layanan Komdigi, sehingga pengguna memperoleh informasi lebih akurat sebelum mengambil keputusan. Jika ditemukan indikasi penipuan, laporan dapat langsung dibuat melalui fitur yang sama, membantu melindungi diri sendiri maupun pengguna lain.

Untuk menikmati berbagai fitur keamanan tersebut, pastikan menggunakan aplikasi resmi DANA. Download Aplikasi DANA dan manfaatkan fitur DANA Protection agar tetap aman, nyaman, dan terlindungi dari jebakan penipuan digital saat Natal dan Tahun Baru.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(kpl/umi)

Rekomendasi
Trending