10 Negara dengan Kekuatan Militer Terlemah, Indonesia Masuk Daftar?

10 Negara dengan Kekuatan Militer Terlemah, Indonesia Masuk Daftar?
Bhutan (credit: pixabay/donvikro)

Kapanlagi.com - Kekuatan militer sering kali menjadi barometer utama dalam menilai stabilitas dan kemampuan suatu negara untuk menghadapi berbagai ancaman, baik dari luar maupun dalam. Namun, tidak semua negara memiliki angkatan bersenjata yang mumpuni. Banyak dari mereka harus berjuang dengan keterbatasan anggaran, masalah logistik, dan kondisi geopolitik yang memengaruhi kekuatan pertahanan mereka.

Berdasarkan data dari Global FirePower (GFP) 2025, beberapa negara terjebak di posisi terendah dalam peringkat kekuatan militer global. Penilaian ini mempertimbangkan lebih dari 60 faktor, mulai dari jumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista), kemampuan logistik, kondisi keuangan, hingga lokasi geografis. Menariknya, semakin tinggi skor PowerIndex, semakin lemah pula kemampuan militer suatu negara.

Ironisnya, beberapa negara dengan kekuatan militer terlemah justru terjebak dalam konflik berkepanjangan atau terlibat dalam perselisihan geopolitik yang rumit. Ini membuktikan bahwa keberlangsungan sebuah negara tidak selalu ditentukan oleh seberapa kuat militer mereka.

Dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Kamis (23/1/2025), berikut adalah daftar negara-negara dengan kekuatan militer terlemah di dunia.

1. Bagaimana Global FirePower Menentukan Peringkat Kekuatan Militer?

Global FirePower (GFP) adalah lembaga yang sangat dihormati dalam dunia analisis kekuatan militer, yang setiap tahunnya merilis peringkat 145 negara berdasarkan lebih dari 60 faktor penting yang memengaruhi kemampuan pertahanan mereka.

Indikator utama seperti jumlah personel militer, kendaraan tempur, kapal perang, dan pesawat tempur menjadi acuan untuk menghitung skor PowerIndex—semakin kecil angkanya, semakin tangguh kekuatan militer suatu negara.

Meskipun tidak ada negara yang bisa mencapai skor sempurna 0,0000 karena berbagai tantangan logistik, keuangan, dan geopolitik, kenyataannya banyak negara kecil yang berjuang keras untuk membangun angkatan bersenjata yang kuat, terhambat oleh anggaran terbatas, populasi yang kecil, dan prioritas pembangunan lainnya yang sering kali mengesampingkan pertahanan.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Daftar Negara dengan Kekuatan Militer Terlemah

Berikut 10 negara dengan kekuatan militer paling lemah berdasarkan data Global FirePower (GFP) tahun 2025. Penilaian ini dilakukan berdasarkan skor PowerIndex, di mana semakin tinggi skornya, semakin lemah kekuatan militernya.

1. Bhutan

PowerIndex: 6,3934

Faktor: Militer hanya terdiri dari 8.000 personel aktif tanpa cadangan, alutsista sangat terbatas, dan tidak memiliki angkatan laut karena kondisi geografis

2. Benin

PowerIndex: 4,3156

Faktor: Kendala ekonomi dan stabilitas regional membuat negara ini sulit membangun militer tangguh, dengan hanya 4.750 personel aktif.

3. Republik Afrika Tengah

PowerIndex: 4,2347

Faktor: Konflik internal dan ketidakstabilan politik, dengan total 10.000 personel aktif dan alutsista terbatas.

4. Somalia

PowerIndex: 3,9006

Faktor: Konflik berkepanjangan dan masalah ekonomi membuat militer Somalia hanya memiliki 15.000 personel aktif dengan alutsista yang minim.

5. Kosovo

PowerIndex: 3,9038

Faktor: Proses transformasi militer yang masih berjalan, dengan 6.500 personel aktif tanpa angkatan udara dan angkatan laut.

6. Sierra Leone

PowerIndex: 3,5433

Faktor: Dampak dari perang saudara dan ekonomi terbatas membuat negara ini hanya memiliki 13.000 personel aktif dengan alutsista sederhana.

7. Suriname

PowerIndex: 3,6437

Faktor: Negara kecil dengan 2.000 personel aktif, tidak ada cadangan militer, dan alutsista minimal.

8. Liberia

PowerIndex: 3,7262

Faktor: Setelah perang saudara, negara ini hanya memiliki 1.500 personel aktif tanpa kekuatan udara.

9. Belize

PowerIndex: 3,7191

Faktor: Populasi kecil dan anggaran terbatas membuat negara ini memiliki militer yang kecil dengan 1.500 personel aktif.

10. Islandia

PowerIndex: 3,5038

Faktor: Tidak memiliki militer aktif, tetapi tetap stabil berkat ekonomi yang baik dan aliansi strategis dengan negara lain.

Negara-negara ini memiliki berbagai tantangan, mulai dari ekonomi, populasi, hingga konflik internal, yang membuat kekuatan militernya tergolong lemah dibandingkan negara lainnya.

3. Apa yang Membuat Negara-Negara Ini Lemah dalam Kekuatan Militer?

Beberapa negara di dunia menghadapi tantangan besar dalam memperkuat militer mereka, dan ada beberapa alasan menarik di balik fenomena ini. Pertama, keterbatasan anggaran menjadi penghalang utama; negara-negara kecil seperti Bhutan dan Benin terjebak dalam siklus ekonomi yang lemah, sehingga tak mampu mendanai pembelian alat pertahanan modern atau memberikan gaji yang layak bagi prajuritnya.

Selain itu, populasi yang terbatas di negara-negara seperti Suriname dan Belize membuat sumber daya manusia untuk militer pun sangat minim. Banyak negara kecil ini lebih memilih jalur diplomasi dan menjalin aliansi internasional demi menjaga stabilitas, ketimbang membangun kekuatan militer yang tangguh.

Tak kalah penting, konflik internal dan ketidakstabilan politik, seperti yang dialami Somalia dan Republik Afrika Tengah, semakin memperparah situasi, merongrong kekuatan militer dan ekonomi mereka secara keseluruhan.

4. Dampak Kelemahan Militer terhadap Stabilitas Nasional

Kekuatan militer yang lemah dapat menjadi ancaman serius bagi stabilitas nasional, memaksa negara-negara yang tidak memiliki pertahanan yang kokoh untuk mencari perlindungan melalui aliansi internasional. Contohnya, Bhutan menjalin hubungan diplomatik erat dengan India untuk mengamankan kedaulatannya dari ancaman luar.

Namun, ketergantungan ini membawa risiko tersendiri, seperti yang dialami Liberia dan Sierra Leone, yang sering kali kehilangan kemandirian dalam pengambilan keputusan strategis akibat terlalu bergantung pada bantuan asing. Selain itu, ketidakmampuan militer membuat mereka rentan terhadap invasi atau tekanan dari negara-negara yang lebih kuat.

Meski demikian, ada juga contoh positif seperti Islandia, yang berhasil menjaga stabilitasnya dengan memprioritaskan pembangunan ekonomi dan diplomasi damai, membuktikan bahwa kekuatan militer bukanlah satu-satunya penentu keberlangsungan sebuah negara.

5. Bisakah Negara-Negara Ini Meningkatkan Kekuatan Militernya?

Untuk memperkuat kekuatan militer, negara-negara ini perlu mengadopsi pendekatan yang menyeluruh. Pertama-tama, peningkatan anggaran pertahanan menjadi kunci, meskipun tantangan ekonomi yang ada seringkali menghambat langkah ini.

Selanjutnya, memperkuat aliansi internasional terbukti krusial; negara-negara seperti Kosovo dan Bhutan telah membuktikan bahwa kemitraan strategis dengan kekuatan besar dapat menjadi perisai bagi kedaulatan mereka.

Tak kalah penting, investasi dalam teknologi mutakhir dan pelatihan personel militer akan meningkatkan efisiensi pasukan, terutama di era modern di mana teknologi menjadi pilar utama kekuatan militer, bahkan bagi negara dengan sumber daya yang terbatas.

6. Mengapa Bhutan memiliki militer yang sangat lemah?

Bhutan memiliki populasi kecil dan anggaran pertahanan yang terbatas. Negara ini lebih fokus pada diplomasi damai dan hubungan aliansi dengan India untuk menjaga stabilitasnya.

7. Apa peran aliansi internasional bagi negara dengan militer lemah?

Aliansi internasional memberikan perlindungan dan dukungan strategis bagi negara-negara dengan kekuatan militer terbatas, seperti yang terlihat pada hubungan Bhutan dengan India.

8. Bagaimana Global FirePower menghitung PowerIndex?

GFP menghitung PowerIndex berdasarkan lebih dari 60 faktor, termasuk jumlah personel militer, alutsista, kondisi ekonomi, dan geografi negara.

9. Apakah Islandia memiliki militer?

Islandia tidak memiliki militer aktif tetapi tetap memiliki kemampuan pertahanan yang didukung oleh anggaran keuangan yang stabil dan aliansi internasional.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending