Kapanlagi.com - Pernahkan kamu mendengar nama Pulau Cocos (Keeling)? Memang, nama tersebut sangat awam, karena bisa dibilang pulau tersebut menjadi salah satu pulau terluar di negara Australia.
Dikatakan pulau terluar karena Pulau Cocos memiliki jarak yang sangat jauh dengan kote besar terdekat di daratan utama Australia, yakni Perth yang berjarak 2.750 kilometer ke arah barat laut.
Pulau yang terdiri dari 27 gugusan pulau karang ini hanya memiliki dua pulau yang berpenghuni, yakni Home Island dan West Island. Menariknya, penduduk di kedua pulau tersebut sangatlah kontras.
Pasalnya, West Island dihuni oleh warga keturunan Eropa sementara Home Island dihuni oleh komunitas Melayu Cocos yang memegang teguh tradisi Islam dan bahasa Melayu.
Lantas, selain fakta tersebut, ternyata terselip fakta-fakta menarik lainnya.
Menariknya, jarak dari Pulau Cocos ke Indonesia lebih dekat dibandingkan dengan ke Australia. Pasalnya, jika dihitung dari ujung barat Indonesia, yakni Pulau Sumatra dan Pulau Jawa bagian Barat, jaraknya tak lebih dari 1.000 km.
80% penduduk Pulau Cocos adalah keturunan melayu dan beragama Islam. Mereka tinggal terutama di Home Island dan dikenal sebagai masyarakat Melayu Cocos.
Secara budaya, penduduk di sana sangat mirip dengan masyarakat Melayu di Indonesia (terutama Sumatra) dan Malaysia.
Walau masuk bagian Australia, bahasa Melayu Cocos menjadi bahasa sehari-hari di Home Island. Bahasa ini adalah varian dari Melayu klasik, dan terdengar sangat familiar bagi orang Indonesia atau Malaysia, walau dengan logat unik.
Pulau Cocos terdiri dari 27 atol karang kecil yang membentuk dua atol utama, yakni North Keeling dan South Keeling. Akan tetapi, hanya dua pulau saja yang dihuni secara permanen, yakni Home Island dan West Island.
Dari kedua pulau tersebut, total populasi penduduknya hanya sekitar 600 orang saja. Jumlah tersebut pun menjadikan Pulau Cocos menjadi salah satu wilayah administratif terkecil di dunia.
Karena letaknya berada di wilayah terluar Australia, satu-satunya cara menuju Pulau Cocos adalah dengan pesawat dari perth yang beroperasi dua minggu sekali.
Nah, jika kaum mencari tempat pelarian dari hectic-nya dunia, Pulau Cocos bisa menjadi jawaban! Alamnya yang murni, masyarakatnya yang harmonis, dan budayanya yang unik, menjadi hal yang patut kamu rasakan~