Kapanlagi.com - Sahril Helmi Kasim, seorang jurnalis berbakat dari Metro TV, telah mencatatkan namanya dalam sejarah jurnalisme Indonesia dengan dedikasinya yang luar biasa dalam meliput peristiwa-peristiwa krusial di Maluku Utara. Sejak bergabung dengan Metro TV pada tahun 2023, ia tak kenal lelah melaporkan berbagai kejadian, mulai dari bencana alam hingga isu-isu sosial yang mengguncang masyarakat.
Namun, kisah heroiknya berujung tragis saat ia terlibat dalam misi kemanusiaan yang penuh risiko. Pada 2 Februari 2025, Sahril berpartisipasi dalam upaya penyelamatan dua nelayan yang hilang di perairan Tidore. Sayangnya, speedboat yang ia tumpangi mengalami ledakan dahsyat, merenggut nyawa beberapa orang dan membuat Sahril hilang di lautan yang luas.
Setelah pencarian yang penuh harapan selama beberapa hari, pada 8 Februari 2025, jenazah yang diyakini sebagai Sahril Helmi ditemukan di pesisir pantai Desa Sabatang, Halmahera Selatan. Temuan ini menandai akhir dari pencarian intensif yang dilakukan oleh tim SAR, keluarga, dan rekan-rekannya. Kepergian Sahril meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia jurnalistik dan kemanusiaan di Indonesia.
Profil Sahril Helmi, jurnalis yang telah menginspirasi banyak orang, dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (8/2/2025). Keberanian dan dedikasinya akan selalu dikenang sebagai teladan bagi para jurnalis di tanah air.
Sahril Helmi Kasim, sosok jurnalis yang lahir di Bisui, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara, pada 19 April 1994, telah mengukir namanya di dunia jurnalistik sejak bergabung sebagai kontributor Metro TV pada tahun 2023. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, ia tak hanya meliput berita, tetapi juga terjun langsung ke lokasi peristiwa untuk menyajikan informasi yang akurat dan mendalam.
Keberaniannya terlihat jelas saat ia melaporkan tragedi ledakan speedboat yang merenggut nyawa calon Gubernur Maluku Utara, Benny Laos, pada Oktober 2024, yang menjadi sorotan publik. Tak hanya itu, Sahril juga aktif melaporkan bencana alam, termasuk erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, menjadikannya sebagai jurnalis yang dihormati dan diandalkan di kawasan tersebut.
Dalam setiap laporannya, ia selalu berkomitmen untuk menyajikan informasi yang cepat, akurat, dan berimbang, membuktikan dedikasinya dalam menyalurkan berita yang berkualitas.
Pada 2 Februari 2025, Sahril Helmi berani terjun dalam misi penyelamatan dua nelayan yang hilang di perairan Tidore, bergabung dengan tim SAR gabungan menggunakan speedboat RIB 04 milik Basarnas Ternate. Namun, saat perjalanan menuju lokasi pencarian, sekitar sepuluh menit sebelum tiba, ledakan mengerikan mengguncang bagian belakang speedboat, melontarkan sebelas orang ke dalam lautan.
Meskipun beberapa berhasil diselamatkan, empat nyawa melayang, termasuk Sahril Helmi. Kepala Kantor SAR Ternate, Iwan Ramdani, mengungkapkan bahwa penyebab ledakan masih dalam penyelidikan, meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, dunia SAR, dan jurnalis di Indonesia.
Setelah melalui pencarian yang penuh harapan selama beberapa hari, tim pencari akhirnya menemukan jenazah yang diduga kuat adalah Sahril Helmi di pesisir pantai Desa Sabatang, Halmahera Selatan, pada 8 Februari 2025. Dalam keadaan mengenakan baju dan kaus kaki hitam serupa dengan pakaian yang dikenakan Sahril saat bertugas jenazahnya menarik perhatian rekan jurnalis, Wahyudi, yang dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa sosok tersebut adalah sahabatnya.
Segera setelah penemuan itu, jenazah Sahril dievakuasi ke rumah sakit Halmahera Selatan untuk menjalani identifikasi lebih lanjut oleh pihak keluarga dan kepolisian, di mana proses pencocokan fisik dilakukan untuk memastikan identitasnya sebelum prosesi pemakaman yang layak dilaksanakan.
Sahril Helmi, seorang jurnalis yang tak kenal takut, telah menjadi sorotan berkat keberaniannya meliput di medan-medan sulit, mulai dari lokasi bencana hingga konflik. Dengan semangat yang menggebu, ia adalah jurnalis pertama yang melaporkan langsung tragedi ledakan speedboat Benny Laos, dan tak ragu terjun ke lapangan saat erupsi Gunung Ibu terjadi, memberikan informasi terkini yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Komitmennya untuk menyuarakan kondisi masyarakat terdampak bencana dalam liputan kemanusiaan menunjukkan dedikasi yang tak tergoyahkan. Tak heran jika dedikasi dan profesionalismenya membuatnya dihormati oleh rekan-rekan jurnalis, aparat keamanan, dan masyarakat luas.