Kapanlagi.com - Kebakaran hutan di Gunung Bromo terjadi sejak Rabu (30/8), tepatnya bermula dari Savana Kaldera Tengger Kawasan Wisata Bromo atau Bukit Teletubbies. Kebakaran terjadi karena ulah pengunjung yang melakukan foto prewedding dengan menggunakan flare atau suar.
Hingga saat ini, api terus meluas dan masih sulit dipadamkan. Oleh karena itu, seluruh arah pintu masuk kawasan Bromo ditutup. Hal ini dilakukan tentunya demi keamanan dan keselamatan pengunjung.
Namun, hanya warga adat setempat dari Desa Ngadas dan Ranupani yang diizinkan melintas ke Kawasan Bromo. Sementara akses pintu masuk dari seluruh arah ditutup guna kelancaran proses pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
"Akses hanya dibuka untuk masyarakat Desa Ranupani, Kabupaten Lumajang dan masyarakat Desa Ngadas, Kabupaten Malang," tukas Septi pada Senin (11/9).
Â
Â
Coban Trisula Kabupaten Malang, Wonokitri Kabupaten Pasuruan, Cemorolawang Kabupaten Probolinggo dan Senduro Kabupaten Lumajang merupakan seluruh akses pintu masuk ke kawasan Bromo yang ditutup.
"Penutupan diberlakukan sejak Minggu, 10 September 2023 mulai pukul 19.00 WIB sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan," tegasnya.
Sementara masyarakat yang berkepentingan melintasi jalur Malang Lumajang melalui Poncokusumo dan Senduro dihimbau mencari jalur alternatif lain.
Â
Hasil pemeriksaan Polres Probolinggo diketahui Manajer Wedding Organizer (WD) sekaligus fotografer, Andrie Wibowo Eka Wardhana (AW) diduga menyalakan flare guna kepentingan foto prewed. Akibat tindakan tersebut, AW ditetapkan sebagai tersangka, sementara kliennya yakni HP (39) dan PMP (26) masih menjalani pemeriksaan.
"Sampai sekarang belum padam, tapi kalau luasannya kami belum mendapatkan informasi tersebut," tegasnya.
Â
Â