Arti Gerhana Bulan di Bulan Safar dan Bulan-bulan Lainnya Menurut Primbon Jawa, Bawa Firasat Berbeda

Diterbitkan:

Arti Gerhana Bulan di Bulan Safar dan Bulan-bulan Lainnya Menurut Primbon Jawa, Bawa Firasat Berbeda
Arti Gerhana Bulan di Bulan Safar dan Bulan-bulan Lainnya Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Gerhana bulan jadi salah satu fenomena alam yang sering menarik perhatian. Gerhana bulan terjadi di kurun waktu tertentu. Karenanya, gerhana bulan bisa jatuh di bulan-bulan apa saja, termasuk Safar atau Sapar. Seperti yang diketahui, Safar jadi salah satu bulan dalam sistem kalender hijriah (Sapar dalam bulan Jawa). Dalam kepercayaan Jawa tradisional, diyakini bahwa terdapat penjelasan arti gerhana bulan di bulan Safar menurut primbon.

Bagi mereka yang percaya, gerhana bulan yang terjadi di bulan-bulan tertentu diyakini membawa pertanda khusus untuk kehidupan mendatang. Bahkan tidak hanya di bulan Safar atau Sapar, gerhana bulan di bulan-bulan hijriah lainnya juga diyakini punya arti khusus yang penting untuk diketahui.

Penasaran, seperti apa penjelasan arti gerhana bulan di bulan Safar dan bulan-bulan lainnya menurut primbon Jawa? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan berikut ini.

1. Muharram (Suro)

Dalam primbon Jawa, gerhana bulan yang terjadi di bulan-bulan tertentu punya arti atau firasat tersendiri. Sebelum mengetahui arti gerhana bulan di bulan Safar, penting juga untuk tahu arti gerhana bulan di bulan Muharram atau Suro. Pasalnya, gerhana bulan Muharram atau Suro merupakan bulan sebelum Safar atau Sapar.

Gerhana bulan di bulan Muharram atau Suro diyakini bisa jadi pertanda akan adanya peristiwa yang menyedihkan. Contohnya, munculnya wabah penyakit, kepergian pemimpin, kenaikan harga barang, dan lain sebagainya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Safar (Sapar)

Arti gerhana bulan di bulan Safar atau Sapar menurut primbon Jawa, fenomena ini ternyata dianggap sebagai pertanda kurang baik. Gerhana bulan ini diyakini sebagai tanda bahwa akan terjadi kekeringan melanda. Hal ini diyakini karena hujan yang tidak turun selama tiga bulan. Selain itu, gerhana bulan di bulan Safar jadi pertanda akan datangnya musibah angin kencang.

3. Rabiul Awal (Mulud)

Sementara itu, apabila terjadi gerhana bulan pada bulan Rabiul Awal atau Mulud, dipercaya sebagai indikasi yang membawa kesialan. Gerhana dapat menjadi lambang kesedihan maupun duka yang dialami oleh seorang pemimpin.

4. Rabiul Akhir (Bakdo Mulud)

Mirip-mirip dengan gerhana bulan di bulan Safar menurut primbon Jawa, gerhana bulan yang terjadi bulan Rabiul Akhir atau Bakdo Mulud ternyata juga bisa jadi pertanda kurang baik. Gerhana yang terjadi pada bulan Bakdo Mulud dianggap sebagai isyarat akan munculnya wabah penyakit.

5. Jumadil Awal (Jumadil Awal)

Menurut Primbon Jawa, gerhana bulan yang terjadi pada Bulan Jumadil Awal memiliki makna yang baik. Fenomena ini dipercaya sebagai pertanda bahwa harga barang-barang pokok akan mengalami penurunan, sehingga masyarakat akan hidup dalam keadaan yang lebih sejahtera dan bahagia.

6. Jumadil Akhir (Jumadil Akhir)

Apabila terjadi gerhana bulan pada Bulan Jumadil Akhir, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan akan segera tiba. Namun, orang-orang tetap dianjurkan waspada. Pasalnya, hal ini juga dapat berdampak negatif dengan meningkatnya jumlah kematian pada hewan peliharaan.

7. Rajab (Rejeb)

Menurut kepercayaan Primbon Jawa, fenomena gerhana bulan yang terjadi pada Bulan Rejeb atau Rajab dapat diartikan sebagai pertanda yang menggembirakan bahwa kebutuhan pokok masyarakat akan menjadi lebih terjangkau dan dapat dipenuhi dengan mudah. Namun, di sisi lain, ada juga keyakinan bahwa gerhana bulan saat Bulan Rejeb bisa menjadi tanda adanya potensi konflik atau perselisihan di kalangan masyarakat.

8. Sya'ban (Ruwah)

Menurut kepercayaan Primbon Jawa, gerhana bulan di bulan Sya'ban atau Ruwah memiliki makna yang kurang baik bagi masyarakat Jawa tradisional yang mempercayai Primbon Jawa. Mereka beranggapan bahwa gerhana bulan di bulan ini dapat menjadi pertanda adanya wabah penyakit menular yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan mereka.

9. Ramadan (Poso)

Bulan Ramadan dipercaya sebagai bulan yang membawa banyak kebaikan Menurut kepercayaan Primbon Jawa, fenomena gerhana bulan yang terjadi pada saat Ramadan atau Poso, dianggap sebagai pertanda bahwasanya akan datang musim penghujan yang berlangsung dalam waktu yang lama. Musim hujan tersebut kerap kali disertai dengan intensitas kilat dan petir yang tinggi.

10. Syawal (Sawal)

Gerhana bulan yang terjadi pada bulan Sawal atau Syawal juga dianggap sebagai berita yang bagus. Fenomena ini diyakini sebagai isyarat bahwa harga kebutuhan pokok akan mengalami peningkatan. Masyarakat percaya bahwa ini adalah tanda bahwa kehidupan akan menjadi lebih sejahtera dan lebih bahagia.

11. Dzul Qa'dah (Besar)

Sama seperti gerhana bulan di bulan Safar menurut primbon Jawa, gerhana bulan yang terjadi pada Bulan Dzulqoidah atau Dzulkaidah juga dipercaya membawa pertanda yang tidak baik.

Fenomena gerhana bulan di bulan ini diartikan sebagai isyarat akan adanya kerusuhan yang besar. Kemungkinan terjadinya kerusuhan tersebut dapat memberikan dampak yang mengerikan bagi masyarakat dalam bentuk penderitaan.

12. Dzulhijjah (Dulkangidah)

Terakhir, arti gerhana bulan menurut Primbon Jawa yang terjadi pada bulan Besar atau Dzulhijjah atau Dulkangidah memiliki makna yang cukup positif. Fenomena gerhana bulan di bulan ini bisa membawa kesejahteraan serta keselamatan bagi seluruh masyarakat.

Itulah di antaranya beberapa arti gerhana di bulan Safar dan bulan-bulan lainnya menurut primbon Jawa. Semoga bermanfaat dan bisa menjawab rasa penasaran selama ini. Untuk selebihnya, keputusan akhir percaya atau tidak percaya dikembalikan lagi ke tangan pembaca.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)