Asian Games di Depan Mata, Ini Pesan Para Legenda Olahraga Indonesia
© Grab Indonesia
Kapanlagi.com - Bulan telah berganti menjadi Agustus. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Papua, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan sudah merasakan kemeriahan Pawai Obor Asian Games 2018. Diperkirakan, tanggal 18 Agustus nanti arak-arakan ini bakal sampai di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Api kemudian akan dipakai buat menyalakan kaldron, sekaligus sebagai penanda bahwa pesta olahraga paling heboh di Asia telah dimulai.
Ternyata kemeriahan Asian Games tidak hanya dirasakan lapisan tertentu. Sebuah kampanye bernama #KemenanganItuDekat #CeritaKemenangan telah dimulai oleh Grab, official mobile platform partner Asian Games 2018. Tujuannya supaya masyarakat Tanah Air tak hanya peduli dengan kemenangan di Asian Games tahun ini, tapi juga terhadap mereka yang pernah memenangkan dan mengharumkan nama Indonesia di masa lalu. Karena itu, Grab mengajak para legenda olahraga dari berbagai cabang untuk berlari bersama obor Asian Games.
Sebagai mantan atlet, wajar dong kalau mereka punya pengalaman bertanding yang lebih baik. Berikut adalah pesan-pesan dari veteran-veteran olahraga untuk mereka yang bakal bertanding di Asian Games 2018.
Advertisement
Tati Sumirah
Tahukah kamu, siapa Tati Sumirah? Pasti banyak yang geleng-geleng kepala. Dia adalah salah satu Srikandi bulu tangkis yang bikin Indonesia bersorak gembira karena berhasil memenangkan Piala Uber 1975 di depan publik sendiri. Wanita yang telah menginjak usia 66 tahun ini menganggap bahwa disiplin adakan kunci kesuksesan seorang olahragawan.
"Disiplin artinya harus patuh terhadap semua instruksi pelatih. Kemudian berlatih keras, fokus, dan menaati semua aturan yang diterapkan pelatih maupun institusi," jelasnya.
Selain itu Tati juga menekankan tentang pentingnya atlet untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri.
"Jadi, ketika kita jadi atlet pelatnas ya jangan disia-siain. Harus bertanggung jawab pada diri sendiri dulu aja, contohnya sebagai atlet ya makan-makanan bergizi jangan jajan sembarangan. Juga tanamkan tanggung jawab untuk memberikan kebanggaan pada bangsa dan keluarga," ujarnya.
Nico Thomas
Nico Thomas adalah sosok yang bikin Indonesia gegap gempita di tahun 1989 setelah memenangkan gelar juara dunia kelas terbang mini versi IBF. Meski badannya kecil, tidak menghalangi tekadnya untuk menjadi seorang pemenang. Baginya, kedisiplinan itu penting dan tak boleh dihiraukan begitu saja.
"Disiplin kalau sudah diselipin di kantong atau bawah bantal, bakalan hilang. Jangan sampai diselipin, harus selalu dijaga. Kita harus selalu bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan," jelas pria asal Ambon, Maluku, tersebut.
Susi Susanti
Susi Susanti, bukan saja menawan hati tapi juga bikin rakyat se-Nusantara berteriak kegirangan saat merebut medali emas di Olimpiade Barcelona, tahun 1992. Tangisan harunya di podium bakal selalu diingat oleh para pecinta bulu tangkis Indonesia.
Untuk Asian Games 2018, legenda badminton ini berharap agar setiap atlet punya semangat juang tinggi dalam mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia.
“Tentunya harapan bagi adik-adik atlet semangat berjuang, keep Indonesia, berikan yang terbaik bagi Indonesa, maju terus pantang mundur,” tuturnya.
Pascal Wilmar
Sosoknya tinggi besar. Wajar saja, karena dulunya Pascal Wilmar adalah pemain voli kawakan. Dia punya pesan buat para pemain voli Indonesia tentang siapa saja lawan yang harus diwaspadai.
"Tim kuda hitamnya Iran. Dalam tiga atau empat tahun terakhir perkembangan mereka pesat. Menurut informasi yang saya dengar, tim voli Iran dapat dukungan penuh dari negara, jadi para atletnya bisa benar-benar fokus di lapangan, tidak memikirkan yang lain-lain," jelasnya.
Bagaimana pandangannya tentang peluang Indonesia di cabang olahraga voli? Tampaknya Pascal mencoba realistis.
"Kalau China, Jepang, dan Korea sudah pasti kandidat juara. Saya harap Indonesia bisa melangkah jauh," tutupnya.
Abdul Rojak
Lewat kemampuan taekwondo-nya, Abdul Rojak membuat masyarakat Indonesia tersenyum bangga. Sayangnya, setelah memenangkan medali perak Asian Games 1996, namanya justru terlupakan.
Namun untuk #KemenanganItuDekat, Abdul Rojak kembali, sekaligus memberikan suntikan semangat bagi atlet-atlet taekwondo yang bakal terjun di Asian Games 2018 dengan #CeritaKemenangan yang pernah dialaminya.
"Poin yang terpenting adalah bagaimana mengalahkan diri sendiri. Bagaimana bisa membuat diri sendiri berjuang maksimal, berusaha meraih medali. Apa gunanya latihan capek-capek kalau tidak dibarengi perjuangan dan motivasi maksimal saat bertanding," pesannya.
Bagaimana, nih, para atlet Indonesia? Sudah siap memotivasi diri untuk bertanding semaksimal mungkin di Asian Games 2018 nanti?
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
(kly/tmi)
Advertisement
