Bacaan Niat Puasa Qadha dan Tata Caranya, Ketahui Juga Ketentuannya Agar Tidak Keliru

Diperbarui: Diterbitkan:

Bacaan Niat Puasa Qadha dan Tata Caranya, Ketahui Juga Ketentuannya Agar Tidak Keliru
Bacaan Niat Puasa Qadha (credit: freepik)

Kapanlagi.com - Puasa menjadi salah satu ibadah penting dalam agama Islam. Salah satu puasa yang hukumnya wajib ialah puasa Ramadan. Puasa ini dilakukan selama satu bulan penuh selama Ramadan. Bagi siapapun yang meninggalkannya, diwajibkan untuk mengganti di hari lain dengan melakukan puasa qadha. Oleh karena itu, sudah semestinya setiap muslim mengetahui bacaan niat puasa qadha.

Puasa qadha dilakukan sebagai ganti dari utang puasa yang ditinggalkan selama bulan Ramadan. Karena dilakukan terpisah dari bulan Ramadan, tentunya puasa qadha dan puasa Ramadan punya niat yang berbeda. Maka, penting untuk tahu bacaan niat puasa qadha tersebut. Pasalnya, bagaimanapun bacaan niat bisa jadi hal yang menentukan diterima atau tidaknya amalan atau ibadah seseorang.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut bacaan niat puasa qadha beserta ketentuan-ketentuannya yang penting diketahui umat muslim.

 

 

1. Ketentuan Puasa Qadha

Dalam pelaksanaan puasa wajib Ramadan seringkali terdapat halangan, seperti sakit, dalam perjalanan, sedang hamil dan menyusui, haid, nifas, dan sebagainya. Sehingga mengharuskan seseorang membatalkan atau bahkan tidak bisa menjalankan puasa. Puasa qadha menjadi cara untuk mengganti puasa Ramadan yang batal atau tidak dikerjakan tersebut.

Namun, khusus bagi orang tua yang kondisinya lemah dan tidak kuat lagi berpuasa, maka kewajiban puasa qadha diganti dengan membayar fidyah. Adapun fidyah yang dimaksud dihitung setiap hari tidak berpuasa diganti dengan 3/4 liter beras. Atau yang sama dengan takaran tersebut, atau bisa juga diganti dengan memberikan makanan yang mengenyangkan kepada fakir dan miskin.

Ketentuan-ketentuan tersebut di antaranya seperti yang disampaikan dalam surah Al Baqarah, ayat 184 yang artinya berbunyi:

"(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Bacaan Niat Puasa Qadha

Niat menjadi hal mendasar dalam suatu ibadah. Niat bisa menentukan diterima tidaknya suatu amalan ibadah, begitu pula dalam hal berpuasa. Dengan niat yang tulus, amalan ibadah puasa akan diterima dan diganti dengan pahala yang berlimpah.

Sebagaimana yang disinggung sebelumnya, niat puasa qadha berbeda dengan niat puasa Ramadan. Oleh karena itu, penting untuk setiap muslim mengetahuinya. Sebab dengan begitu, sebelum menjalankan puasa qadha, kita bisa mengucapkan niat dengan hati yang tulus ikhlas. Sehingga ibadah puasa kita akan terasa lebih mudah dikerjakan dan diberkahi oleh Allah SWT.

Adapun bacaan niat puasa qadha, berbunyi:

Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaa'i fardhi syahri Ramadhaana lillahi ta'aalaa.

Artinya:

"Aku berniat untuk mengqadha (mengganti) puasa bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."

 

 

3. Tata Cara Puasa Qadha

Selain niat puasa qadha, yang tak kalah penting adalah mengetahui tata cara pelaksanaannya. Sebab, ada beberapa ketentuan-ketentuan dalam tata cara puasa qadha yang harus dipahami, salah satunya terkait waktu pelaksanaan. Puasa qadha Ramadan bisa dilakukan kapan saja. Namun, disarankan untuk menyegerakannya.

Bahkan, beberapa pendapat juga menyebut puasa qadha Ramadan harus dikerjakan lebih dahulu sebelum menjalankan puasa sunnah seperti puasa Syawal, Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, Tasu'a, Asyura, Daud, dan lainnya. Dilansir dari merdeka.com, dalam kitab Al-Jami' li Ahkam Ash-Shiyam yang dinukilkan oleh penulisnya Imam Abu Hanifah menerangkan:

"Kewajiban meng-qadha puasa Ramadan adalah kewajiban yang lapang waktunya tanpa ada batasan tertentu, walaupun sudah masuk Ramadan berikutnya."

Selain itu terkait waktu pelaksanaan, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa puasa qadha boleh dikerjakan secara tidak berurutan. Pendapat tersebut diperkuat dengan hadis yang berbunyi:

"Qadha (puasa) Ramadan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan." (HR. Daruquthni).

Meski demikian, ada pula yang tetap meyakini bahwa puasa qadha untuk mengganti Ramadan harus dikerjakan secara berurutan. Walaupun, belum ditemukan hadis yang dapat memperkuat pendapat tersebut.

Itulah di antaranya bacaan niat puasa qadha untuk mengganti puasa Ramadan. Semoga bermanfaat dan bisa menambah keimanan kita sebagai seorang muslim. Amiin.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending