Banjir Hebat di Situbondo: Ratusan Rumah Terendam, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Banjir Hebat di Situbondo: Ratusan Rumah Terendam, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi
Banjir dari luapan Sungai Lubawang menerjang permukiman warga, Rabu (6/2/2025), pukul 17.30 WIB.

Kapanlagi.com - Banjir besar kembali menerjang Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir, mengakibatkan dampak yang cukup mengkhawatirkan. Hujan deras dengan intensitas tinggi telah menyebabkan sungai meluap, menggenangi permukiman warga dan merusak berbagai fasilitas umum serta infrastruktur yang ada. Menanggapi situasi darurat ini, pemerintah daerah segera mengeluarkan langkah proaktif dengan menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi.

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Situbondo, Nyai Khoirani, mengungkapkan bahwa Surat Keputusan (SK) penetapan status tanggap darurat telah ditandatangani pada Rabu (5/2) untuk mempercepat penanganan bencana. "SK penetapan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sudah saya tandatangani pada Rabu (5/2), berdasarkan laporan kejadian bencana alam," ujar Nyai Khoirani, seperti yang dilansir dari ANTARA.

Banjir yang terjadi selama tiga hari ini telah berdampak luas di sejumlah kecamatan. Ratusan rumah terendam, akses jalan terputus, dan banyak warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain banjir, ancaman lain seperti tanah longsor dan angin kencang semakin memperburuk keadaan, dengan pohon-pohon tumbang serta putusnya akses di beberapa wilayah.

1. Kronologi Banjir: Hujan Deras hingga Luapan Sungai

Bencana memilukan melanda Situbondo sejak Senin (3/2) ketika hujan deras tak henti-hentinya mengguyur wilayah tersebut. Luapan air sungai mengakibatkan banjir bandang yang merendam ratusan rumah di Desa Tambak Ukir dan Desa Kendit, dengan sekitar 20 rumah mengalami kerusakan total.

Tak hanya itu, Desa Melandingan Kulon dan Desa Sumberpinang di Kecamatan Melandingan juga terkena dampak, di mana sekitar 700 rumah terendam, aktivitas warga terhambat, dan sawah serta fasilitas umum pun rusak. Pada Selasa (4/2), longsor di Desa Patemon membuat akses antar-dusun terputus dan warga terisolasi.

Puncak bencana terjadi pada Rabu (6/2) ketika Sungai Lubawang meluap dan merendam permukiman di Desa Kalianget dengan ketinggian air lebih dari 1 meter, memaksa banyak warga mengungsi ke Masjid Nurut Taufiq.

"Banjir ini berasal dari luapan Sungai Lubawang dan jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman," kata Ali Said, salah seorang warga terdampak.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Dampak Bencana: Rumah, Infrastruktur, dan Lahan Pertanian Terendam

Banjir yang melanda Dusun Ngabinan, Desa Patemon, telah menciptakan dampak yang sangat meresahkan, merendam bukan hanya rumah-rumah penduduk, tetapi juga menghancurkan infrastruktur vital. Jembatan utama yang menghubungkan daerah tersebut terputus, membuat sekitar 250 kepala keluarga terjebak dalam isolasi.

"Air ini berasal dari luapan air sungai dan dari sawah yang mengelilingi sekolah kami," ujar Kepala Sekolah Susiana. Ruang guru, ruang kepala sekolah, hingga ruang administrasi terendam, sehingga proses belajar mengajar harus dialihkan secara daring.

Tak hanya itu, sektor pertanian pun terpuruk, dengan ratusan hektare sawah yang siap panen tenggelam dalam genangan, menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Lebih menyedihkan lagi, puluhan ternak seperti sapi, domba, dan kambing dilaporkan hanyut terbawa arus, menambah derita masyarakat yang sudah terpuruk.

3. Respons Pemerintah: Status Darurat dan Bantuan bagi Korban

Sebagai respons cepat, Pemkab Situbondo menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi untuk mempercepat upaya penanganan. "Kalau dari pemerintah daerah sudah mendirikan dapur umum di kantor kecamatan yang wilayahnya terdampak bencana banjir, banjir bandang maupun longsor," jelas Nyai Khoirani.

BPBD Kabupaten Situbondo juga telah mengajukan penggunaan dana belanja tak terduga (BTT) guna membantu korban. Bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB mulai disalurkan, termasuk sembako, terpal, matras, tikar, pakaian, hingga peralatan seperti cangkul dan sekop.

4. Kendala di Lapangan: Evakuasi dan Distribusi Bantuan

Meskipun bantuan mulai mengalir, proses evakuasi warga masih terhambat oleh berbagai tantangan. Banyak daerah yang terkena dampak bencana sulit dijangkau akibat jalanan yang terendam air dan tertutup material longsoran.

Sementara itu, distribusi bantuan harus dilakukan secara bertahap mengingat jumlah warga yang terdampak sangat besar. Pemerintah daerah pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti petunjuk evakuasi demi keselamatan mereka.

5. Upaya Pencegahan Banjir di Masa Depan

Banjir yang melanda menjadi sebuah pelajaran berharga mengenai betapa krusialnya sistem peringatan dini yang lebih canggih. Pemerintah diharapkan dapat memperkuat teknologi pemantauan cuaca agar mampu memberikan informasi lebih cepat kepada masyarakat.

Tak kalah penting, peningkatan infrastruktur seperti pembangunan tanggul dan perbaikan drainase harus menjadi fokus utama untuk meminimalisir risiko banjir di masa depan.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana juga sangat diperlukan, agar setiap individu lebih siap menghadapi ancaman bencana yang mungkin terjadi.

6. Pertanyaan & Jawaban Seputar Banjir di Situbondo

1. Apa penyebab utama banjir di Situbondo?

Banjir di Situbondo disebabkan oleh hujan deras berkepanjangan yang membuat sungai meluap dan merendam permukiman warga.

2. Wilayah mana saja yang terdampak banjir?

Beberapa wilayah terdampak meliputi Kecamatan Kendit, Kecamatan Melandingan, Kecamatan Bungatan, dan Kecamatan Banyuglugur.

3. Apa langkah yang diambil pemerintah dalam menangani banjir ini?

Pemerintah menetapkan status tanggap darurat, mendirikan dapur umum, menyalurkan bantuan logistik, dan melakukan evakuasi warga terdampak.

4. Bagaimana cara mencegah banjir di masa depan?

Pencegahan dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem drainase, membangun tanggul, meningkatkan sistem peringatan dini, dan mengedukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)