Biografi Moh Yamin Pahlawan Nasional dan Tokoh Politik yang Juga Sastrawan, Simak Karya-karyanya

Diterbitkan:

Biografi Moh Yamin Pahlawan Nasional dan Tokoh Politik yang Juga Sastrawan, Simak Karya-karyanya
Biografi Moh Yamin (credit: flickr)

Kapanlagi.com - Siapa yang tak kenal Moh Yamin? Setiap masyarakat Indonesia hampir pasti sudah mengenalnya. Moh Yamin atau Mohammad Yamin dikenal sebagai Pahlawan Nasional, tokoh politik, dan seorang budayawan sekaligus sastrawan. Biografi Moh Yamin bisa jadi satu bacaan wajib untuk kalian yang ingin semakin mengenali tokoh serba bisa ini.

Moh Yamin merupakan seorang tokoh berdarah Minang. Moh Yamin dikenal karena kiprahnya yang semasa hidup sangat aktif di ranah politik, hukum, budaya, dan sastra. Moh Yamin sangat berjasa dalam kemajuan perpolitikan Indonesia. Dalam kesastraan, Moh Yamin juga telah menghasilkan banyak karya.

Moh Yamin begitu dikagumi bahkan hingga sekarang karena jasa-jasanya dan karya-karyanya yang luar biasa. Untuk mengenali sosoknya, langsung saja simak biografi Moh Yamin berikut ini.

 

1. Kehidupan Pribadi Moh Yamin

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Moh Yamin atau Mohammad Yamin merupakan seorang Pahlawan Nasional, politisi, budayawan, sekaligus sastrawan berdarah Minang. Moh Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat. Moh Yamin merupakan putra dari pasangan Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah.

Moh Yamin juga dikenal sebagai seorang aktivis sekaligus cendekiawan. Moh Yamin menempuh pendidikan dasae dengan bersekolah di bersekolah di Hollands Indlandsche School (HIS). Moh Yamin juga sempat mendapat pendidikan di sekolah guru. M. Yamin juga mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) yang sekarang dikenal dengan Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Setelah dewasa tepatnya pada 1937, Mohammad Yamin menikah dengan Siti Sundari. Istri Moh Yamin tersebut merupakan putri seorang bangsawan dari Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. Pernikahan Moh Yamin dan Siti Sundari dikaruniai satu orang putra, Dang Rahadian Sinayangsih Yamin.

Moh Yamin tutup usia pada tanggal 17 Oktober 1962, pada usia 59 tahun. Moh Yamin wafat di Jakarta. Moh Yamin kemudian dimakamkan di tanah kelahirannya, di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Saat wafat, Moh Yamin tengah menjabat sebagai Menteri Penerangan.

Karena jasanya, Moh Yamin kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Karier Politik Moh Yamin

Karier politik Moh Yamin bermula saat masih muda. Saat itu, Moh Yamin diangkat menjadi ketua Jong Sumatera Bond pada tahun 1926 sampai 1928. Setelahnya, di tahun 1931, Moh Yamin bergabung dengan Partai Indonesia sampai akhirnya partai tersebut dibubarkan. Lepas dari Partai Indonesia, Moh Yamin mendirikan partai Gerakan Rakyat Indonesia bersama Adam Malik, Wilipo, dan Amir Syarifudin.

Moh Yamin juga merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota panitia Sembilan. Itu artinya, Moh Yamin turut serta dalam merumuskan Piagam Jakarta yang kemudian menjadi cikal bakal dari UUD 1945 dan Pancasila. Tak berhenti sampai di situ, Moh Yamin juga sempat diangkat menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Di masa kependudukan Jepang di tahun 1942--1945), Moh Yamin bertugas pada Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Kemudian di tahun 1945, Moh Yamin dipilih menjadi anggota BPUPKI. Selama dalam sidang BPUPKI, Yamin banyak menuangkan ide dan pemikirannya. Moh Yamin menjadi satu tokoh yang mengusulkan agar hak asasi manusia dimasukkan ke dalam konstitusi negara.

Usulan dari Moh Yamin di sidang BPUPKI mendapat dukungan Soekarno. Sejak saat itu, Soekarno juga semakin menaruh perhatian pada sosok Moh Yamin yang kritis dalam berpikir. Setelah Indonesia merdeka, Soekarno melantik Moh Yamin untuk mengisi jabatan yang penting dalam pemerintahannya.

Tercatat, Moh Yamin pernah mengisi berbagai jabatan penting di pemerintahan Indonesia masa itu. Moh Yamin pernah menjadi anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman (1951-1952), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953-1955), Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961-1962). Terakhir sebelum tutup usia, Moh Yamin menjadi Menteri Penerangan Indonesia ke-14 (6 Maret 1962-17 Oktober 1962).

 

3. Karier dan Karya di Kesastraan

Selain sebagai politisi, Moh Yamin juga dikagumi sosoknya sebagai budayawan sekaligus sastrawan. Karier Moh Yamin di dunia sastra dimulai pada dekade 1920-an. Pada masa itu, Moh Yamin menulis karya-karyanya dalam bahasa Melayu. Karya-karya tersebut dimuat dalam jurnal Jong Sumatra yang notabenenya merupakan sebuah jurnal berbahasa Belanda pada tahun 1920.

Di tahun 1922, Moh Yamin mulai menulis puisi. Puisi pertamanya berjudul Tanah Air. Di puisi itu, Moh Yamin menuliskan tentang tanah kelahirannya yaitu tanah Minangkabau di Sumatra. Tanah Air juga sekaligus merupakan buku himpunan puisi modern Melayu pertama yang pernah diterbitkan di Indonesia.

Moh Yamin menerbitkan buku himpunan puisinya yang kedua, berjudul Tumpah Darahku. Buku himpunan puisi ini muncul bertepatan sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.

Sebagai seorang sastrawan, Moh Yamin dikenal punya gaya yang khas. Terkhusus dalam berpuisi, Moh Yamin menuliskan puisi dengan gaya berpantun. Hal ini bisa dilihat dari akhiran setiap barisnya yang diisi kata berima. Moh Yamin juga dikenal sebagai tokoh sastra pertama yang menggunakan bentuk soneta pada tahun 1921.

Moh Yamin juga disebut-sebut menjadi salah satu pelopor Angkatan Pujangga Baru yang berdiri pada tahun 1933. Karya-karya Moh Yamin yang terlahir di zaman sebelum hingga setelah kemerdekaan, kerap membawa semangat nasionalisme. Tak hanya puisi, Moh Yamin juga menulis buku-buku lain seperti novel hingga buku-buku berisi ide gagasannya. Adapun beberapa karya Moh Yamin adalah sebagai berikut.

- Tanah Air: kumpulan puisi (1922)

- Indonesia, Tumpah Darahku: kumpulan puisi (1928)

- Menanti Surat dari Raja: terjemahan (1928)

- Kalau Dewa Tara Sudah Berkata: drama (1932)

- Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga: terjemahan (1933)

- Ken Arok dan Ken Dedes: drama (1934)

- Sejarah Peperangan Dipanegara: sejarah (1945)

- Tan Malaka: sejarah (1945)

- Gajah Mada: novel sejarah (1948)

- Sapta Dharma: sejarah revolusi (1950)

- Revolusi Amerika: sejarah (1951)

- Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia: sejarah (1951)

- Bumi Siliwangi: kumpulan soneta (1954)

- Kebudayaan Asia-Afrika: sejarah (1955)

- Konstitusi Indonesia dalam Gelanggang Demokrasi: hukum (1956)

-6000 Tahun Sang Merah Putih: sejarah (1958)

- Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar (1960, 3 jilid)

- Ketatanegaraan Majapahit: sejarah (1962, 7 jilid)

Itulah di antaranya ulasan terkait biografi Moh Yamin beserta kariernya di dunia politik dan sastra. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan!

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending