Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Ada andil wali songo dalam sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui biografi para wali songo. Sebagaimana namanya, wali songo berjumlah 9. Sunan Giri menjadi salah satunya. Biografi Sunan Giri juga penting untuk diketahui, karena di dalamnya terdapat banyak kisah perjuangan yang isa diteladani.
Sama seperti wali songo lainnya, Sunan Giri juga mempunyai kisah dakwahnya tersendiri. Sunan Giri berdakwah menyebarkan agama Islam di era kerajaan Majapahit. Dalam berdakwah menyebarkan agama Islam, Sunan Giri mempunyai metode yang unik dan khas. Untuk lebih lengkapnya, berikut ulasan tentang biografi Sunan Giri.
(credit: wikipedia)
Sunan Giri hidup di abad ke-14. Sunan Giri lahir pada tahun 1442 M dengan nama lahir nama Jaka Samudra. Selain dikenal sebagai Sunan Giri dan nama lahirnya yaitu Jaka Samudra, beliau juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin. Nama Sunan Giri sendiri didapatkan dari kisahnya membangun sebuah pesantren Giri Kedaton di Gresik.
Sunan Giri terlahir di keluarga ningrat. Ayah Sunan Giri bernama Syekh Maulana Ishak. Beliau merupakan keturunan Rasulullah SAW melalui jalur Husein, putra Sayyidah Fatimah. Sementara itu, ibu dari Sunan Giri bernama Dewi Sekardadu. Sang ibu masih merupakan anak Raja Blambangan, Bhre Wirabhumi yang tak lain adalah Maharaja Hayam Wuruk yang sempat memimpin Majapahit.
Meski lahir dalam keluarga darah biru, nasib Sunan Giri semasa kecil terbilang malang. Sunan Giri terlahir dalam situasi yang buruk dimana pada saat itu sedang muncul wabah penyakit serius di Gresik. Akibatnya, Sunan Giri yang baru lahir jadi kambing hitam dianggap sebagai pembawa bencana. Sampai akhirnya, Bhre Wirabumi yang tak lain adalah kakek Sunan Giri memerintahkan orang untuk membuang cucunya itu ke laut.
Beruntung saat dibuang, Sunan Giri yang saat itu masih bayi ditemukan oleh Nyi Ageng Pinatih. Nyi Ageng Pinatih tak lain merupakan seorang saudagar kaya raya di Gresik. Sejak saat itu, Sunan Giri kemudian dirawat dan dibesarkan Nyi Ageng Pinatih sampai dia berusia 7 tahun. Pasalnya, setelah usianya genap 7 tahun, Sunan Giri mulai bertualang untuk belajar memperdalam agama Islam.
Sunan Giri wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di atas bukit di daerah Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Sunan Giri mulai belajar agama Islam sejak usia yang masih sangat kecil yaitu 7 tahun. Pada waktu itu, Sunan Giri masih dikenal sebagai Jaka Samudra dititipkan oleh Nyi Ageng Pinatih yang menemukannya di laut ke Pesantren Ampel Denta yang diasuh Sunan Ampel. Oleh sang guru Sunan Ampel, nama Jaka Samudra kemudian diganti menjadi Raden Paku.
Selama berada di pesantren Ampel Denta, Sunan Giri atau Raden Paku belajar banyak hal mengenai ilmu agama. Sunan Giri banyak mengaji Al Quran, hadits, fiqih, dan Tasawuf dipandu langsung oleh sang guru, Sunan Ampel. Karena kecerdasannya Raden Paku mampu menangkap setiap hal yang diajarkan Sunan Ampel. Berkat bakat istimewa itu, Raden Paku kemudian diberikan gelar Maulana Ainul Yaqin.
Tak puas hanya belajar di pesantren, Raden Paku atau Maulana Ainul Yaqin memutuskan untuk belajar agama ke Mekah. Rencana awalnya, Maulana Ainul Yaqin akan ke Mekah untuk belajar sekaligus melakukan ibadah haji. Namun dalam perjalanan saat tiba di Aceh, Maulana Ainul Yaqin justru bertemu sang ayah Syekh Maulana Ishak. Oleh sang ayah, Maulana Ainul Yaqin justru disarankan untuk memperdalam ilmu agama dan dianjurkan untuk membangun sebuah pondok pesantren di tanah kelahirannya, di daerah Gresik.
Singkat cerita, Maulana Ainul Yaqin atau Sunan Giri mengiyakan anjuran sang ayah tersebut. Beliau lantas membangun pesantren Giri Kedaton di Gresik. Pesantren itupun berkembang pesat dan sempat terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa.
Bahkan tak hanya di daratan Jawa, pengaruh pesantren Giri Kedaton juga disebut-sebut sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Maluku. Pengaruh pesantren Giri Kedaton di Gresik dan sekitarnya bertahan cukup lama sampai beberapa generasi hingga akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.
Advertisement
(credit: wikipedia)
Wali songo umumnya dikenal karena metode dakwah mereka yang unik dan berusaha mendekatkan diri dengan masyarakat. Sunan Giri sendiri melakukan berbagai macam metode dalam dakwahnya. Metode dakwah Sunan Giri itu mencakup aspek pendidikan, budaya, bahkan sampai ke politik.
Pesantren Sunan Giri sudah terkenal di penjuru negeri membuat banyak santri yang berasal dari berbagai daerah. Meski sudah mendatangkan banyak santri dari berbagai daerah, Sunan Giri tetap tak segan untuk menjemput bola dan melakukan pengajaran secara empat mata.
Selain itu, Sunan Giri juga berusaha mendekati masyarakat. Misalnya dengan mengumpulkan masyarakat di acara-acara slametan, upacara, dan lainnya. Lewat acara tersebut, ajaran agama Islam disampaikan secara lembut dan mudah dipahami.
Sunan Giri juga melakukan dakwah dengan berkesenian. Sunan Giri kerap mamanfaatkan seni pertunjukan dalam dakwahnya. Hal ini terbukti efektif menarik minat masyarakat. Dalam berkesenian, Sunan Giri juga dikenal sebagai pencipta dari tembang-tembang Jawa seperti Asmaradhana dan Pucung, kemudian Padang Bulan, Jor, Gula Ganti, dan permainan anak-anak Cublak-cublak Suweng.
Itulah di antaranya sekilas tentang biografi Sunan Giri. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan!
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/gen/psp)
Advertisement
Mengenal Sherly Tjoanda: Cagub Malut Baru, Gantikan Suami yang Tewas dalam Kecelakaan Kapal
Profil Mega Putri Aulia, Mantan Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Cantik Berbalut Hijab
Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Siapkah Marselino Ferdinan Bawa Timnas Menang di Piala AFF 2024?
Mega Putri Aulia Nangis Minta Sinetron 'TUKANG BUBUR NAIK HAJI' Tak Tayang Lagi
Timnas Indonesia Tembus Posisi 125 Dunia, Peningkatan Signifikan dalam Ranking FIFA